NovelToon NovelToon
Suami Yang Ku Benci

Suami Yang Ku Benci

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:51.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.

Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.

Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYKB 8 Mengajak Berbicara

Suami Yang Ku Benci (8)

" Yah, Saphira ada di kota ini. Apa ayah sudah tahu?," tanya Nurma tergesa-gesa masuk ke dalam rumah kedua orangtuanya.

Perut buncitnya tak menghalanginya untuk setengah berlari agar kabar yang ia bawa segera sampai.

" Yang benar kamu?," Rani sang ibu bertanya. Ia segera duduk di samping suaminya yang memang sedang menyaksikan acara televisi.

" Tadi, Mas Robi nelpon. Katanya ia ketemu Saphira sedang bersama suami dan anak-anaknya," jawab Nurma langsung meminum teh yang dibawa ibunya sampai tandas

" Itu punya ayahmu. Tidak sopan," gerutu Hadi tak suka Nurma yang tidak ada sopan santun padanya.

" Aku haus, Yah. Ibu kan bisa membuatkan lagi untuk ayah,"

Rani mendelik. "Kamu lah yang bikin. Enak saja nyuruh. Memangnya ibu ini b@bu?,"

"Aku lagi hamil,Bu,"

" Kamu cuma hamil. Bukan sakit berat,"

Walaupun sambil menggerutu akhirnya Nurma pergi ke dapur dan membiuatkan teh penggantinya.

" Coba ceritakan lagi soal Saphira,"

Setelah Nurma datang dan meletakkan teh milik suaminya, Rani bertanya. Kalau benar ucapan anaknya, ia tahu kemana harus mencari Saphira.

" Katanya dia melihat Saphira sedang ada di kota ini. Tadi mereka tidak sengaja bertemu di Mall,"

" Mas, coba kamu temui Saphira. Mumpung di kota ini. Jadi, kita tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menemuinya di kota tempat tinggalnya," Rani sudah tidak sabar. Hanya Saphira yang bisa menolong mereka saat ini.

" Jangan terlalu berharap," Hadi tak semangat.

Masalahnya ada suami Saphira. Laki-laki itu kalau sudah mode serius membuat bulu kuduk merinding.

" ish, Mas coba saja dulu. Bawa mainan untuk anak-anaknya. Bilang kamu rindu mereka,"

"Iya, yah. Baik-baikin mereka lah. Biar Aku terkena cipratan uang juga,"

Hadi menatap Rani tak suka. "Carilah uang untuk dirimu sendiri. Jangan hanya bisa merepotkan. Kamu di sekolahkan tinggi-tinggi agar bisa mandiri bukan hanya jadi beban orang tua," Hadi mulai mengeluarkan kekesalannya.

Padahal, Saphira saja ia biarkan membayar sekolahnya sendiri. Ia hanya memberikan uang alakadarnya.

Berbeda dengan Nurma yang ia sekolahkan dengan uangnya bahkan semua kehidupannya ia tanggung.

" Aku belum bisa bekerja sekarang. kehamilanku membuat tidak ada yang mau menerimaku, Yah,"

" Cepatlah lahir biar kamu bisa kerja. Ayah juga tidak bekerja saat ini, tidak mungkin bisa memberimu uang," Hadi pergi begitu saja. Malas jika Nurma datang dan ujung-ujungnya minta uang.

" Lagian Robi itu tidak bertanggung jawab sama sekali. Masa tidak membiayai biaya persalinan kamu. Padahal kamu hamil anak dia," Rani mengomel.

Nurma hanya meringis. Seandainya ibunya tahu jika Robi memberikannya sejumlah uang untuk persalinannya nanti namun, ia pakai untuk kebutuhan pribadinya, entah apa yang akan terjadi.

" Bilang padanya, yang putus hubungan cuma kamu dan dia. Sementara anakmu tetap tanggung jawabnya,".

Glek

Nurma hanya mengangguk. Apa yang harus ia sampaikan jika sebenarnya untuk anaknya, Robi masih bertanggung jawab.

"Jangan cuma ngangguk. Tapi, bilang pada orangnya. Kalau kamu tidak berani, biar ibu yang maju. Enak saja kamu dan anakmu jadi tanggung jawab ibu," kesalnya.

Sulitnya ekonomi membuat Rani tak lagi melihat Nurma sebagai anak tersayangnya. Yang ada sekarang adalah sebisa mungkin mengurangi beban dan Nurma termasuk beban karena meminta ini dan itu padanya.

...******...

"Kalau bukan demi uang, aku ogah panas-panasan begini. Mana belum pasti juga kapan Phira datang lagi kesini," Hadi menggerutu sambil duduk di bawah motornya yang ia parkir kan di bawah pohon.

Lumayan menangkal panas di saat matahari ada di atas kepala. Dia hari sudah ia mendatang pemakaman umum tempat mantan istrinya di kebumikan. Namun, tak ada tanda-tanda kedatangan Saphira dan suaminya.

" Ck, sampai kapan aku harus menunggu kedatangannya yang belum pasti,"

Walau belum pasti, tidak ada cara lain agar bisa bertemu Saphira selain di pemakaman ini. Biasanya sebelum pergi lagi, Saphira akan mendatangi makam lagi untuk pamit.

"Apa mereka langsung pulang lagi ya?,"

Sementara orang yang di tunggu sedang menemani si kembar di kebun binatang. Setelah gagal terus, akhirnya agenda ke kebun binatang bisa terlaksana.

" Bun, lihat monyetnya lucu," Shila sampai tertawa melihat tingkah menggemaskan binatang berbulu itu.

" Iya."

 " Ayo kesana. Kita lihat buaya," Shila yang antusias menarik tangan Kaivan sementara Saphira berjalan santai bersama Sakha.

" Kamu tidak takut?," tanya Kaivan.

" Buaya nya ada di kandang. Kalau keluar kandang baru Shila takut,"

Kaivan hanya tersenyum mendengar jawaban Shila.

Sementara di tempat lain, Robi pun berkali-kali mendatangi tempat ia bertemu Saphira berharap bisa bertemu wanita itu lagi.

Entah apa tujuan Robi setelah dulu ia yang mendapat penolakan dari Saphira malah bekerja sama menjebak Saphira bersama Nurma.

Seminggu sudah keluarga kecil itu menikmati liburannya. Kaivan benar-benar melakukan apa yang ia janjikan. Tidak ada kegiatan pekerjaan yang membuat liburannya terganggu.

" Ada yang mau di beli lagi?," tanya Kaivan saat ia sudah memasukkan barang ke bagasi. Hari ini rencana mereka akan pulang. Berbagai oleh-oleh,sudah mereka beli.

" Aku mau beli bunga dulu. Pamit ke makam ibu." jawab Saphira saat anak-anaknya sudah duduk anteng di dalam mobil.

" Baiklah. Ayo kita pergi sebelum hujan,"

langit sudah mendung. Angin yang berhembus bahkan sangat dingin menusuk tulang.

"Bu, kami akan pulang malam ini. Ini kunjungan terakhir sebelum kami pulang. Anak-anak tertidur di mobil jadi tidak ikut berpamitan. Semoga ibu bahagia di sana" Saphira mengusap nisan.

Kaivan berjongkok dan merangkul pundak Saphira. " Kami berjanji akan sering-sering mengunjungi ibu,"

"Bu, do'akan agar aku bisa menaklukkan hati putrimu," Bisik Kaivan dalam hatinya.

Di luar area pemakaman, Hadi dengan malas datang kesana.

"Ck, mau hujan segala. Kalau hari ini aku tidak menemukan mereka, aku tidak akan datang lagi kesini. " gerutu Hadi sambil memarkirkan motornya di samping sebuah mobil.

Hadi melirik sekilas sebelum akhirnya tetes demi tetes hujan turun.

" Lebih baik aku pulang. Mana mungkin mereka datang saat hujan begini,"

Belum sempat memundurkan motornya, dua orang yang berlari dari dalam area pemakaman membuat Hadi berhenti.

" Saphira..." ucapnya pelan.

Hadi menajamkan penglihatannya untuk memastikan. Hingga keduanya berlari ke arah mobil di sampingnya.

" Saphira, itu benar kamu?,' tanya Hadi karena Saphira yang menundukkan kepalanya dengan tangan memayungi kepalanya tidak melihat ke arahnya.

Deg

Saphira berdiri tegak menghadap ayahnya yang sudah mendekatinya.

" Apa kabarmu?,"

" Baik. Maaf, permisi aku mau masuk mobil," ucap Saphira datar.

" Nak, boleh bicara sebentar," ucapnya lembut.

Jika dulu, Saphira akan tersentuh dengan panggilan lembut itu. Namun, saat ini ia tak lagi ingin mendengarnya.

Saphira membatu. Ia tak pernah ingin bertemu laki-laki itu lagi.

" Ikuti mobil kami," Kaivan sedikit mendorong Hadi dan membantu Saphira masuk ke dalam mobil. Hujan semakin deras.

Brakkk

" Kita bicara di restoran terdekat," pesan Kaivan sebelum berlari mengitari mobil dan masuk dari pintu yang lain.

TBC

1
Nini Tuti
luar biasa
bunda DF 💞
💞💞
bunda DF 💞
kasian saphira
farah felany
Luar biasa
Isna mansur
keren...keren...seru bgt ceritanya..../Good//Good//Good/
Komang Diani
Luar biasa
Trimuntari Darwin
yessss
Trimuntari Darwin
thor udh selesai SYKB y kok timbul judul baru
Trimuntari Darwin
kalo gk ada flashback sempat bingung thor
lanjut thor
maya ayu
lanjut thoorrr👍👍
maya ayu
kaivan maksudnya thoorrr
maya ayu
thoorrr kok up nya lama sih thoorr?????
hansen
lanjut Thor
Aisyah farhana
nyesalnya telat bapak Hadi
Aisyah farhana
selalu hadir kak
Aisyah farhana
ini buru buru yahh kak banyak typonya mohon koreksi bacanya sedikit aneh jadinya tetep semangat ok
Aisyah farhana
harusnya logika dipakai ya para orang pintar tapi tidak cerdas obsesi itu hanya menjerumuskan Laura ayooo bisa lahhh
Aisyah farhana
apapun semoga yang terbaik buat kalian sekeluarga yahh
Angga Anggi
giman ceritanya ini, blom ktauan apa yg terjadi dgn Sintia ekh mlh kecrta lain
Aisyah farhana
ingatannya mundur yahh kak g apa apa lahhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!