Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Pagi harinya Felysia sudah bangun dan mulai memasak untuk sarapan seperti biasa, bahkan saat sarapan Felysia bersikap seperti biasanya saja namun tidak dengan mbk Mala dan juga wulia yang dari tadi melihat Felysia yang sedang sarapan.
Selesai sarapan Felysia pun mengajak semua orang untuk ke ruang tamu dan segera mengatakan maksud dan tujuannya dan juga untuk mengatakan bagaimana jawabannya apakah dia akan ikut kembali ke Jakarta atau tetap di Lombok. Mbk suci dan mas Dimas juga sudah ada di sana untuk mendengarkan jawaban dari Felysia.
"Bagaimana nduk sama keputusan kamu?" tanya mbok Sumi.
"Felysia memutuskan untuk..... Felysia akan ikut kembali ke Jakarta mbok," sahut Felysia mendapatkan senyuman hangat dari mbok Sumi dan juga yang lainnya.
Semuanya merasa senang karena Felysia ikut karena juga Felysia tetap di Lombok maka semua tidak akan tenang berada di Jakarta sementara Felysia di Lombok sendirian.
"Terus pekerjaan kamu gimana nduk?" tanya mbok Sumi.
"Sebenarnya Felysia sudah berhenti dari kemarin mbok karena Bu Sarah akan pindah ke Jakarta juga ke rumah anaknya jadi tokonya di tutup," ucap Felysia.
"Syukur kalau begitu." mbok Sumi senang karena Felysia memilih untuk ikut dengan semua orang.
Satu Minggu kemudian.....
Mereka semua sudah berada di pesawat untuk kembali ke Jakarta, Adriel sangat senang karena ini adalah pengalaman pertamanya menaiki pesawat.
"Anak mama kenapa, seneng ya bisa naik pesawat." sahut Felysia dan langsung mendapatkan anggukan dari Riel.
"Iya, ma. iel seneng banget bisa naik pesawat," sahut Riel.
Setelah perjalanan panjang akhirnya mereka pun sampai di Jakarta, ada trauma dari Felysia apa lagi sekarang ini dia sudah lama sekali tidak kembali ke Jakarta lagi membuat beban di dalam dirinya.
Mereka pun segera menuju ke kontrakan yang sudah di pesan oleh mbk suci jauh jauh hari, untungnya saja mas dimas tidak di tempatkan di pusat kota melainkan di pinggiran kota Jakarta sehingga Felysia bisa sedikit lega karena tidak berdekatan dengan Adiguna Company.
Mereka mengendarai mobil menuju ke pinggiran kota Jakarta, meski pun sedikit kumuh tapi masih bisa di terima oleh semua orang bahkan mbk Mala yang sudah lama tinggal di Lombok pun mereka kangen sekali datang ke Jakarta untuk kembali mengadu nasib di ibu kota yang keras ini.
Sampai di kontrakan yang sudah di pesan segera mereka beres beres rumah, seperti biasa mbk suci memesan dua rumah kontrak yang tak terlalu jauh dan saling berdekatan. Mbk Suci dan sang suami tinggal bertiga dengan Amanda juga sedangkan mbk Mala dan hang lainnya tinggal bersama seperti waktu di Lombok kemarin.
"Sayang, kita masuk yuk." ajak Felysia kepada sang anak yang sudah sangat mengantuk karena selama perjalanan di pesawat tadi Adriel sama sekali tidak tidur dan memilih melihat pemandangan langit tinggi yang menurutnya sangat bagus itu.
Keesokan harinya Adriel di jaga oleh mbok Sumi karena Felysia harus mencari pekerjaan untuk menyambung hidup dan juga membeli susu dan baju bagus untuk sang anak, bagi Felysia tak apa dirinya tidak memakai baju bagus dan makan seadanya tetapi baginya kesenangan sang anak adalah yang utama.
"Alhamdulillah akhirnya aku bisa kerja," gumam Felysia yang baru saja di terima di usaha catering.
"Sayang," panggil Felysia yang sudah berada di rumah.
"Mama!" pekik Adriel saat melihat sang mama datang.
"Loh nduk kok kamu udah balik?" tanya mbok Sumi melihat Felysia sudah pulang.
"Iya, mbok. Felysia udah dapet kerjaan dan mulai besok Felysia udah bisa kerja, tapi kerjaannya gak setiap hari juga kok mbok kalau ada pesanan Felysia akan di panggil tapi sekalinya di panggil gajinya sangat besar mbok." sahut Felysia antusias karena menurutnya pekerjaan ini sangat lah menguntungkan karena gaji nya sangat besar.
"Emangnya ada kerjaan kayak gitu?" tanya mbok Sumi tidak percaya kalau ada pekerjaan seperti itu.
"Ada dong mbok."
"Emangnya kerja apa nduk?" tanya mbok Sumi.
"Catering mbok dan catering ini biasanya melayani orang orang kayak mbok jadi setiap ada pesanan bayarannya sampai lima juta ke atas mbok, kan lumayan." sahut Felysia.
"Wah banyak banget nduk, kalau gitu kamu semangat ya kerjanya mbok akan terus dukung kamu," ucap mbok Sumi.
"Makasih, mbok." balas Felysia.
"Mama, iel mau beli es krim!" teriak Adriel ke arah sang mama.
"Iya, ayo kita beli es krim!" ucap Felysia membawa Adriel ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu karena mereka akan keluar.
"Mbok, aku sama Adriel keluar dulu ya beli es krim. Mbok mau nitip gak?"
"Enggak usah nduk, kamu pergi aja yang penting Adriel seneng nduk," sahut mbok Sumi.
Setelah itu Felysia dan Adriel pun menuju ke super market yang tak jauh dari tempatnya berada, di sana Felysia dan Adriel membeli beberapa bahan makanan yang memang sudah habis dan juga tak lupa es krim untuk sang anak.
Di tempat lain nenek Fifin dan juga mama Fenny sedang berada di perjalanan setelah mendatangi acara pesta ulang tahun saudaranya di Bogor, dalam perjalanan mereka berhenti di salah satu super market karena ingin membeli minuman di sana karena perjalanan masih panjang.
"Mari Bu," ajak malam Fenny kepada sang ibu.
"Ayo, fen."
Mereka pun segera masuk ke dalam mini market tersebut dan mencari rak tempat minum, saat akan membayar tak sengaja nenek Fifin dan juga mama Fenny di tabrak oleh anak kecil yang sedang berlari di belakang mereka.
"Aduh!" pekik anak tersebut terjatuh ke lantai.
"Astaga nak hati hati," ucap mama Fenny membantu anak kecil tersebut berdiri, namun betapa syok nya nenek Fifin dan juga mama Fenny saat melihat wajah anak kecil tersebut yang sangat mirip dengan wajah Zico saat kecil, apa lagi malam Fenny yang sangat ingat betul dengan wajah Zico kecil yang sangat sama persis dengan anak di depannya.
"Astaga fen, dia sangat mirip sekali dengan Zico!" ucap nenek Fifin memberitahukan kemiripan tersebut.
"Iya, Bu. Fenny juga mikir kayak gitu," sahut mama Fenny yang tidak bisa membohongi hal tersebut.
Anak tersebut pun menangis karena terpisah oleh sang ibu membuat mama Fenny dan juga nenek Fifin terkejut sekaligus panik karena bocah tersebut menangis kencang.
"Nak jangan nangis ya," sahut mama Fenny mencoba untuk menenangkan anak tersebut yang ternyata salah Adriel putra dari Felysia, entah sebuah kebetulan atau bagaimana hingga Adriel bisa bertemu dengan mama dan juga nenek dari sang ayah.
Di sisi lain Felysia sedang mencari susu untuk sang anak yang kebetulan Felysia belum membelikannya, namun saat Felysia sudah mengambil susu tersebut ternyata Adriel tidak ada di sampingnya membuat Felysia kebingungan mencari sang anak pasalnya super market ini terllau besar sehingga Felysia tidak tahu harus mencari di mana.
"Adriel!" panggil Felysia namun tidak ada jawaban, dia pun mencari di berbagai tempat namun tidak ada hingga akhirnya ia pun melihat sang anak yang sedang menangis membaut Felysia lari ke arah sana.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil