NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

008 : Suasana Kota Pagi Hari

Di hari weekend, Isya bangun lebih awal untuk olahraga pagi sekedar lari-lari kecil di sekitar taman kota. Saat ia bangun kedua orang tuanya masih tertidur pulas. Takut ketika hendak meminta izin keluar rumah akan mengganggu istirahat mereka, Isya pun pergi tanpa berpamitan. Lagipula dia sudah menginjak usia remaja dan bukan anak-anak lagi. Kegiatan olahraga ini juga ringan dan tidak terlalu jauh meninggalkan area rumah, mungkin cukup beberapa menit saja dan dia akan segera kembali.

Cuaca pagi hari terasa sangat sejuk di luar rumah. Suasana belum sepenuhnya terang karena matahari masih jauh menyembunyikan diri di sebelah timur sana. Bunga-bunga mulai bermekaran dengan dihiasi butiran embun di sekujur tubuh tumbuhan yang seolah membuatnya semakin berkilauan. Burung-burung tengah berkicau dan terbang keluar dari sarang guna mencari makan untuk hari ini. Kupu-kupu dan lebah juga hinggap di beberapa bunga untuk mengambil nektar yang tersimpan di dalamnya. Sungguh awal hari yang indah dan sayang untuk dilewatkan hanya demi bermalas-malasan di atas ranjang kamar.

"La la la la la..." kaki jenjang Isya mulai menyusuri jalan menuju taman kota dengan irama gerakan lari yang dibuatnya sendiri sembari bersenandung ria. Meski masih pagi ternyata sudah banyak orang yang memulai aktivitas mereka masing-masing. Kegiatan bazar sudah ramai dikerumuni orang, kedai dan toko di pinggir jalan sudah mulai dibuka oleh pemiliknya, serta banyak orang yang berlalu lalang dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki sama sepertinya. Memang banyak kegiatan menyenangkan di luar rumah yang bisa dilakukan saat weekend tiba. Termasuk hanya dengan berjalan kaki melihat-lihat indahnya kota pagi hari pun sudah cukup membuat Isya senang.

Langkah Isya akhirnya terhenti di area bermain yang ada di taman. Isya duduk di bangku ayunan yang menghadap ke arah sungai buatan untuk istirahat sejenak sembari menyantap sandwich yang telah ia beli di pinggir jalan tadi. "Nyam nyam...wah hari ini sungguh luar biasa. Aku bisa mengawalinya dengan kegiatan yang bermanfaat!" semilir angin pagi dari arah sungai menerpa lembut wajahnya, memberikan kesegaran tersendiri setelah lelah berjalan-jalan.

Potongan sandwich terakhir sudah habis, ia masih belum berniat beranjak dari tempat nyaman itu. Dari sana Isya bisa melihat dengan jelas matahari yang mulai menampakkan diri dari tempat persembunyiannya. Sinar hangat pun mulai menyinari tubuh gadis remaja yang tengah asyik bermain ayunan. Sembari bermain ayunan, ia juga melihat ke sekeliling. Terdapat banyak orang beraktivitas untuk menikmati sunrise di pagi hari weekend yang indah. Tidak lama kemudian ponsel dalam saku jaketnya berdering.

Bip... bip... bip…

Isya segera merogoh saku jaket untuk mengambilnya. "Oh ponselku bunyi! Dari siapa ini?" setelah dilihat pada layar ponsel rupanya panggilan masuk itu berasal dari Bu Alissa. "Halo ibu, ada apa?"

Bu Alissa lega akhirnya panggilan itu diterima, "Astaga Isya... kamu ada di mana sekarang?"

"Aku lagi istirahat di taman kota bu, barusan habis selesai lari pagi." jawab Isya.

"Syukurlah...ibu khawatir sekali kamu pagi-pagi sudah tidak ada di rumah. Kirain ada apa-apa!" kekhawatiran Bu Alissa akhirnya sudah terjawab.

Isya hendak menjelaskan alasan ia tidak pamit sebelum pergi. "Aku nggak apa-apa kok bu. Hehe, maaf tadi belum sempat pamit soalnya ibu dan ayah masih tidur takutnya nanti malah ganggu kalau kalian sampai bangun."

"Lain kali kalau mau kemana-mana pamit dulu ya! Biar ayah dan ibu tidak khawatir seperti ini dan tahu kamu itu pergi ke mana."

"Iya iya bu! Tenang saja aku nggak pergi jauh kok! Sekarang aku sedang istirahat di taman kota. Banyak juga orang di sini, jadi aku tidak takut akan sendirian."

Bu Alissa pun meminta putrinya untuk segera kembali ke rumah, "Ya sudah buruan pulang gih! Ibu hampir selesai menyiapkan sarapannya."

"Oke bu. Aku langsung pulang nih!" jawab Isya.

"Hati-hati di jalan!"

"Siap!"

Setelah panggilan itu berakhir, Isya bangkit dari zona nyaman di ayunan guna melangkah kembali ke rumah. "Bye ayunan! Makasih ya sudah memberi tempat duduk ternyaman di pagi ini. Lain kali aku akan datang lagi, oke!"

Dari kejauhan rupanya ada seseorang yang mengamati Isya sejak tadi. Orang itu adalah Daniel Hamdan, siswa baru di Adinata High School yang pernah menolongnya saat kejadian jatuh dari tangga. Daniel nampak tersenyum ketika melihat tingkah Isya yang berpamitan kepada benda mati seperti ayunan tadi. "Pfftt… lucu sekali!" ucap Daniel lirih.

Melihat Isya ia jadi teringat dengan seorang gadis yang sangat berharga di masa lalunya. "Kalian terlihat mirip. Bahkan saat dilihat dari jauh pun masih tampak sama." entah apa maksud dari perkataan Daniel barusan? Apakah ia beranggapan bahwa Isya memiliki kesamaan dengan gadis bernama Ella yang dikenalnya? Atau di matanya mereka berdua adalah orang yang sama?

Daniel memang sedang mengawasi gadis itu untuk membuktikan suatu hal yang dapat menguatkan keyakinannya. Namun, sepertinya Daniel lupa jika Ella yang ia kenal telah meninggal dunia akibat tenggelam di sungai. Ia kembali teringat tentang penyebab kematian gadis itu karena tak kuasa lagi menerima tindak bullying dari teman sekelas hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan lompat ke sungai yang dalam tanpa adanya kemampuan berenang.

Daniel merasa sangat menyesal bahwa sebagai teman dekat ia tidak tahu bahwa gadis yang ia sukai selama ini menjadi korban bullying oleh temannya sendiri. "Ella maafkan aku! Aku rasa selama ini aku telah mengenal semua tentang dirimu. Namun kenyataannya aku tidak tahu apa-apa. Saat kamu dalam kesulitan pun aku sama sekali tidak bisa membantumu. Maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf!" air mata Daniel kembali menetes saat teringat dengan sosok Ella. Meski sekilas pun hatinya sangat sensitif untuk mengenang gadis tersebut.

Dari kejauhan nampak Isya sedang melihat ke arah Daniel. Tadi langkahnya terhenti sejenak saat mendapati seorang laki-laki yang duduk di bangku pinggir sungai itu wajahnya nampak familiar. Setelah diamati lebih seksama ternyata dia adalah siswa baru di Adinata High School yang menyelamatkannya saat kejadian di tangga waktu itu. Namun, Isya belum tahu siapa nama siswa baru yang sekarang nampak tengah bersedih di pinggiran sungai sendirian.

"Dia sedang apa di sana? Kenapa dia terlihat sedih dan menangis seperti itu?" Isya jadi penasaran apa penyebab kesedihannya. "Apa dia sedih karena tidak mendapat teman di sekolah barunya? Atau sedang ada masalah keluarga? Diputuskan oleh pacarnya?" ia pun mulai menebak-nebak sendirian. Namun sepertinya hal itu bukan hal yang pantas ia pikirkan. "Ah sudahlah! Apa juga hubungan dengan aku? Lebih baik aku segera pulang pasti ibu sudah menunggu!" Isya pun kembali melanjutkan langkah yang sempat terhenti untuk mengamati siswa baru tadi.

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!