cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
emeli dan vania memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu karena mereka sudah merasa cukup jauh berjalan dari pinggiran hutan tadi apalagi hari sudah cukup terang jadi mereka bisa melihat keadaan sekitar lebih leluasa
"em kita istirahat dulu ya kasian kamu kita jalan pelan pelan saja nanti kamu tenang saja kita sudah cukup jauh kok ada di dalam hutan" vania memaksa emeli untuk istirahat dulu karena dari tadi emeli mengajak berjalan terus dia masih merasa takut kalau anak buah edric akan menemukan mereka berdua
"iya aku juga sudah cukup lelah berjalan 2 jam tanpa henti kasihan anak anakku" emeli mengelus perutnya yang besar hingga dia dapat merasakan tendangan dari mereka
"van tapi aku masih takut kalau kita tiba di ujung hutan nanti akan bertemu anak buah dari orang itu pasti sekarang mereka akan menyusuri desa desa terpencil untuk mencari ku"emeli masih berpikir dia merasa belum aman
" kamu tenang saja kita akan memilih jalan untuk samapi pinggiran kota ini jadi kamu tidak perlu khawatir tapi akan membutuhkan waktu cukup lama berjalan apa kamu sanggup"tanya vania yang kasihan kalau sampai emeli harus berjalan terus menerus
"memang berapa lama kita harus berjalan" tanya emeli balik
"kalau untuk sampai di desa sebelah paling sore kita bisa sampai tapi kalau ke pinggiran kota bisa kurang lebih bisa seminggu sesuai dengan keadaan kamu biasa aku dan orang tuaku dulu akan sampai dalam 3 hari berjalan kamu mau pilih yang mana aku nurut aja" vania akan mengikuti semua keinginan emeli karena dia tidak mau kalau sampai dia kenapa kenapa
"perkiraan waktu lahiran masih sebulan lagi sepertinya aku pilih yang langsung sampai ke kota aja karena jika ke desa sebelah kita pun akan kerepotan untuk mencari kendaraan sedangkan kalau sampai di pinggiran kota kita bisa langsung naik kendaraan dan ada banyak tempat untuk kita sembunyi" akhirnya emeli menentukan pilihannya dan vania pun mengangguk setuju dalam pikirannya lebih baik ada di dalam hutan dari pada ada di desa akan lebih mudah mereka menemukan emeli apalagi pria itu adalah pebisnis kelas satu di kota new york
vania mengambil termos air panas yang dia bawa dan segera membuat teh manis untuk mereka menghangatkan tubuh dan tak lupa mengambil beberapa potong kue untuk mereka sarapan
"tapi van apa bekal kita cukup nanti jika kita lama di dalam hutan seperti ini karena seingat dia vania hanya memasukkan beberapa sisa makanan yang ada di kulkasnya" tanya emeli karena dia cukup takut jika anaknya kelaparan
vania tidak menjawab lalu dia membuka ransel dan mengeluarkan sekantong plastik dan di tunjukkan pada emeli
"aki membawa sisa gandum milikku dan milikmu, beberapa mi instan dan juga beberapa sisa sereal untuk kita makan menurutku ini akan cukup buat kita selama seminggu lagi pula kita bisa sambil mencari tumbuhan dan buah yang bisa kita makan jadi kamu tidak perlu khawatir" vania menenangkan emeli agar tidak banyak pikiran
Emeli merasa lega ketika melihat beberapa bahan makanan yang di keluarkan oleh vania karena di dalam perutnya ada 5 bayi jadi dia cepat lapar di tambah lagi harus mengeluarkan banyak tenaga untuk berjalan terus
Vania membereskan sisa makanan mereka dan bisa mereka makan lagi nantinya dan segera mengajak emeli untuk berjalan lagi dengan pelan agar emeli tidak mudah lelah dan lagi hari mumpung terang nanti setelah hari mulai gelap mereka akan membuat tenda untuk mereka bermalam
mereka berdua berjalan pelan pelan karena vania sambil melihat beberapa tumbuhan yang bisa mereka jadikan makanan karena dia tidak ingin para bayi itu merasa kelaparan nantinya sedangkan di desa edric mengamuk pada anak buahnya yang bertugas mengawasi emeli karena mereka kecolongan emeli berhasil kabur sebelum edric datang
"dasar tidak berguna kalian semua" teriak edric dengan amarah yang menggebu nggebu
"maaf tuan" hanya itu yang keluar dari mulut anak buah itu sambil menundukkan kepalanya
"ed sudah tenang kita bisa mencarinya lagi mungkin nona emeli memang tidak ingin bertemu denganmu karena dia masih merasa takut padamu" josh berusaha menenangkan edric agar para anak buahnya selamat dari amukan sang bos
Edric menghembuskan napas kasar berusaha untuk tenang kembali karena memang dia sadar bukan sepenuhnya salah mereka karena memang dia sendiri yang menyebabkan emeli takut padanya
"kalian cari lagi emeli sampai ketemu dan jangan membuat curiga hingga emeli akan kabur lagi jika melihat kalian" titah edric setelah dirinya merasa lebih tenang
"baik tuan" jawab mereka serempak
Anak buah edric langsung membubarkan diri untuk melakukan tugas dari tuan mereka
"ayo kita kembali ke new york pekerjaan kita masih banyak jika sudah waktunya bertemu pasti kalian akan bersatu" jelas josh agar edric tidak terlalu banyak pikiran
"baiklah ayo" sahut edric dengan wajah lesu
sebelum berangkat ke california edric menjelaskan tentang semua yang dia lakukan kepada keluarga besarnya. Bahkan sang ibu sampai menangis membayangkan penderitaan emeli yang hamil di saat masih muda apalagi hidup sendiri tanpa ada keluarga di sisinya
Beruntung putrinya yang di lecehkan oleh edward tidak sampai hamil hanya trauma saja dan sekarang pun juga sudah sembuh biarpun mia masih takut untuk pergi keluar sendirian
Keluarga besar edric memintanya untuk mencari emeli dan bertanggung jawab akan kelakuan edric di masa lalu