Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Mati Rasa
Aryan tidak sabar mendengar penjelasan dari Rania. Dia sudah berjanji pada pamannya untuk jadi pelindung adik sepupunya itu. Rania tidak memiliki siapa-siapa lagi selain dirinya dan ibunya.
Setengah memaksa, Aryan meminta saat itu juga pada Rania untuk menjelaskan perbuatan Adrian. Dia cukup terkejut saat Winda menghubunginya dan meminta dia menjemput Rania di rumah sakit. Saat dia meminta penjelasan dari Winda, sahabat Rania itu hanya memberitahu bahwa Adrian sudah membuat Rania terluka.
"Ceritakanlah apa yang terjadi sebenarnya antara kamu dan Adrian?" ucap Aryan sambil mengemudikan kendaraannya.
Rania diam sesaat sambil berpikir, mungkin inilah waktu yang tepat untuk dia memberitahu Aryan. Dengan begitu, Kakak sepupunya ini bisa membantunya terbebas dari Adrian.
Aryan memang baru pulang dari luar negeri untuk menyelesaikan tugasnya meneliti hukum di beberapa tempat di luar negeri. Tapi Aryan itu seorang pengacara yang cukup terkenal di kota ini. Dan sudah memiliki firma hukum sendiri. Rania bisa meminta bantuan hukum pada kakak sepupunya itu, untuk mengugat cerai Adrian, karena suaminya itu mengingkari perjanjian yang dia buat sendiri.
Untung saja berkas yang Rania berikan tempo hari pada Adrian bukan yang asli. Jadi, apapun yang telah Adrian lakukan pada lembaran kertas itu, bukan masalah bagi Rania.
Setelah meyakinkan diri, akhirnya Rania menceritakan apa yang terjadi dalam rumah tangganya bersama Adrian. Mulai dari malam pertama dimana Adrian memberikan surat persetujuan cerai. Hingga berakhirnya Rania di rumah sakit malam ini.
Tidak ada yang Rania tutup tutupi lagi dari kakak sepupunya. Sesekali, tampak Aryan mencengkeram setirnya dengan kuat karena geram terhadap Adrian yang sudah sangat keterlaluan.
Rania sangat tenang saat menceritakan kembali masalah rumah tangganya bersama Adrian. Tidak ada lagi air mata, mungkin sudah habis di awal-awal pernikahannya, karena menahan sakit. Kini sakit itu sudah berubah menjadi mati rasa terhadap Adrian.
Sekarang Rania merasa sangat lega. Beban di pundaknya kembali berkurang, setelah dia menceritakan yang sebenarnya pada Aryan dan Cinta. Dua orang yang akan selalu ada untuk membantunya.
"Tindakan kamu sudah tepat dengan melakukan visum." ucap Aryan, setelah Rania mengakhiri penjelasannya.
"Cinta, tolong bawa Ara ke dalam." ucap Aryan lagi, setelah dia menghentikan kendaraannya tepat di depan gerbang kediamannya.
"Kakak mau kemana?" tanya Rania.
Inilah yang Rania takutkan. Aryan marah pada Adrian dan akhirnya mereka akan saling bermusuhan. Apa lagi sejak kecil keduanya sudah memang tidak akur akibat sering di banding-bandingkan oleh nenek mereka. Membuat hubungan keduanya tidak terlalu baik.
"Kakak pergi hanya sebentar." jawab Aryan.
"Jangan pergi ke tempat Adrian." ucap Rania.
"Ternyata kamu masih sangat mencintai dia." balas Aryan. Rania menggeleng, kakaknya salah sangka.
"Tidak! Bukan itu maksud Ara. Tapi,...."
"Cinta, bawa Ara masuk!" ucap Aryan pada sang istri, memotong penjelasan Rania.
Cinta menepuk bahu Rania untuk tidak membantah ucapan Aryan, "Ayo Ara!" ajak cinta membujuk adik iparnya itu.
Dengan berat hati Rania turun dari kendaraan Aryan. Dia harus percaya pada kakak sepupunya itu. Aryan sangat mengerti hukum, tentu dia tidak akan berbuat sesuka hati pada Adrian. Karena Rania tidak ingin, Aryan ikut bermasalah karena membelanya.
Selepas kepergian Cinta dan Rania, Aryan kembali melajukan kendaraannya. Dia bisa diam jika dirinya yang diperlakukan tidak baik. Tapi tidak jika itu ibunya, Cinta dan Rania yang disakiti. Aryan tidak bisa diam.
Biarpun Rania melarangnya, Aryan tetap melajukan kendaraannya menuju kediaman Rania dan Adrian. Tiba di rumah minimalis itu, Aryan bisa melihat kendaraan milik Adrian yang terparkir, dan juga kendaraan milik Dito.
"ADRIAN!" panggil Aryan, membuat Adrian dan Dito terkejut.
"Itu Aryan, dia pasti sudah mendengar kejadian ini." ucap Dito pada Adrian.
Benar saja, belum sempat Adrian membalas ucapan Dito, kakak sepupunya itu sudah terlebih dulu berdiri di hadapannya.
Bugh, satu pukulan keras mengenai wajah tampan Adrian. Suami Rania itu tersungkur. Belum juga hilang rasa sakit di kejantanannya, kini Adrian kembali mendapatkan tinju keras dari kakak sepupunya.
"Ceraikan Rania secepatnya!" ucap Adrian.
"Aku tidak akan menceraikan Rania." balas Adrian.
"Setelah bertahun-tahun kamu menyakitinya?" balas Aryan.
"Aku...."
"Kita bertemu di pengadilan!" ucap Aryan lalu pergi meninggalkan Adrian yang masih terduduk di lantai dan Dito yang menatap binggung pada punggung Aryan yang mulai menjauh.
Kakak sepupu Rania itu hanya ingin memberi pelajaran pada Adrian, serta melepaskan kekesalannya. Cukup satu kali saja, tapi itu sudah sangat menyakitkan. Bagaimanapun Adrian juga sepupunya. Meski rasa sayang Aryan jauh lebih besar untuk Rania dari pada untuk Adrian dan sepupunya yang lain dari keluarga Pradipta.
"Aku kira dia akan memukul kamu sampai dilarikan ke rumah sakit." ujar Dito terkekeh.
"Si alan!" umpat Adrian.
Bukan menolong sahabat yang juga bosnya itu, Dito justru meledek Adrian. Biar saja Adrian mendapatkan pelajaran telak dari Aryan. Dito sendiri sudah berulang kali memperingatkan Adrian, Alexa bukan gadis baik yang pantas Adrian cintai. Berkali-kali juga Dito mencoba menyadarkan Adrian, bahwa pria itu sebenarnya mencintai Rania.
Sekarang semua sudah terlambat. Rania terlanjur membenci Adrian. Aryan pun sudah kecewa pada adik sepupunya itu. Dan sebentar lagi, kabar perceraian Adrian pasti akan sampai ke keluarga besar Pradipta. Bukan keluarga itu yang jadi masalah, karena mereka pasti mendukung Adrian untuk berpisah dengan Rania. Yang Dito takutkan adalah kesehatan tuan Widodo.
"Dia tidak akan seberani itu." balas Adrian.
Dito menoleh pada Adrian, "Karena dia masih memiliki rasa kasihan terhadap kamu sebagai saudara sepupunya." sahut Dito.
"Aku bukan pria lemah yang harus dikasihani." balas Adrian tidak terima, meski dalam hatinya membenarkan ucapan asistennya itu.
Sebagai cucu laki-laki pertama, Aryan rela mengalah demi dirinya yang sangat ingin menduduki kursi Ceo Pradipta. Dengan syarat, Adrian harus menjaga Rania sebaik mungkin. Adrian berjanji saat itu akan menjaga Rania. Tapi sayang, cara Adrian menjaga Rania itu salah.
Jangan salahkan Aryan, jika kakak sepupunya itu marah saat ini. Salah Adrian yang tidak menepati janjinya. Yang tidak tahu bagaimana cara menjaga Rania, sebagai syarat yang Aryan berikan.
Kini Adrian harus memikirkan cara agar dia tetap menjadi Ceo Pradipta. Adrian juga tidak bisa berharap banyak pada Rania. Istrinya itu jelas tidak ingin melanjutkan pernikahan mereka. Dan itu karena kebodohan Alexa.
Yang terpenting, yang harus Adrian jaga, kakeknya tidak boleh sampai tahu, apa yang terjadi antara dia dan Rania.
"Tapi bagaimana caranya?" gumam Adrian.
"Cara apa Bos?" tanya Dito yang mendengar gumaman Adrian.
"Jangan sampai kakek tahu." jawab Adrian.
"Sepertinya tidak mungkin. Tuan Widodo pasti akan mendengar kabar perceraian kamu dan Rania, cepat atau lambat." Balas Dito.
"Tolong pikirkan caranya Dit. Setidaknya, aku harus mengamankan kursiku. Jangan sampai Aryan yang mendudukinya." ucap Adrian meminta tolong teman baiknya itu.
Yang Adrian tidak ketahui, tuan Widodo bahkan sudah lebih dulu tahu apa yang terjadi, sebelum Aryan mengetahui masalah Adrian dan Rania. Pendiri Pradipta itu mengirim seseorang untuk mengikuti Adrian. Tanpa ada yang memberitahunya, tuan Widodo akan selalu mendapat laporan dari orang kepercayaannya.
"Siapkan rapat untuk pemilihan Ceo bar." ucap tuan Widodo pada sekertarisnya lewat sambungan telepon.
"Baik Tuan." jawab Prabu dari seberang sana.
"Haruskah aku memberi tahu Dito?" tanya Prabu pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Ansel tiba di kediaman tuan Bryan. Keluarganya masih berkumpul di ruang keluarga. Tampak Alexa tengah menangis dipangkuan tuan Bryan. Melihat pemandangan itu, Ansel langsung membuang muka. Sejak tahu ayahnya menghianati ibunya, sejak saat itu juga Ansel membenci tuan Bryan dan juga Alexa.
"Bagaimana dengan Rania?" tanya nyonya Alana pada putranya itu.
"Dia baik-baik saja. Adrian hampir saja mem per kosanya." jawab Ansel, seperti yang dia ketahui dari Winda.
Mendengar Adrian yang akan memperkosa Rania, tangis Alexa berhenti. Dia tidak suka berita yang dibawa kakaknya itu. Adrian miliknya, tidak ada yang boleh menyentuh Adrian selain dirinya.
Sepertinya Alexa harus dibawa ke psikolog atau bahkan ke dokter jiwa. Bagaimana dia bisa menghakimi Adrian miliknya sementara dia bebas menjual tubuhnya ke sembarang pria. Dia bahkan tidak tahu pasti, siapa ayah dari anak yang ada dalam rahimnya saat ini. Sudah beberapa kali Alexa berusaha untuk menggugurkan kandungannya. Namun sayang, selalu berakhir dengan kegagalan.
"Di mana Rania saat ini?" tanya nyonya Alana.
Bukan tanpa sebab nyonya Alana perhatian pada Rania. Dia baru mengetahui, bahwa Rania adalah putri dari sahabatnya. Nyonya Alana kehilangan jejak Naura sahabatnya. Saat tahu Naura sudah tiada, nyonya Alana mencari keluarga sahabatnya itu. Dan tidak disangka, putri Naura adalah arsitek yang sering di ceritakan suaminya. Karena itulah, nyonya Alana meminta tuan Bryan mengundang Rania untuk makan malam di kediaman mereka.
"Bunda tenang saja, Rania berada di tempat yang aman." jawab Ansel.
"Mengapa Bunda masih di sini? Bukankah Ansel sudah bilang, Bunda langsung istirahat." ucap Ansel lagi.
"Bunda menunggu kamu." jawab nyonya Alana.
"Sekarang Ansel sudah kembali, ayo Ansel antar Bunda untuk istirahat." ucap Ansel lagi.
Alexa ikut jejak bunda dan kakaknya, meninggalkan tuan Bryan yang tampak berpikir keras untuk menyelesaikan masalah yang keluarganya saat ini hadapi.
Tiba di kamarnya, Alexa segera mengirim pesan pada Adrian. Dia marah pada kekasihnya itu, berani-beraninya Adrian mem per kosa Rania. Kalau Adrian menginginkan, dia selalu siap. Adrian saja yang telalu sibuk akhir-akhir ini.
"Tidaaakkk!" ucap Alexa setelah menerima beberapa pesan balasan dari Adrian.
...☆☆☆...
sebab bab atas ada bagi salam
tidur satu bilik???
walaupun sakit itu bukan alasan tidur berduaan dgn lelaki
d tnggu crta slnjtnya.....ttp smngtttt.....
sehat selalu author
btw,rena ush mlai brubah kya'ny... jd lbih baik lnjutin aja prnikahan klian,sma2 bljr dr kslhan msa lalu....
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....