"Bu, aku tak ingin di jodohkan!" ucap Tania.
Namun sayang waktu pertunangan mereka hanya tinggal menghitung jam saja. Rasanya Tania ingin kabur dari sana. Namun Tania tak tahu kemana.
"Sudahlah sayang, kau harus menurut! Pria itu sudah mapan. Kau tidak perlu bekerja lagi. Cukup mengurusnya saja!" sahut bu Rosa.
Tania terdiam. Selama ini dia lah yang menjadi tulang punggung keluarganya semenjak ayah nya meninggal.
"Tapi bu, bagaimana dengan sekolah Rania jika aku menikah nanti?" ucap Tania.
Bu Rosa menarik nafasnya pelan. "Kau tidak perlu khawatir ibu sudah mengaturnya! Kau cukup turuti ibu saja!" sahut Bu Rosa.
Sebenarnya Bu Rosa hanya ingin melihat putrinya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lupa ingatan dan buta
Andika sudah sudah lama duduk di sofa sambil menunggu Natalia kembali. Namun wanita licik itu belum juga kembali. Andika mengambil kunci mobilnya lantas ia bergegas mencari Natalia di apartemennya namun tak menemukan wanita itu.
"Kemana pergi nya dia?" gumam Andika.
Tak berselang saat Andika hendak meninggalkan apartemen itu tiba-tiba Natalia muncul dari balik punggungnya.
"Kau di sini?" ucap Natalia.
Andika menatap tajam kepadanya. Tentu hal itu membuat Natalia terdiam.
"Dari mana saja kau? Seharian aku menunggu mu, namun kau tak kunjung pulang! "ucap Andika kesal.
" Maafkan aku sayang, aku lagi mengerjakan bisnis kecil-kecilan. Kau jangan marah ya sayang?! "bujuk Natalia.
Lantas Natalia membawanya masuk ke dalam. Dan ia merayu suaminya itu. Andika yang sudah lama tak menyentuh Natalia pun tergoda. Andika mencium dan melumat bibir Natalia dengan rakus hingga mereka kini saling berpagutan.
Natalia membuka seluruh pakaian nya. Namun belum sempat Andika memasukkan batang miliknya tiba-tiba ponselnya berdering. Andika langsung bangkit dan melihat ponselnya.
"Ayah?".
Lantas Andika menggeser tombol hijau itu.
" Cepat kau kemari! Tania sudah siuman!"ucap pak Haryono.
Andika mengurungkan niatnya untuk menyentuh Natalia. Tentu saja Natalia menjadi kesal. Andika tak mengajak Tania sebab di sana ada ayahnya. Andika tak ingin membuat keributan.
"Aku pergi!" ucap Andika.
Sementara di rumah sakit bu Rosa terus saja berusaha menenangkan Tania. Namun Tania tak henti-henti nya menangis.
"Tenang lah sayang! Kau pasti bisa sembuh!" ucap Bu Rosa.
Rania hanya bisa menatap kakaknya dan ikut menangis dalam kesedihan nya.
"Dokter, apa yang terjadi pada putriku?" tanya Bu Rosa.
Dokter manarik nafasnya pelan. "Maafkan kami Bu, kami hanya berusaha semampu kami. Selebihnya kita serahkan pada Tuhan".
Tania tak mengingat kejadian yang menimpa nya. Ia hanya ingat saat kejadian kecelakan ayahnya 10 tahun yang lalu. Di tambah lagi kini Tania tidak bisa melihat..
" Ibu bagaimana ayah? Apakah ayah baik-baik saja?"tanya Tania cemas.
"Katakan padaku Bu, bagaimana keadaan ayah?" ucapnya lagi.
Mereka hanya terdiam. Dokter mengajak mereka untuk berbicara. Lantas Bu Rosa dan pak Haryono ikut bersama dokter.
"Maaf Pak, Bu, untuk saat ini pasien jangan di bebankan hal yang berat. Dan jangan memaksanya untuk mengingat saat ini! Itu bisa mempengaruhi otaknya!" jelas dokter.
Bu Rosa menjadi semakin sedih. Ya! Tania mengingat saat kecelakaan motor bersama ayahnya dan menewaskan ayah itu. Beruntung Tania jatuh ke tepi tetapi tidak dengan ayahnya. Mendiang terpental dan terlindas truk hingga membuatnya tewas seketika.
"Rania, katakan padaku apakah ayah baik-baik saja?" tanya Tania.
Rania mencoba menenangkan nya. Namun Ranai terus saja menanyakan hal yang sama kepada nya. hingga membuat Rania mengatakan jika ayahnya meninggal.
"Ayah sudah tiada kak! " sahut Rania.
Sontak Tania menangis sejadi-jadinya. Ia tak kuasa menahan air matanya. Lantas tiba-tiba Andika masuk dan menghampiri Tania.
"Tania, kau sudah sadar?" ucap Andika.
Tania terdiam. Ia mencari sumber suara itu. Ia tampak bingung begitu juga dengan Andika. Andika merasa jika Tania tak melihatnya.
"Siapa di sana Ran? Mengapa pria itu memanggilku? " ucap Tania.
"Aku su... "
Belum sempat Andika mengatakan siapa dirinya, Tania langsung menariknya ke luar.
"Jangan katakan apa pun! Saat ini kakakku tak mengingatmu bahkan tak mengingat jika dia sudah menikah dan satu lagi kakakku mengalami kebutaan!" jelas Rania.
"Apa!! " pekik Andika.
Tak berapa lama Bu Rosa dan Pak Haryono keluar dari ruangan dokter. Mereka langsung menjelaskan kepada Andika dan Rania.
"Kau dari mana saja? Kenapa kau baru datang lagi?" ucap Pak Haryono kesal.
"Maafkan aku yah! Aku ada urusan!" sahutnya.
gak rela aq...