NovelToon NovelToon
Love Is You

Love Is You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: neng_86

Arga Bimantara yang menyukai Aisya Yuna teman semasa putih abu-abu. Cinta yang terpaksa ia pendam hingga akhirnya mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Arga kembali bertemu dengan Yuna setelah 10 tahun berlalu. Namun ia harus menelan patah hati karena ternyata Yuna sudah bertunangan dengan pria lain yang merupakan anak dari sahabat ayah Arga.

Tapi Arga tidak menyerah begitu saja. Sebelum janur kuning melengkung, ia masih bisa mendapatkan Yuna.

Berhasilkah Arga atau ia harus gigit jari dan hadir sebagai tamu undangan...???

Yuk simak kisah mereka....😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mantan adalah maut

Indri tengah bersiap-siap di kamarnya saat ini. Pagi ini ia ada janji temu dengan seorang narasumber untuk artikel portal online miliknya. Artikel yang bertema Yang Muda Yang Sukses.

Kemarin ia sudah mendapat jadwal dari narasumber yang sebenarnya adalah tugas sang kakak Kiandra atau lebih akrab dipanggil Kian, namun dengan berbagai tipu muslihat berhasil ia alihkan pada Indri.

Kembali Indri mengecek barang bawaannya.

"Laptop, buku agenda, pulpen, ponsel... Ok... semua udah lengkap..." ucapnya sambil menyandang ransel favoritnya.

"Maaa.... Indri pergi..." pamitnya pada sang mama yang masih asik dengan tanaman-tanaman beliau.

"Kamu nggak sarapan dulu? Itu mbok Jum udah masak nasi goreng kesukaanmu loh..." tanya sang mama sebelum Indri mengeluarkan mobil sedan kesayangannya.

"Nanti aja deh ma... Indri beli aja. Ini udah telat, maklumlah narasumbernya sibuk banget" sahut Indri.

"Ya udah deh... hati-hati" ucap mamanya pasrah.

Ponselnya berdering saat ia sedang berada dilampu merah.

Indri segera memakai heads free bluetooth nya dan menjawab panggilan yang ternyata dari Kian.

"Iya gua lagi otw... bawel banget sih mas..." ucapnya kesal.

Indri membelokkan mobilnya kearah Kebayoran Lama dimana cafe si pengusaha muda berada.

Indri memarkirkan mobilnya di area parkir yang belum terlalu ramai hanya ada beberapa motor yang ia yakini itu adalah milik para karyawan cafe dan satu buah mobil SUV putih yang ada di samping pintu masuk disamping cafe.

Indri mencoba mengingat mobil itu.

"Nggak mungkin ah... yang punya mobil itu banyak apalagi ini Jakarta... " ucap Indri pelan seraya mengusir dugaannya sendiri.

"Ngopi yuk... Unik juga namanya..." ucapnya saat membaca plang nama di depan area parkir.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Indri melangkah kedalam cafe dan ia disambut oleh seorang barista yang berada dibalik meja kasir.

"Selamat pagi, selamat datang di Ngopi Yuk... pesan apa kakak?" sambut si barista yang Indri taksir berusia diawal dua puluh tahunan.

"Eh... saya kemari mau ketemu dengan mas Panji Heru Purnomo, apa orangnya sudah datang belum ya?" tanya Indri meringis saat menyebut nama tengah dari narasumbernya.

"Oh.. mas Heru ya... ada.. ada... Beliau udah datang dari tadi. Mbaknya wartawan dari Gagas Media ya... Ayo saya antar mbak. Kantor mas Heru ada dilantai dua" ujar barista itu menuntun Indri naik kelantai dua.

"Silahkan mbak... lurus aja nah diujung itu kantornya mas Heru..." ujar si barista menujuk pintu coklat berbahan kayu yang ada diujung lorong lantai dua.

"Terima kasih..." ucap Indri.

Si barista tersenyum dan kembali kebawah.

Indri melihat hiasan dinding lorong lantai dua itu. Dinding yang penuh dengan lukisan hitam putih dan ada juga beberapa piagam penghargaan dari dinas pariwisata yang terpajang disana.

"Cantik banget..." gumamnya kagum saat matanya menatap satu lukisan hitam putih wanita pembawa bejana dengan pakaian tradisional jawa kuno.

Indri mengetuk pintu dan setelah mendengar sahutan dari dalam, ia segera membuka pintu itu.

Sekali lagi matanya disuguhkan dengan penampakan ruangan yang simple tapi tetap berkesan mewah karena ada beberapa perabotan antik disana dan sebuah lemari kaca disamping sofa yang isinya berbagai macam mainan gundam yang tersusun rapi disetiap raknya.

"Selamat datang mbak... Silah~kan...." Heru tak dapat melanjutkan kalimatnya.

Ia benar-benar terkejut saat melihat mantan yang selalu membuat ia terus menyimpan rasa bersalah meski ini sudah hampir sembilan tahun berlalu.

Jangan ditanya bagaimana wajah Indri saat ini. Bahkan ia hampir saja menjatuhkan ponsel mahalnya kelantai saat ia melihat narasumbernya yang ternyata adalah pria yang telah memberi luka paling dalam dihatinya.

"Indri...." gumam Heru berusaha melangkah kearah gadis yang mematung didepannya.

Indri menguatkan genggaman di tali ranselnya. Rasanya ia ingin sekali berteriak dan memaki siapa saja yang telah membuat ia kembali berurusan dengan pria yang paling ia hindari didunia ini.

"Gua nggak tahu jika narasumber itu adalah lo... Sorry.... gua nggak bisa..." ucap Indri berusaha agar tidak terlihat lemah dihadapan Heru.

"Indri... Aku nggak tahu jika yang akan wawancara itu kamu. Aku pikir tadi Kian yang datang... " sahut Heru berusaha senormal mungkin.

"Ok... jadi kita batalkan saja... Gua permisi..." Belum sempat Indri pergi, tangannya cepat dicegat oleh Heru.

Pria itu memeluk bahu Indri dari belakang.

Indri yang tidak terima tiba-tiba dipeluk segera berontak.

"Sebentar Dri.... hanya lima menit... Please...." gumam Heru meminta waktu.

Indri tertegun seketika. Tubuhnya yang tadi berontak mendadak jadi kaku seperti batu.

"Aku kangen banget sama kamu... maafkan semua kesalahanku... aku menyesal.. sungguh..." ujar Heru dengan suara tercekat.

Indri mengepalkan kedua tangannya yang berada disisi tubuhnya.

"Tidak segampang itu Ru... Rasa sakit yang kamu sebabkan membuat aku ma*i rasa... Jika memang tidak ingin bersama kenapa tidak melepaskanku terlebih dahulu baru memulai hubunganmu yang baru bukan menyakitiku dengan berselingkuh. Dengan kamu mengkhianatiku itu membuktikan jika kamu bukan pria yang bisa dipercaya..." tangis Indri akhirnya pecah juga.

Ia pernah bersumpah tidak akan menangis dihadapan pria itu, namun kali ini ia kalah. Air mata itu jatuh tanpa bisa ia cegah.

Heru yang tidak bisa melihat menangis lalu membalikkan badan gadis itu menjadi menghadap dirinya. Ia lalu memeluk erat tubuh yang bergetar karena tangisan yang semakin kencang.

"Maaf.... maafkan aku..." Heru mengusap punggung rapuh itu.

Sesaat keduanya larut dalam rasa yang berbeda. Heru dengan rasa bersalahnya sedangkan Indri dengan amarahnya pada pria itu namun ia lebih marah pada dirinya sendiri karena lemah dihadapan pria itu.

Seperti tersadar, Indri mendorong tubuh tegap Heru.

"Jangan cari kesempatan lo... Dasar pria mesum...!" kesalnya dan menjauh dari Heru yang terkejut akan sikap Indri yang kembali pada mode awal.

Heru menaikkan sebelah alisnya.

Ia lalu berdehem untuk menetralkan debaran jantungnya.

"Bagaimana wawancara kita....? Apa mau dilanjut atau tunggu kamu merasa baikan..."tanya Heru sambil berjalan kearah sofa.

"Dilanjut saja...! Gua nggak mau lama-lama berurusan dengan lo... Ayo kita selesaikan" ucap Indri yang mengambil posisi duduk disebrang Heru.

Indri menyetel ponselnya pada mode rekaman. Ia juga mengambil agendanya dan mulai bersiap-siap untuk melakukan tugasnya.

Ia sudah kembali pada mode profesional.

"Baiklah... kita kembali pada urusan awal kita" ucap Indri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hampir setengah jam lebih keduanya melakukan wawancara dan semua percakapan mereka terekam baik diponsel Indri.

Gadis itu tengah membereskan semua barang-barangnya saat Heru masih pada posisinya dan menatap Indri dengan intens dan penuh makna.

"Bisa tidak mata lo ngeliat yang lain... Gua risih..!" ujar Indri kesal.

Heru hanya tersenyum.

"Aku hanya sedang memandang bidadari surga... " sahut Heru dengan kalimat rayuan hingga membaut Indri seakan muntah.

"Jangan buat gua mual..." ujar Indri.

Heru kembali meraih tangan Indri dan menariknya hingga gadis itu jatuh kedepan dadanya.

Wajah Heru dan Indri kini berdekatan hingga mereka bisa meradakan aroma dan debaran jantung masing-masing. Heru semakin berani untuk lebih dekat lagi dan hampir saja mencium bibir yang selalu ia rindukan.

"Mas Heruuu...." teriak seorang gadis yang membuat Indri mendorong dada Heru hingga pria itu terjengkal membentur pungung sofa.

"Oopss.... Kalian ngapain hah?? Kamu selingkuh sama dia mas...?" rengek seorang gadis yang tiba-tiba masuk keruangan Heru.

"Gua nggak tertarik selingkuh dengan pria itu... nggak level..." ujar Indri yang kembali menatap sinis Heru.

"Indri... Dengar... ini nggak seperti yang kamu bayangkan... dia....."

Heru mengejar Indri yang sudah turun ditangga.

"Dri tunggu..."

"Awas..minggir atau gua tendang masa depan lo..." ancam Indri dengan mengambil ancang-ancang hendak menendang Heru.

"Ok... sorry..." Heru melepas cekalan tangannya.

Indri menggunakan kesempatan itu untuk pergi. Ia sungguh muak, kesal dan malu.

bersambung....

1
Rian Moontero
lanjooot🤩
Lies azzah
hadiiiiiir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!