NovelToon NovelToon
Heal Me

Heal Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Slice of Life
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hilnaarifa

Kesalahannya dalam mengkritik sebuah novel membawanya ke dalam dunia aneh ini.

Dunia fiksi!

Sialnya bukan menjadi tokoh utama protagonis yang akan happy ending atau menjadi tokoh antagonis yang bervibes badasss yang keren, dia justru masuk menjadi tokoh figuran yang akan mati sebentar lagi.

Apakah dia harus pasrah dan bersiap menunggu kematiannya?

Tentu saja tidak!!!

Dia tidak ingin mati begitu saja, apalagi dengan cara yang terbilang konyol.

Dia bertekad untuk memporak porandakan alur dari Novel 'Jelek' ini!

Dia akan merubahnya menjadi dunia fiksi versi dirinya, yang tentu saja harus mendatangkan keuntungan baginya.

Namun dia terhalang oleh fakta fakta yang
disembunyikan oleh penulis asli Novel ini.

Hingga pada akhirnya dia merasa terjebak dengan apa yang sudah dia lakukan.

Bisakah dia memperbaiki keadaan dunia fiksi ini? Ataukah memang dia harus mengikuti alur dari sang penulis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilnaarifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 08

Sagara justru terlihat semakin akrab dengan tunangannya Veronika.

"Kalau aja kamu gak pergi saat itu mungkin hal ini gak bakalan terjadi sama aku Alexa!"Ucap Emily sambil menangis.

Alexa hanya diam, mencerna situasi. Dia cukup merasa prihatin dengan keterpurukan Emily pasca di abaikan Sagara.

Tapi bukannya ini adalah peluang bagus untuk Axelio merebut Emily?

"Kamu harus bantu aku Alexa, aku gak mau sampai diputusin sama Kak Sagara!"

"Kenapa gak coba buka hati aja sih buat Axelio? Rintangan kamu saat ini tuh bukan hanya Veronika loh, tapi ada dua keluarga besar dibelakang pertunangan mereka. Kenapa gak jadi realistis aja dengan jalin hubungan dengan cowok single, dengan latar belakang yang gak terlalu rumit!"Ucap

Alexa dengan santainya.

Bukannya membuat Emily merasa baik, tapi justru membuatnya semakin terpuruk.

Dia dulu hanya sebatas mengagumi dan penasaran akan sosok misterius Axelio.

Dia tidak pernah sedikitpun menaruh hati pada cowok itu.

Hatinya sudah terpaut pada Sagara. Sosok hangat yang selalu menemaninya di segala situasi. Sosok yang dapat diandalkan.

"Kamu gampang ngomong kayak gitu, karena kamu sama sekali gak pernah pacaran Alexa!"

"Kamu gak bakalan pernah tau gimana sakitnya hati aku saat ini! Aku tuh cuma butuh Kak Sagara, bukan cowok lain!"

"Ya emang aku gak pernah pacaran! Gak tertarik juga tuh!"Batin Alexa.

"Aku merasa kosong Alexa, Kak Sagara itu udah kayak oksigen bagi aku!"

"Harusnya kamu mati dong sekarang, oksigennya kan lagi gak ada!"Balas Alexa enteng.

Emily kesal. Sangat kesal pada sahabatnya ini. Gara gara Alexa semuanya jadi kacau, dan gadis itu bukannya bertanggung jawab malah mengejek nya?

Astaga, dia sudah mengenal sosok Alexa lagi.

Gadis di hadapannya ini benar benar terasa seperti orang lain.

"Kamu sama sekali gak merasa bersalah Alexa? Setelah semua ini terjadi sama aku,

kamu masih bisa santai dan mengejek aku? Aku bakalan laporin hal ini ke Om dan Tante, supaya kamu ditegur, dan bisa

bersikap kayak dulu lagi. Kembali menjadi Alexa sahabat aku yang paling baik!"

"Om? Tante? Maksudnya dia bakalan bilang ke orang tua asli Alexa?"

Rupanya Emily tidak main main dengan ancamannya. Dia mengadu kepada kedua orang tua Alexa saat makan malam.

Dengan lancang gadis itu bahkan mendramatisir ceritanya. Membuat Alexa

menjadi seorang tokoh antagonis yang bersikap jahat pada dirinya.

"Papa gak suka kamu seperti ini Alexa, kamu harus selalu bisa menjaga dan menemani Emily. Dia sudah seperti bagian dari keluarga Nadinata!"Bentak papanya.

Astaga, papanya ini membentak anaknya demi membela anak orang lain.

Sesayang itu papanya pada Emily. Jangan lupakan alur cerita yang terdapat pada novel terkutuk itu, orang tua nya bahkan mengangkat Emily sebagai anak selepas kematian dirinya. Padahal dia mati karena Emily.

"Kamu harus perbaiki situasi ini Honey... Mily sangat mencintai Sagara, dan kamu harus mendukungnya. Dan tindakan kamu yang

mempermalukan Emily di toko sepatu sungguh membuat Mama kecewa. Apa susahnya kamu membayarkan sepatu itu untuk Emily? Apa kamu sengaja melakukan itu?"Ucap Mamanya penuh penghakiman.

"Aku itu cuma menemaninya dia beli sepatu, itu pun dia maksa. Ya mana aku tau kalau dia juga minta aku buat bayarin sepatunya!? Kenapa gak bilang dari awal aja kalau dia minta dibeliin sepatu? Dan untuk masalah Sagara, dia itu jadi pihak ketiga di antara

hubungan Sagara dan tunangannya. Apa mama mau nyuruh aku membela dan

mendukung pelakor?"

"Tapi kamu justru menambah rumit hubungan mereka Alexa, kamu menjebak

Emily bersama dengan laki laki lain, dan semua itu membuat Emily sedih!"Kembali papanya berbicara.

"Aku sih cuma berpikir secara logis aja, kalau ada orang lain yang cinta sama Emily kenapa dia harus terus merusak hubungan orang lain? Kenapa dia gak merasa puas dengan kebahagiaan nya sendiri?"

"Kenapa harus merebut kebahagiaan orang lain?"

"Cukup Alexa!"Bentak papanya.

"Sebaiknya kamu minta maaf pada Emily dan perbaiki keadaan agar kembali seperti semula!"

Papanya sudah memberikan perintah yang

tidak mungkin Alexa debat lagi, bukan karena Alexa takut, tapi karena dia sudah terlanjur malas membahas hal ini.

Dia juga sama sekali tidak ingin terlihat dalam kisah cinta mereka, namun jika dia tetap diam maka dia akan berakhir mengenaskan.

Alexa meninggalkan meja makan dalam diam. Papa dan Mama nya berteriak memanggilnya untuk kembali, namun dia memilih abai.

Di kuncinya kamar, dan segera dia melemparkan diri di ranjangnya yang empuk.

"Andai aku bisa balik ke dunia asli... Aku merasa makin hari situasi makin gak bisa aku handle, aku muak ngurusin percintaan mereka. Tapi aku juga gak bisa diam aja, aku gak mau jadi korban"Gumamnya sebelum akhirnya dia terlelap.

***

Di sekolah Alexa mengabaikan Emily. Dia masih kesal, karena aduan gadis itu dia

dibentak orang tua nya.

Ketika jam istirahat dia memilih kabur ke roftoop daripada terus mendengar

rengekan gadis itu.

Untung saja, sebelumnya dia sudah

membawa bekal. Sehingga dia tidak akan kelaparan meskipun tidak pergi ke kantin.

Di saat dia sedang memakan bekalnya, pintu roftoop terbuka. Seorang cowok bertubuh tinggi berjalan menghampiri Alexa.

Dia adalah Axelio.

"Kenapa sendirian?"Ucapnya dengan suaranya yang khas.

"Lagi pengen sendiri aja!"

"Gue boleh tau, apa alasan

kamu ngelakuin ini?"

Alexa menghentikan aktifitas makannya. Dia diam beberapa saat sebelum berbalik

menatap cowok di sampingnya itu.

"Karena aku ngerasa Kakak lebih cocok untuk Emily? Gak bakalan banyak masalah kalau kakak sama dia bersatu. Gak bakalan banyak orang yang terluka juga."

Rahang Axelio tampak mengeras. Jawaban Alexa membuat nya marah.

"Siapa kamu sampai sampai ngatur hidup aku?"

Alexa mengerjap, dia terkejut dengan respon Axelio.

Semula dia pikir cowok ini akan senang jika dia mendukung hubungannya dengan Emily, tapi ternyata tidak dia malah marah.

"Jangan pernah kamu berbuat kayak gini lagi!"Desisnya.

Setelahnya dia pergi dengan membanting pintu cukup keras.

Astaga.

Alexa menyerah!

Seluruh pemeran di novel ini sudah coba dia pengaruhi agar alurnya berubah.

Namun tidak ada satupun yang berhasil.

Cukup.

Alexa tidak akan lagi mengurusi hal ini. Biarlah alur mengalir sesuai dengan keinginan penulis. Dia lebih baik kembali menjauh dari mereka semua. Setidaknya dia akan mencari aman untuk dirinya sendiri.

Hubungan Emily dan Sagara kembali membaik setelah satu minggu kemudian,

sementara hubungan Alexa dengan Emily tentu semakin memburuk.

Karena Alexa yang selalu menghindar.

Berkali-kali Emily mendatanginya di Mansion namun selalu Alexa abaikan, begitu pun di sekolah. Dia memperlakukan Emily bagai makhluk kasat mata.

Emily kembali mengadu pada orangtua Alexa, sehingga gadis itu kembali mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang tuanya sendiri.

Satu-satunya orang yang memihak padanya hanyalah Arsenio. Kakaknya menjelaskan alasan mengapa orang tua mereka lebih mendengar aduan Emily dibandingkan penjelasan Alexa.

"Dulu Papa pernah menabrak orang hingga tewas, dan sialnya dia adalah ibunya

Emily. Papa merasa bersalah, hingga akhirnya demi menebus kesalahannya dia bertekad membantu seluruh keluarga Emily. Apapun yang terjadi Papa akan memihak mereka!"Jelas Arsenio.

"Walaupun saat ini jelas jelas keluarga kita

dimanfaatkan oleh mereka? "

Arsenio menatap adiknya dengan hangat,

"Iya! Kakak sudah tau kalau mereka

memang memanfaatkan keluarga kita. Ayahnya sering kali meminta uang pada Papa dan Mama, sedangkan Emily sering kali memanfaatkan kepolosan kamu!"tangannya mengelus rambut Alexa penuh rasa sayang.

"Tapi kakak senang kamu berubah, memang seharusnya kamu menjaga jarak dengan gadis licik itu. Dan jangan terlalu pikirkan sikap Papa dan Mama, mereka hanya belum membuka mata mereka untuk melihat situasi sebenarnya. Akan ada hari dimana

semuanya terbongkar!"

"Tapi Papa akan mengangkatnya sebagai anak, hanya untuk mengangkat derajat Emily, agar gadis itu dapat mengibangi keluarga

Adiyaksa! Apakah itu tidak berlebihan?"

Ya, dia mengetahui fakta itu tadi siang. Secara tidak sengaja dia mendengar obrolan Papanya dengan Ayah Emily.

Pak Herman memohon bantuan kepada Papa agar bisa membantu Emily mendapatkan simpati keluarga Adiyaksa.

Dengan cara mengangkatnya sebagai anak.

Papanya masih mempertimbangkan hal ini, dan baru akan disetujui ketika terjadi tragedi yang menyebabkan kematian

putrinya Alexa.

Alexa merasa khawatir, apakah tragedi itu akan terjadi dalam waktu cepat? Apa yang

harus dia lakukan untuk menghindarinya?

***

Pagi ini Alexa sama sekali tidak bisa fokus. Beberapa kali dia ditegur oleh gurunya di kelas karena kedapatan

melamun.

Hingga saat jam pelajaran Kimia, dia dihukum untuk pergi ke laboratorium untuk mengambil buku jurnal.

Dengan sangat terpaksa pergi menuju lab.

Rupanya lab kimia sedang digunakan oleh kelas 12, setelah meminta ijin kepada guru yang sedang mengajar akhirnya Alexa bisa masuk dan mencari jurnal yang gurunya maksud di ruang kecil dalam lab, yang merupakan tempat arsip.

Beberapa menit berlalu, Alexa belum menemukan Jurnal yang dibutuhkannya.

Hingga dia dikejutkan dengan suara ledakan disusul alarm kebakaran yang berbunyi nyaring.

Alexa bergegas keluar dari ruang arsip, begitu keluar dilihatnya keadaan lab yang

sangat kalau. Api dengan cepat merambat dikarnakan ledakan zat kimia. Beberapa murid terluka, dan sebagian lain mulai menyelamatkan diri.

Ketika Alexa akan melarikan diri, kakinya tidak sengaja menginjak badan seseorang yang tampaknya pingsan.

Seorang cowok dengan jas laboratorium yang sudah bersimbah darah di bagian

tangan. Tampaknya dia terkena ledakan.

Alexa mencoba mengangkat cowok itu, betapa terkejut nya dia ketika menyadari siapa orang yang sedang ditolongnya itu, Axelio!!

Ingatannya berputar pada adegan di novel. Kebakaran lab? Axelio? Itu adalah part dimana Emily menolong Axelio yang terjebak di laboratorium. Alexa mencoba mengedarkan pandangannya, Sulit.

Ruangan ini sudah penuh dengan asap hitam. Tak ada waktu menunggu kedatangan Emily untuk menolong Axelio.

"To... Long..."Ucap Axelio lirih, rupanya dia sudah sadar.

Matanya terbuka walaupun terlihat sayu.

"Aku gak sanggup kalau gendong kakak. Kakak juga sebisa mungkin berusaha jalan okey? Biar kita bisa keluar dari sini!"

Akhirnya dengan susah payah Alexa dan Axelio berhasil keluar dari laboratorium.

Mereka langsung disambut petugas medis untuk mendapat pertolongan pertama.

***

1
Anonymous
.
Ibuk'e Denia
semoga ceritanya bagus
Simehate Peanut
Luar biasa, seruuu
Alfatih Cell
lanjut....
Simehate Peanut
lanjut thour
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!