NovelToon NovelToon
Transmigrasi Boy

Transmigrasi Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: OrdinaryGirl_31

Revan Sernando. Salah satu anak beruntung yang memiliki keluarga harmonis. Namun sayang dia juga adalah salah satu orang yang tidak pernah merasakan sebuah pertemanan.

Hidupnya selama ini terasa begitu monoton.Hingga suatu ketika Revan mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya bertransmigrasi ke dalam raga seorang pemuda dingin yang kehidupannya berbanding terbalik dengannya. Reval Gishara.

"Nama depannya mirip sama nama gue, TAPI KENAPA NAMA BELAKANGNYA KAYAK NAMA CEWEK!!?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrdinaryGirl_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hancur

Setelah bertemu dengan Leon dan Jordan, Reval berniat untuk pergi ke rumah sakit. Ia ingin melihat kondisi Dion. Dengan langkah santai ia berjalan menuju ke ruang rawat Dion. Namun langkahnya berhenti begitu ia melihat Della dan Wira tampak di depan ruang rawat Dion. Terlihat mereka tengah bertengkar.

"BELUM PUAS KAMU SEKARANG?!!" Sentak Della dengan air mata yang ikut keluar membasahi wajahnya.

"Kenapa sih mas? Kenapa? Kenapa kamu lakuin ini semua sama keluarga aku?" lanjut wanita paruh baya itu dengan nada yang lebih pelan.

"Kamu harusnya tau alasan aku lakuin semua ini, ITU KARENA DIA!! DIA YANG UDAH REBUT KAMU DARI AKU!!" ucapan penuh amarah itu juga terlontar dari mulut Wira, seraya menunjuk ke ruang rawat Dion.

"TAPI KAMU UDAH BUNUH ANAK KITA!!" teriak Della.

"Lagian kita udah jadi masa lalu mas, mau sampai kapan kamu nggak bisa lepasin aku?" lanjutnya dengan air mata yang terus keluar.

Sedangkan Reval di ujung koridor rumah sakit hanya diam memperhatikan. Pikirannya melayang kemana-mana begitu mendengar ucapan Della barusan. Anak mereka? Siapa yang Della maksud? Mungkinkah?

"Maafin aku" lirih Wira. Ia meraih Della ke dalam pelukannya. Mengusap rambut wanita itu dengan penuh kelembutan.

"Aku nggak tau kalau Revan juga kena, maafin aku" lanjutnya.

Sekali lagi Reval dibuat terkejut dengan fakta itu. Jadi selama ini ia adalah anak dari Wira? Lalu bagaimana dengan Dion.

"Aku janji, aku bakalan tebus semua kesalahan aku, setelah kamu ceraiin Dion, kita bisa hidup bersama. Aku janji aku akan terima Leon seperti anak kandung aku sendiri" ucap Wira seraya mengusap pipi Della yang basah karena air mata wanita itu.

"Tapi aku nggak mau cerai sama mas Dion" lirih Della.

"DELLA!!" teriak Wira. Namun sedetik kemudian ia kembali mendekat pada Della dan memeluk wanita itu.

Dan Reval yang mendengar semua itu hanya diam. Pikirannya melayang kemana-mana memikirkan fakta yang baru saja ia tahu itu. Jadi Leon adalah anak Della yang berarti adalah kakaknya?

Entah kenapa air mata juga ikut menetes dari mata pemud itu. Kenapa fakta ini membuat dadanya sesak. Bagaimana mungkin Dion bukanlah papa kandungnya. Ingatannya kembali pada kebersamaannya selama ini dengan Dion.

Tanpa sadar kakinya perlahan mundur dan bahkan tanpa sengaja ia menyenggol kursi rumah sakit hingga menimbulkan bunyi. Karena hal itu Wira dan Della pun mengalihkan pandangan padanya.

Ditatap oleh dua orang paruh baya itu membuat Reval membeku seketika. Matanya menatap Della yang selama ini ia kira adalah wanita terbaik dalam hidupnya. Kemudian ia menatap Wira yang ternyata adalah ayah kandungnya.

"REVAL!!!"

Sedetik kemudian Reval membalikkan badan dan berlari dari sana. Begitu sampai di luar rumah sakit ternyata alam juga sedang mendukungnya. Hujan turun seolah menutupi air matanya yang menetes.

Kakinya ia bawa menyusuri jalanan tanpa tau mau kemana. Pikirannya tidak menyangka tentang kebenaran yang barusan ia dengar. Bahkan ia juga tidak kepikiran untuk sekedar mengambil motornya yang berada di parkiran.

Setelah lima menit berjalan ia baru sadar, pemuda itu celingukan melihat sekitar mencari tahu dimana ia berada sekarang.

"Kenapa gue nggak bawa motor aja coba tadi" gumamnya seraya melangkah menuju ke halte yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Reval mendudukkan dirinya di kursi tunggu untuk menunggu bus dan memandang jalanan yang basah. Hujan sudah tidak sederas tadi tapi dingin tetaplah terasa.

Reval mengusap-usap tangannya berusaha menghalau rasa dingin yang menembus jaket yang dikenakannya. Sedetik kemudian ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponsel miliknya.

"sial" umpatnya kala ponselnya ternyata mati.

Ia akhirnya berniat untuk pulang dengn taksi saja.

...****************...

Setelah membayar taksi yang ia tumpangi, Reval bergegas pergi menuju rumah. Ia sudah kedinginan sekarang. Jadi ia berniat untuk segera mengganti pakaiannya.

"Udah gue bilang Reval belum pulang, kalo ada yang mau lo sampein lo ngomong aja sama gue"

Begitu pintu terbuka samar-samar ia mendengar suara Sean dari ruang tamu. Terlihat pemuda itu tengah memegang ponselnya, sepertinya ada yang menelepon.

Tapi siapa? Kenapa Sean sampai menyebut namanya?

"Kenapa bang?" tanya Reval dengan suara seraknya membuat Sean menoleh.

"Darimana lo? Kenapa basah? Lo nggak neduh dulu gitu?" bukannya menjawab Sean malah melayangkan pertanyaan bertubi-tubi pada Reval.

"Siapa yang nelpon? Kenapa bawa-bawa gue?" tanya Reval lagi.

"Oh ini Leon, dia nyariin lo katanya hp lo nggak aktif, mana maksa banget lagi mau ngomong langsung sama lo katanya. Nih" ucap Sean seraya menyerahkan ponsel miliknya pada Reval.

"Halo ken-"

"Bokapnya Revan nggak ada Val"

"Apa?" tanya Reval sekali lagi pada Leon. Ia berharap apa yang barusan ia dengar tidak benar.

"Om Dion, bokapnya Revan meninggal Val"

Reval diam. Pikirannya mendadak kosong.

"Nggak, nggak mungkin, lo pasti boong" gumam Reval pelan dengan suara yang bergetar.

Lalu sedetik kemudian ia langsung berlari begitu saja keluar rumah menghiraukan teriakan Sean yang menanyakan ia hendak kemana.

"Eh lo mau kemana?" tanya Reva yang kebetulan baru pulang ke rumah. Gadis itu tadinya hendak masuk ke rumah. Tapi melihat Reval yang keluar dengan wajah panik membuatnya menghentikan pemuda itu.

"Anterin gue ke rumah sakit" ucap Reval tanpa menjawab pertanyaan Reva barusan.

"Mau ngapain?" tanya Reva.

"Yaudah kalo lo nggak mau" ucap Reval dan hendak langsung pergi dari sana.

"oke-oke gue anterin" ucapan Reva barusan membuat Reval menghentikan langkahnya begitu saja. Dan pada akhirnya Reva hanya bisa menurut untuk mengantar kembarannya itu ke rumah sakit.

Di sepanjang jalan Reva di buat bingung sendiri. Selain karena wajah panik Reval juga karena sedari tadi pemuda itu terus menyuruhnya untuk mengebut. Beruntung jalanan tidak macet. Sehingga tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit.

Reva hanya mengikuti Reval yang tengah berlari di depannya. Dalam pikirannya ia terus bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi.

Hingga akhirnya Reval sampai di ruang rawat Dion. Dan tak menunggu lama ia langsung membuka pintu ruangan tersebut. Di dalam sana sudah ada Leon yang berdiri di samping Dion yang tampak terbujur di atas brankar. Tidak ada lagi alat-alat yang terpasang di tubuh lelaki paruh baya itu. Malah sekarang tubuhnya terlihat dingin dan sangat pucat.

"Papa" lirih Reval seraya langsung berlari menghampiri Dion.

"PAPA!!" Ia berteriak histeris menggoyangkan tubuh Diom yang mulai kaku itu.

"Nggak, ini nggak mungkin, papa nggak mungkin ninggalin Revan. Pa bangun, papa" Reval terus meracau dan menangis dengan masih mencoba membangunkan Dion. Ini terlalu cepat untuknya. Padahal tadi ia baru saja dari sini, walau tak sempat melihat Dion. Tapi kenapa sekarang pria itu sudah tidak ada.

Sedangkan Leon dan Reva di buat diam. Mereka dengan jelas mendengar semua racauan yang keluar dari mulut Reval.

"Sebenernya siapa om ini? Kenapa Reval sehisteris itu?"

1
زيتون مامة
aku juga pening. atau dlm 1 badan ada 2 jiwa
زيتون مامة
heran, budak2 itu tidak ditangkap
زيتون مامة
modus.
زيتون مامة
habis lah, sudah lupa penyelidikan bila sudah mula suka cewek
زيتون مامة
kenapa tidak ditangkap polisi ya, orang yang menculik reval. kalau lari pun boleh dicari
زيتون مامة
selidiki.. apa salahnya cerita kepada yang percaya
زيتون مامة
kenapa sulit mau selidik.. trskan saja. boleh bilang kawan kan
زيتون مامة
teruskan. ceritanya bagus.
OrdinaryGirl: iyaa makasihh
total 1 replies
Tini Timmy
modus apa bukan nih/Chuckle/
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak/Smile/ iklan untuk mu
OrdinaryGirl: Iyaaa, makasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak
ceritanya bagus 😊
OrdinaryGirl: Iyaa makasihh
total 1 replies
Vikale5
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
OrdinaryGirl: siaapp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!