NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 15 - Liburan musim dingin 2

Liburan musim dingin akhirnya dimulai. Suasana dingin di luar diimbangi dengan kehangatan yang dirasakan oleh aku karena ruanganku pemanas nya cukup untuk membuat es meleleh dengan cepat.

Di rumah kakek dan neneknya, Shun merasakan kehangatan keluarga. Setelah beristirahat sejenak dari perjalanan, dia mengeluarkan layar biru dari cincin kecilnya dan mengirim pesan ke grup chat yang mereka buat.

Shun: [Aku sudah sampai di rumah kakek nenek!]

Ikki: [Selamat karena sudah sampai, Shun! Hati-hati di sana, nenekmu pasti akan memberimu banyak makanan. Kamu perlu itu, si kurus]

Riki: [Setuju sama sobatku! Jangan sampai pulang tambah kurus ya, cebol!]

Chris: [Hahaha, benar tuh! Selamat bersenang-senang, Shun. Jangan lupa update foto!]

Shun tersenyum melihat balasan dari teman-temannya. Mereka selalu tahu cara membuatnya merasa diperhatikan. Ia membalas pesan mereka dengan cepat.

Shun: [Terima kasih, aku pasti akan makan banyak dan update foto. Kalian juga selamat bersenang-senang ya!]

Shun kemudian memasukkan kembali layar biru kecil ke cincinnya dan berjalan ke ruang keluarga. Aroma masakan neneknya yang sedap sudah memenuhi rumah. Di meja makan, terhidang berbagai hidangan lezat yang membuat perut Shun keroncongan.

Sementara itu, aku duduk di sofa apartemen yang hangat, memandang keluar jendela. Salju turun perlahan, menciptakan pemandangan indah di luar. Tidak lama kemudian, cincinku mengeluarkan cahaya biru kecil, menandakan ada notifikasi baru yang muncul.

Chris: [Hei, kalian mau ketemu pas Tahun Baru nanti? Mungkin kita bisa main salju bareng atau bikin pesta kecil-kecilan.]

Ikki: [Terdengar bagus! Aku setuju. Bagaimana menurutmu, Riki?]

Riki: [Aku oke! Mari kita buat Tahun Baru kali ini jadi yang paling seru!]

Ikki: [Bagus! Shun, kita akan merindukanmu, tapi jangan khawatir, kita akan merencanakan sesuatu yang seru saat kamu kembali!]

Shun: [Itu kedengarannya menyenangkan! Pasti aku akan bergabung di kegiatan berikutnya. Selamat bersenang-senang!]

Aku kembali melihat salju yang turun lalu karena bosan aku menyalakan televisi untuk menonton sebuah kartun.

Di tempat lain, Riki mempersiapkan berbagai permainan dan aktivitas untuk mengisi liburannya. Dia juga berencana untuk belajar ski, sebuah kegiatan yang selalu ingin dia coba.

Chris, yang sudah mulai merencanakan pesta Tahun Baru di rumahnya, merasa bersemangat untuk mengundang lebih banyak teman dan membuat momen itu tak terlupakan.

Hari pertama liburan musim dingin dihabiskan dengan komunikasi dan rencana-rencana menyenangkan yang akan datang.

***

Malam Natal tiba, dan suasana kota dipenuhi dengan cahaya lampu dan dekorasi yang meriah. Aku keluar dari apartemen, merasakan dinginnya malam yang menusuk pipi. Salju yang tebal memantulkan cahaya lampu jalan, menciptakan pemandangan yang mempesona. Namun, setiap kali aku melihat pasangan yang berjalan bergandengan tangan atau saling berpelukan, hatiku terasa sedikit frustasi.

Sambil berjalan menuju rumah Chris, aku berusaha mengalihkan pikiranku dari pemandangan romantis di sekitar. Aku mempercepat langkah. Dalam perjalanan, aku bertemu Riki yang baru saja keluar dari sebuah toko kue, membawa sekotak besar berisi berbagai jenis kue yang tampak lezat.

"Hei, Riki! Kamu beli banyak kue?" sapa aku.

"Ya, tentu saja! Aku pikir akan bagus jika kita punya banyak makanan manis untuk pesta," jawab Riki sambil mengangkat kotak kuenya sedikit untuk menunjukkan isinya. "Sobat, apa kamu mau ikut pergi ke rumah Chris bareng?"

"Tentu saja! Aku juga perlu mampir ke minimarket sebentar untuk membeli camilan," balas aku.

Mereka berjalan bersama menuju minimarket terdekat. Di dalam, aku mengambil beberapa bungkus keripik, permen, dan minuman. Setelah membayar, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah Chris. Jalanan semakin ramai dengan orang-orang yang merayakan malam Natal, menambah semangat di udara.

Ketika mereka tiba di rumah Chris, mereka disambut oleh pemandangan yang megah. Rumah besar itu dihiasi dengan lampu-lampu berkelap-kelip dan pohon Natal besar di depan. Chris sudah menunggu di pintu, tersenyum lebar saat melihat teman-temannya datang.

"Selamat datang! Ayo masuk, pesta sudah dimulai!" seru Chris sambil membuka pintu lebar-lebar.

Di dalam, suasana sangat meriah. Musik Natal terdengar dari speaker, dan ruang tamu penuh dengan dekorasi warna-warni. Beberapa teman dari kelas Chris sudah berkumpul, menikmati makanan dan minuman yang disediakan. Chris yang tinggal sendiri di rumah besar ini, merasakan kebahagiaan bisa mengisi kesepiannya dengan kehadiran teman-temannya. Orang tuanya bekerja di luar bintang yang aku tempati dan jarang pulang, bahkan pada saat-saat seperti ini.

"Ini dia kuenya!" kata Riki sambil meletakkan kotak kue di meja. Aku menambahkan camilan yang aku beli, melengkapi meja yang sudah penuh dengan berbagai makanan.

Pesta dimulai dengan penuh tawa dan cerita. Mereka bermain berbagai permainan, menonton film Natal, dan bahkan menyanyi karaoke. Setiap sudut rumah dipenuhi dengan keceriaan dan kebersamaan. Chris merasa sangat berterima kasih karena teman-temannya bisa datang dan merayakan Natal bersamanya. Malam itu menjadi salah satu malam yang tak terlupakan bagi mereka semua.

Pesta berlanjut hingga pagi, dan mereka semua merasa lelah namun puas. Saat matahari mulai terbit, mereka mulai membersihkan kekacauan yang mereka buat. Botol-botol minuman, piring kotor, dan serpihan makanan tersebar di seluruh ruangan. Dengan gotong royong, mereka membersihkan rumah Chris hingga kembali rapi.

"Terima kasih, teman-teman. Kalian membuat Natal ini jadi sangat spesial," kata Chris dengan tulus setelah rumahnya bersih.

"Sama-sama, Chris. Terima kasih juga sudah mengundang kami," balas teman sekelasnya sambil tersenyum.

Setelah semuanya beres, mereka pulang dengan arah yang berbeda-beda. Aku berjalan menuju apartemen dengan Riki karena jalannya masih satu arah.

Hari-hari lainnya sudah terlewati dan tahun baru sudah semakin dekat.

Malam Tahun Baru tiba, dan suasana kota semakin semarak. Kembang api kecil-kecilan sudah mulai dinyalakan di sana-sini, menambah kesan meriah pada malam yang dingin itu. Chris kembali mengadakan pesta di rumahnya, bertekad untuk menutup tahun ini dengan penuh kegembiraan bersama teman-temannya.

Aku dan Riki, bertemu dijalan dan berjalan bersama untuk segera menuju rumah Chris. Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan beberapa teman sekelas Chris yang juga menuju pesta. Teman-teman Chris tampak bersemangat, membawa berbagai macam makanan dan minuman.

"Hei, kalian mau ikut jalan-jalan dulu sebelum ke rumah Chris?" tanya salah satu teman Chris. "Kami pikir akan menyenangkan menghabiskan malam Tahun Baru dengan berjalan-jalan di kota dulu."

"Tentu, kenapa tidak?" jawab Riki, tanpa menghiraukan suaraku. Jadi aku ikut saja.

Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu, menikmati suasana malam Tahun Baru di kota. Lampu-lampu jalan dan dekorasi Natal masih menyala, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang di tengah dinginnya malam. Mereka berjalan melewati taman kota yang dipenuhi dengan orang-orang yang merayakan, berhenti sejenak untuk menonton pertunjukan musik jalanan yang mengalunkan lagu-lagu Tahun Baru.

Mereka juga mampir ke beberapa kios makanan yang menawarkan berbagai camilan khas musim dingin. Aku membeli sekantong kastanye panggang yang hangat, yang aku bagi dengan Riki dan teman-teman lainnya. Aroma manis dan gurih dari kastanye panggang menambah kehangatan malam itu.

"Aku suka suasana malam seperti ini," kata ku sambil menggigit kastanye. "Rasanya damai dan penuh harapan."

Temannya Chris setuju. "Ya, benar. Malam Tahun Baru selalu terasa spesial. Seperti ada sesuatu yang magis di udara."

Mereka melanjutkan berjalan, melewati jalan-jalan yang dipenuhi oleh orang-orang yang tertawa dan merayakan. Pemandangan kembang api kecil-kecilan menghiasi langit, menambah kemeriahan malam itu.

Akhirnya, setelah berkeliling kota, mereka tiba di rumah Chris. Pesta sudah dimulai, dengan musik yang mengalun dan suara tawa yang memenuhi rumah besar itu. Chris menyambut mereka dengan senyuman lebar, "Selamat datang kembali! Ayo, masuk dan bergabung dengan yang lain!"

Di dalam, suasana sangat meriah. Musik mengalun, makanan dan minuman berlimpah, dan semua orang tampak menikmati malam itu. Mereka bergabung dengan teman-teman lain, bermain berbagai permainan, dan berbagi cerita tentang harapan dan mimpi untuk tahun yang akan datang.

Saat mendekati tengah malam, mereka semua berkumpul di halaman belakang rumah Chris yang luas. Chris memimpin hitungan mundur, dan saat jam menunjukkan pukul dua belas, mereka bersorak gembira, menyaksikan kembang api yang meledak di langit, menghiasi malam dengan warna-warni yang indah.

"Selamat Tahun Baru!" teriak mereka bersamaan.

Hari lainnya sudah terlewati lagi. Aku seharusnya senang tapi itu tidak bisa aku lakukan karena setiap harinya aku selalu berpikir. Emosi seperti ini tidak lah penting bagiku, mungkin karena pemilik tubuh ini dan pecahan kedua membuat emosiku kembali. Emosi yang seharusnya sudah hilang.

'Aku membenci ini.' Aku dalam hatiku sambil memandang langit malam yang dihiasi cahaya kembang api.

1
Vemas Ardian
njirr ngelunjak 😭😭
Ibrahim Rusli
sejauh ini keren sih Thor ...lanjut 🤘🏻🤪
Dhewa Shaied
cukup menarik hanya saja ad bbrpa bab yg paragraf nya berulang
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!