NovelToon NovelToon
Kau Adalah

Kau Adalah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: TaurusWoman

Sebenernya cerita kesekian yang memang saya baru buat. Tapi untuk disini, cerita ini jadi cerita pertama yang saya rilis disini...

SO PLEASEEEE TINGGALIN JEJAK KALIAN YAA READERS. PLEASE TINGGALIN LIKE DAN COMMENT KALIAN DI CERITAKU INI...
BIAR DAPET INTI CERITA DAN ENDING CERITA YANG EPIK BANGET AKHIRNYAA...


ThankYou...

..........

Emril yang sempat berkuliah di London kembali pulang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Kampus yang sama dengan kedua saudara laki-lakinya.

Di kampus barunya, selain ada kedua saudara laki-lakinya Emril juga bertemu kembali dengan sahabat semasa kecilnya, beberapa teman lamanya, teman nongkrongnya, teman olahraganya dan mantannya.

Tapi ternyata bukan hanya mereka yang membuat Emril betah kuliah di Jakarta dibanding di London. Ada satu orang diantara mereka yang selalu menarik perhatian Emril, bahkan Emril sering menolak apa yang dirasakannya, tapi Emril tidak bisa menghindar untuk selalu memikirkannya, mencarinya dan berbincang dengannya.

Dia Tami

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TaurusWoman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda

Emril Pov

Hari ini bunda minta gue dateng ke ruangannya setelah kelas selesai. Gue pun langsung jalan menuju kesana bareng Dafiq, karena pas ditengah-tengah koridor ruangan bunda gue ketemu sama Dafiq dan ternyata kita punya tujuan yang sama.

"Kayanya ade gue udah di tempat bunda lo deh..." ucap Dafiq yang tinggal berapa langkah lagi kita nyampe di ruangan bunda.

Spontan gue berentiin langkah gue.

"Hah? Tami maksud lo?" Tanya gue agak kaget, eh kaget banget.

Dafiqpun ikut menghentikan langkahnya.

"Ya iya...emang ade gue ada yang laen selain Tami Emr?" Tanya Dafiq dengan wajah bingung tapi tersenyum.

"Iyaa..eh...enggak...iya maksud gue, ko lo tau Tami ada disana?" Tanya gue lagi sambil nunjuk ruangan bunda yang pintunya emang udah keliatan beberapa meter dari tempat gue dan Dafiq berdiri.

"Bunda lo tuh dari kemaren nyariin Tami. Katanya Tami mau dijadiin Asisten dosennya Bu Jenette. Senior kita beberapa tahun lalu, nah sekarang dia baru lulus S2 tapi udah langsung jadi dosen disini, dan dia butuh asisten dosen untuk kegiatan praktikum mata kuliahnya..." jelas Dafiq yang agak panjang. Disitulah gue ambil kesempatan untuk merapihkan diri.

"Oh ya ya...bunda beberapa hari lalu sempet ceritain ini sih ke gue. Gue cuma kaget aja, kalo ternyata dia jadi ngajuin Tami untuk asdos nya bu Jenette..."

Jawab gue sambil merapihkan rambut.

"Ya kan katanya sama lo. Info dari bunda lo sih nanti Tami ngedampingin lo jadi asdosnya bu Jenette..." ucapnya lagi.

Gue cuma ngangguk-ngangguk aja sambil kasih kode ngajak dia nerusin jalannya ke ruangan bunda. Tapi aselinya jantung gue deg degan parah nih.

..........

Sampe di ruangan bunda, gue dan Dafiq langsung masuk. Dan bener kata Dafiq, disini udah ada Tami begitu juga bu Jenette yang lagi ngobrol-ngobrol sama bunda.

"Bund..." sapa gue ketika membuka pintunya.

"Bu..." sapa Dafiq ke bunda.

"Ya...Sini. Duduk sini Fiq..Kamu disitu Emr.." ucap bunda sambil mengarahkan Dafiq duduk disebelah bunda dan gue disuruh duduk satu sofa sama Tami dan bu Jenette.

"Mmm Jeenn, ini Emril. Dia anak saya. Dia baru aja pindah dari london sebulan ini. Walaupun dia baru sebulan kuliah disini, tapi kualitasnya sangat baik sebagai mahasiswa teladan. Dia sangat cepat loh mengikuti materi-materi kuliah disini. Dan saya mengajukan Emril untuk jadi Asisten dosen kamu didampingi oleh Tami. Saya yakin Emril bisa, karena menurut saya Emril juga perlu pengalaman yang lebih banyak sebelum dia lulus..." Ucap bunda pada bu Jenette. Tapi mata gue malah selalu ngeliat kearah Tami yang dari tadi senyum aja ngedengerin bunda gue ngomong.

"Dan...Tamii, kamu nanti tolong bantu Emril ya untuk segala tugas-tugasnya sebagai asisten dosen Bu Jenette....

Jenette sendiri gimana pendapatnya?" Ucap bunda pada Tami yang direspon dengan anggukan lalu langsung beralih ke bu Jenette.

"Saya percaya dengan pilihan Ibu Mesia. Saya yakin mereka memang mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi..." jawab bu Jenette yakin dengan pilihan bunda.

"Oh itu sudah bisa dipastikan, terutama Tami. Prestasi dia banyak, dia sering menjadi mahasiswa terbaik untuk mata kuliah manapun. Dan dia juga selalu jadi salah satu narasumber inspirasi mahasiswa-mahasiwa baru atau calon mahasiswa di seminar-seminar. Jadi kamu nggak usah ragu lagi tentang Tami. Sedangakan Emril, saya sangat yakin dia pasti bisa mengikuti langkah Tami..." ucap bunda membuat gue makin tertarik tentang Tami.

Gue liat Tami hanya diam dan senyum.

"Mmm gimana Tami pendapat kamu tentang Emril yang akan saya ajuin untuk ngedampingin kamu jadi asisten dosennya bu Jenette?"

"Saya nggak keberatan bu. Siapapun itu akan saya terima. Saya malah senang bu Mesia mempercayakan saya lagi untuk jadi asisten dosen..." ucap Tami bikin gue nggak bisa liat kemana-mana lagi selain ke dia.

Gue liat sekilas, bunda tersenyum mendengar jawaban Tami.

"Oke...

Dafiq, tolong kamu juga bantu Tami dan Emril kalau mereka membutuhkan hal-hal yang harus dipelajari yaaa. Dan hari ini kamu tolong bantu saya mengerjakan materi kuliah besok. Soalnya saya juga harus urus materi untuk seminar hari sabtu..." ucap bunda sambil ngeluarin tablet dan laptopnya.

"Ya baik bu..." Jawab Dafiq.

Dan dia langsung sibuk melihat beberapa slide materi kuliah yang bunda tunjukkan.

Sedangkan gue, Tami dan bu Jenette membahas beberapa program mengajar bu Jenette dan beberapa materi mata kuliahnya yang akan dia berikan sampai satu smester ini.

Gue dan Tami sangat memperhatikan apa yang bu Jenette sampaikan. Tapi tetep aja ternyata mata gue nggak bisa diem di sosoknya bu Jenette. Mata gue malah lebih banyak ngeliat kearah Tami, dan Tami pun sadar gue sering liat kearah dia.

Selang hampir 2jam kita semua di ruangan Bunda. Akhirnya gue, Tami dan Bu Jenette memutuskan selesei dulu pembahasan sama bu Jenette dan kita akan ketemu lagi besok setelah kelas gue dan Tami selesai. Kita bertigapun keluar dari ruangan Bunda, sedangkan Dafiq dan bunda masih sibuk nyiapin beberapa materi kuliah dan materi seminar.

Setelah bu Jenette berpamitan. Tinggal gue sama Tami berdua berdiri sambil clingak clinguk liat sekitaran kampus yang ternyata udah agak sepi karena memang udah sore sih.

"Mmm kamu mau pulang apa gimana?" Tanya gue ke Tami yang masih berdiri disamping gue sambil liat-liat hp nya.

"Iya...ini lagi mau pesen taksi online...

Soalnya nunggu Dafiq pasti lama..." ucapnya sambil buka aplikasi taksi online.

"Aku anter aja gimana?" ucap gue dan Tami langsung liat ke arah gue.

"Mmm iya dari pada naik taksi online, aku bisa ko nganterin kamu...Gimana?" ucap ulang gue berusaha santai.

"Boleh kalo nggak repot.." jawabnya sambil senyum.

"Ya nggak lah, kalo repot aku nggak akan nawarin..." jawab gue, dan bikin dia ketawa.

"Iya ya hahaahhaa.....Yaudah yuk..." ajaknya.

Gue dan Tami pun langsung melangkah ke arah parkiran motor. Hari ini gue emang bawa motor, sebenernya gue emang lebih suka motor-motoran dari pada naek mobil.

Karena menurut gue di Jakarta yang selalu macet dimana-mana itu enaknya naek motor biar bisa cepet sampe kemanapun tujuan kita.

Tami langsung duduk dibelakang gue. Baru aja gue nyalain stater motor. Tiba-tiba ada yang nepuk pundak gue. Pas gue noleh ternyata itu Candra dan Faril. Gue pun buka kaca helm gue.

"Kenapa?" Tanya gue kebingungan ngeliat mereka udah disamping motor gue.

"Lo mau kemana?" Tanya Candra.

"Nganter Tami pulang..." jawab gue santai.

Tapi kayanya gak sama mereka. Soalnya mereka keliatan bingung.

"Kenapa sih? Gue mau nganter Tami nih....buruan ada apaan?" Sambung gue ke mereka.

"Nggak ada apa-apa sih. Cuma mastiin aja lo mau kemana...Ko bisa bareng Tami ??" tanya Candra dengan senyum-senyum dan melirik ke Tami, spontan gue ngecek respon Tami lewat kaca spion.

"Ya tadi itu kita abis ada urusan sama bunda, dan sekarang dia mau balik, tapi udah gak ada siapa-siapa yang anter. Ya gue anterin lah, kan lagi ada gue disini..."

"Ooohh, yaudah hati-hati ya bro. Oia tapi tadi kayanya Ariq nyariin lo deh Tam..." ucap Faril.

"Mmm...Ya udah biarin deh, palingan juga akhirnya dia udah pulang..." jawab Tami santai sambil senyum ke arah Faril. Gue terus merhatiin ekspresi Tami sambil menoleh kearahnya.

"Yaudah ya, gue anter Tami balik dulu. Jangan kelayapan mulu lo berdua. Maen aja nanti ke rumah gue..."

"Jam berapa ??? Kan lo aja lagi jalan sama Tami..." ucap Candra yang akting bingung padahal gue tau itu nyindir gue yang mau pergi nganter Tami, sedangkan gue malah nyuruh mereka ke rumah.

"Ntar gue kabarin deh..." jawab gue sambil jalanin motornya.

"Okeeeee....." jawab Candra sambil cengengesan.

Sebelum gue makin cepet jalanin motornya, pas digerbang kampus, gue nyuruh Tami pegangan. Dia kaya ragu buat pegangan ke gue, karena tangannya cuma narik sedikit jaket kulit gue. Spontan kedua tangan gue langsung narik kedua tangan dia dan ngelingkarin tangannya ke pinggang gue.

"Kalo kaya gini aku bakal lebih aman ngendarainnya..." ucap gue dan langsung jalanin lagi motor keluar dari kampus.

1
Durahman Kedu
bagus ceritanya
TaurusWoman
alur cerit yang relate dengan berbagai pengalaman orang-orang. menyukai seseorang tapi terkadang menolak apa yang dirasakan karena ada hal yg harus dijaga.
Foquita Retrasada
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
Decapitator
Endingnya nggak disangka-sangka
Muriel
Cerita yang bikin saya gak bisa lepas sampai selesai, sampai dapet ending yang bikin saya senyum-senyum sendiri. 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!