Kau Adalah

Kau Adalah

Jakarta Gue

Emril Pov

Gue baru aja balik lagi ke Jakarta, setelah hampir 2 tahun dari lulus SMA gue langsung terbang ke London dan kuliah disana. Semua itu adalah keinginan bunda dan daddy gue. Mereka berharap gue bisa meneruskan jejak daddy gue untuk ambil sekolah bisnis di London supaya setelah lulus gue bisa meneruskan jejak daddy yang bisa punya usaha skala internasional.

Dan saat ini, gue lagi bikin kopi di dapur sambil dengerin beberapa musik kesukaan gue, lalu setelah selesai buat kopi gue jalan ke halaman belakang rumah untuk bersantai sambil ngopi dan menikmati lagi cuaca Jakarta yang panas banget.

Tapi tenang aja hal itu nggak akan bikin gue berubah pikiran untuk terbang lagi ke London.

"Aneh...

Padahal di London itu ngopi sore-sore gini akan lebih enak rasanya dengan cuaca yang dingin, udara yang lebih sejuk, kamu malah pilih balik kesini dengan Jakarta yang semraut dan cuaca yang panas begini..." ucap seseorang sambil duduk di bangku kosong sebelah gue duduk.

Gue melepas headphone dan tersenyum mendengar ucapan-ucapannya daddy.

"Maaf ya dad..." ucap gue.

"Apa?" Tanyanya sambil menoleh kearah gue dan mengkerutkan keningnya.

"Yaaa maaf, aku baru bilang maaf sekarang kalau aku nggak bisa lanjutin kuliahku disana. Aku pingin kumpul dengan kalian disini. Aku pingin berkuliah di tempat bunda ngajar dan kak Algha serta Delan kuliah juga. Terlebih lagi hubungan 3 bujangnya daddy kan udah terbiasa harmonis dan kita selalu bareng-bareng, jadi rasanya aneh banget aku disana sendirian..." ucap gue sambil senyum-senyum.

"Semua itu kiasan, hanya kalimat yang baru aja kamu rangkai beberapa detik lalu...jangan pikir kamu tuh pujangga yang bisa meluluhkan hati daddy yang sedih karena kamu malah memilih pulang ya..." ucap daddy menatap gue.

Gue tersenyum, lalu daddy juga tersenyum dan mendekat kearah gw, kamipun berpelukan.

Daddy sedikit menepuk-nepuk pundak gue saat berpelukan.

"Makasih ya dad, udah urus semuanya dan aku bisa langsung masuk kuliah minggu depan..."

"Iyaa...apapun pilihan kamu, daddy yakin itu terbaik, dan daddy tetap optimis kamu akan sukses, apapun yang anak-anak daddy pilih dan jalanin, daddy akan selalu support kalian..."

"Termasuk nikah muda dadd?" pertanyaan dari gue bukan dapet jawaban daddy, tapi daddy langsung pergi ninggalin gue sendirian, dengan ekspresi yang sedikit menghakimi pertanyaan gue. But gue malah senyum cekikikan ngeliat kelakuan daddy seperti itu.

"Katanya selalu support daaaaddd..." ucap gue sambil sedikit teriak melihat daddy melangkah kedalam rumah.

"Selesaikan kuliahmu!!!!" Balasnya dengan lebih lantang dan sosok daddy langsung hilang tanpa bayangan sama sekali.

Gue semakin ketawa cekikikan mendengar jawabannya.

........

Malam ini gue ada janji sama sahabat dan temen-temen gue untuk main billiyard sambil live music di salah satu cafe area Jakarta Selatan.

Gue pun langsung pergi ngendarain mobil BMW kesayangan gue yang selama ini gue ijinin untuk dipake bunda atau daddy.

Perjalanan menuju kesana nggak terlalu memakan waktu lama, cuma 10 menit gue udah nyampe dan langsung temuin temen-temen gue yang udah pada kumpul.

"Hei bro..."

"Hei Em..."

"Hei bot..."

"Apa kabar bro..."

"Pulang juga lo ndro..."

Beberapa sapaan dan candaan yang mereka keluarkan saat gue menghampiri mereka satu per satu. Dan terakhir yang gue liat adalah sahabat gue. Dia lagi duduk dibangku bar, menatap ke arah gue sambil tersenyum. Gue pun langsung nyamperin dia dan memeluknya erat.

"I miss you emril..." ucap Yesa membalas pelukan gue.

"I miss you too..." bales gue dan sekilas Yesa mengecup pipi gue.

Sedangkan dibelakang gue, temen-temen gue bersorak-sorak seperti biasa ngeledekin interaksi gue dan Yesa.

Ya gue nggak heran mereka bersikap begitu, karena mereka selalu berusaha menjodohkan gue untuk bisa menjalin hubungan sama Yesa. Sedangkan menurut gue, hubungan gue dan Yesa memang cuma bisa sahabatan. Walaupun Yesa sebenarnya salah satu wanita terbaik yang gue kenal selain bunda dan mantan 5 tahun gue.

"Gimana rasanya udah 3 hari di Jakarta?

Berpikir untuk balik lagi ke London?" Tanya nya.

"Nggak dong, kan ada lo kalo disini..." ucap gue sambil duduk dibangku bar sebelahnya.

"Apaan sih lo..." ucapnya sambil meminum seteguk orange jusnya.

"Lo nggak percaya gue balik karena ada lo disini?"

"Buat apa gue percaya sama lo...

Gue tau lo ya, lo itu nggak pernah memperlakukan gue selayaknya sahabat lo sendiri tau gak?"

"Masa sih?

Padahal gue udah melakukan yang paling baik yang bisa gue lakuin untuk lo loh..."

"Ahhahaaa...

Di mata lo itu gue selalu kaya anak kecil yang cuma lo perlakuin seenak lo..."

"Kata siapaaa...

Lo itu wanita terbaik gue setelah bunda dan Shara..."

"Heh...

Lo lupa, sebelum Shara ada di hidup lo, gue duluan yang ada di hidup lo...

Dan kebukti kan lo sama Shara cuma bisa 5 tahun, sedangkan gue? Sampe sekarang gue masih sama lo..."

Gue sedikit janggal denger kalimat ini, tapi gue kenal Yesa, dia tau omongannya itu cuma pengen validasi dari gue dan dia berharap gue bisa bersikap lebih baik dan memperlakukan dia selayaknya wanita-wanita yang sudah dewasa.

Kenapa gue bilang Yesa pengen gue perlakukan seperti wanita-wanita dewasa lainnya. Karena selama ini gue masih aja suka ngejailin dia, gue selalu ngeledek dia layaknya interaksi kita waktu masih ramaja-remaja dulu.

"Jadi, gue apa Jakarta ?" Tanya Yesa sambil melirik ke arah gue.

"Jujur sih...

Emm....

Jakarta Yes..." ucap gue yang akhirnya dapet hantaman bogem dari Yesa di lengan gue.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!