MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

Hari Pernikahan...

Perdebatan sengit yang terjadi setelah pertunangan, dimana dewa sangat bersikeras meminta kedua orang tua nya membatalkan pertunangan, akhirnya malah membuahkan keputusan yang tak terduga.

Waktu pernikahan yang seharusnya masih satu minggu lagi, di percepat oleh mami luna dengan alasan tak ingin putra nya sampai berubah pikiran. Meskipun mami luna tau dewa itu tipe pria yang selalu memegang ucapan, namun lebih baik mencegah bukan sebelum hal buruk yang tidak di inginkan terjadi...

Dan di sinilah mereka. Berada di ballroom hotel termewah di tanah air untuk menyelenggarakan pernikahan di hari ketiga setelah pertunangan itu sukses di selenggarakan..

Pukul 8 pagi tadi, dewa selesai mengucapkan janji suci nya terhadap Alicia. Kini status mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri di hadapan agama dan negara.

Pernikahan dewa dan cia di gadang gadang menjadi pernikahan termewah dan termegah abad ini. Bagaimana tidak, undangan yang tersebar bahkan sampai 5000 undangan. Itu belum termasuk hitungan tamu dari keluarga besar kedua belah pihak. Dan resepsi pernikahan dewa dan cia berlangsung selama 3 hari berturut turut.

Tak sulit bagi konglomerat seperti papi bima dan dad diki untuk menyebar undangan sebanyak itu dalam kurun waktu yang sempit, bahkan kurang dari tiga hari.

Asal ada uang apapun akan mudah di lakukan...

"Senyum Lah, ka. Jangan sampai para tamu mengira kau terpaksa menikah dengan ku!!" bisik cia sedikit jengkel, sejak mereka berdiri di pelaminan, tak ada satu senyuman pun yang dewa berikan pada nya. Cia yakin pasti semua tamu undangan merasa aneh dengan interaksi mereka yang minim bahkan tak ada sama sekali...

"Aku tidak bisa berpura pura seperti mu!!" sahut dewa dengan nada ketus.. "Dan aku memang terpaksa!!"

"Ya, aku tau! Tapi setidak nya jangan buat harga diri kedua orang tua kita jatuh di hadapan para tamu undangan.."

"Aku mau ke toilet!" ujar dewa yang malah langsung balik badan menuju tangga kecil untuk turun dari panggung pelaminan mereka. Meninggalkan cia seorang diri di atas pelaminan mereka.

Cia enggan menjawab, dia hanya diam saja. Walau sedih akan perlakuan dewa yang semena mena ini, namun sebisa mungkin dia meredam nya, sebab saat ini diri nya masih harus berpura pura bahagia sambil terus menerima ucapan selamat dari para tamu yang tak habis habis ini..

🍂

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memandangi mereka dengan tatapan kebencian. Lebih tepat nya pandangan kebencian itu hanya ditujukan untuk Cia..

"Aku benci kamu, Alicia!! Aku sangat membenci mu!! Kenapa kau tidak mati saja saat itu..."

"Beib ? Ko bengong terus sih ?" Suara seorang pria yang duduk di samping nya membuyarkan lamunan gadis itu..

"Hah ? Oh.. Tidak. Aku hanya sedang memikirkan, apakah pernikahan kita nanti akan semegah dan semewah ini ?" ujar nya beralasan seraya mengedarkan pandangan, betapa pernikahan cia dan dewa ini sangat mengagumkan...

Pria itu menggeleng seraya tersenyum canggung, "Tentu saja pernikahan kita tidak akan seperti ini, beib.. Keluarga ku tak setajir keluarga Havidi. Kamu pasti tau itu, kan ??"

Wajah gadis itu berubah masam. Dia pun kemudian turun dari kursi nya, berjalan menjauh dan pergi meninggalkan kekasih nya...

"Beib..? Hei, kau mau kemana ?" pria itu mencoba untuk menyusul, namun karena banyak nya tamu undangan membuat nya tak bisa menemukan Alshiva, wanita yang sudah setahun belakangan ini menjadi kekasih nya ..

"ARGHHHHH!! Aku membencimu!! Kenapa kau menempati posisi yang seharusnya untuk ku, CIA ? Kenapa...." Di dalam sebuah kamar hotel, Al mengamuk tak karuan, dia membanting semua benda yang ada di dekat nya. Lampu tidur bahkan sampai alat make up yang ada di meja rias pun berserakan di lantai..

Saat sudah lelah dengan tangisan dan kebrutalan nya tadi, tubuh aduhai Al yang di balut gaun ketat berwarna Lilac pun luruh ke lantai...

"Aku bersumpah demi hidup ku! Aku akan mengambil lagi apa yang seharusnya menjadi milikku, termasuk Dewa!!"

🍂

"Sayang, dewa mau kemana ?" tanya mami luna. Saat melihat sang putra turun dari pelaminan wanita itu langsung menghampiri menantu kesayangan nya..

"Kak dewa mau ke toilet, mi. " Jawab cia di sertai senyuman simpul..

Mami luna mengangguk, kemudian tetap berada di samping cia menemani menantu nya tersebut sampai sang putra kembali.

Sementara itu papi bima serta dad Diki sedang bercengkrama dengan para kolega mereka. Sebagian dari mereka baru datang tadi malam dari negara masing masing. Beruntunglah seluruh kamar hotel tersebut sudah di sewa untuk tiga hari kedepan oleh papi bima. Jadi tamu tamu mereka bisa beristirahat dengan nyaman selama di sana..

"Cha.. Sedari tadi aku tak melihat Al.. Dimana putri sulung mu itu ?" tanya uncle riko sambil menyambar minuman yang di bawa berkeliling oleh salah seorang pelayan..

"Tidak tau! Biarkan saja, kak. Aku sangat lelah dengan kelakuan nya!!" Mom chacha menghembuskan nafas berat.

"Jangan begitu, cha! Alshiva juga putri mu!!"

"Kamu benar, kak! Dia memang putri ku! Tapi kenapa dia tak pernah mendengarkan ucapan ku sebagai ibu nya ? Anak itu sudah membuat kesabaran ku habis!!"

Uncle Riko mengusap punggung mom chacha dengan lembut, mencoba menenangkan adik tiri nya tersebut agar tak terbawa emosi di waktu yang tidak tepat.

Plak!

Tiba tiba Dad Diki datang dan langsung memukul punggung tangan uncle riko dengan kencang. "Hei!! Kau apakan istri ku ?" tanya nya begitu posesif sampai menarik tangan mom chacha agar menjauh dari sahabat nya itu..

Uncle Riko terbengong melihat kelakuan sahabatnya yang sejak dulu tak pernah berubah. Selalu cemburu jika mereka melakukan skinship padahal dia pasti tau hubungan mereka tak akan lebih dari sekedar saudara sambung.

"Ciihhh.." uncle riko berdecih sambil memutar bola mata nya, "Aku tidak berbuat apa apa pada istri mu! Jangan terlalu posesif jika ChaCha sedang dengan ku. Karena yang harus kau khawatirkan itu ada disana.." Uncle riko menunjuk dengan tangan nya yang masih menggenggam gelas ke arah meja tamu. Spontan pasangan suami istri itu kompak melihat ke arah yang uncle riko tunjuk..

"Bukankah itu Bayu, pengusaha sukses yang kini menetap di Singapura dan....." Uncle riko sengaja menjeda ucapan demi melihat mimik wajah sahabatnya yang sudah berubah geram.. "Pria tampan itu kalau tidak salah mantan mu kan, cha ?? Lihatlah. Dia terus mencuri pandang pada mu.."

"Sayang, sudah.. Jangan dengarkan kak riko. Ayo lebih baik kita temui tamu tamu penting.." Susah payah mom chacha membawa suami nya pergi dari tempat itu, sementara uncle riko sedang tertawa jahat meskipun adik tiri nya tersebut sudah memberikan tatapan tajam..

"Kenapa kamu mengundang nya ?" tanya dad diki pada istri nya.

"Aku tidak mengundang nya. Kak Bayu datang atas undangan dari Luna. Kamu lupa dulu kami kuliah bersama, hem ?"

Dad diki pun tak bisa berbuat apa apa. Mengusir pria itu juga bukan keputusan yang tepat. Akhirnya dia memilih untuk terus berdekatan dengan sang istri agar tak ada kesempatan bagi pria itu untuk mengajak istri nya tersebut mengobrol..

"Aku mau ke kamar Al. Sejak tadi dia tak ada di sini. Aku khawatir.."

Dad Diki menghembuskan nafas berat. Jika sudah membicarakan putri sulung nya tersebut baik mom chacha maupun dad diki mereka sama sama lelah..

"Tidak usah! Biarkan saja.." tegas nya dengan Wajah yang datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Aku takut Al akan berbuat nekat! Pernikahan cia ini pasti membuat nya sedih.."

"Sudahlah sayang. Dia yang memutuskan untuk tidak menerima perjodohan dari bima waktu itu. Dia lebih memilih kekasih nya, kan ? Ya sudah. Biarkan saja dia menerima konsekuensi ini!!"

Ucapan dad diki membuat mom chacha teringat saat beberapa tahun lalu dimana untuk pertama kali nya dewa menjalin hubungan denan abigail. Saat itu mami luna dan papi bima langsung mencari tahu siapa abigail, dan setelah mengetahui bahwa wanita itu adalah seorang model majalah dewasa, kedua orang tua dewa itu meminta dengan tulus pada Al agar dia mau di jodohkan dengan Dewa.

Usia Al dan Dewa yang tak terlampau jauh membuat papi bima dan mom luna merasa mereka akan cocok. Namun ternyata saat itu Al langsung menolak perjodohan itu mentah mentah.

Dia yang berjiwa modern sama sekali tak berminat menikah karena hasil dari perjodohan. Secara terang-terangan di hadapan papi bima dan mami luna, Al mengatakan bahwa perjodohan itu kolot dan ketinggalan jaman. Terlebih saat itu pun Al tengah menjalin hubungan asmara.

Dan pembicaraan itu pun berakhir dengan kekecewaan kedua orang tua dewa atas sikap Al.

🍂

Jangan lupa Like, Komentar, Vote dan BiNtang 5 nya, ya gengss 💜

🍂