NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Antares kembali ke perusahaannya setelah dari rumah sakit, pikirannya dipenuhi kekhawatiran pada Bagas. Dia akan memastikan mobil Bagas yang masih terparkir di tempat parkir perusahaan.

Saat sampai di depan perusahaannya, dia melihat Bagas yang tengah mengambil mobilnya.

“Bagas benar-benar nekad pulang ke rumah dengan kondisi kayak gitu,” gumam Antares pelan sambil mengamati dari jauh.

Rasa penasaran bercampur cemas membuat Antares mengambil keputusan. Dia memutuskan untuk mengikuti Bagas dan memastikan keselamatannya sampai rumah.

Selama perjalanan, Antares menjaga jarak agar tak terdeteksi. Begitu Bagas sampai di rumahnya, Antares memperlambat laju mobil dan memarkir sedikit jauh. Dari tempatnya, dia bisa melihat Adara keluar untuk menyambut Bagas.

“Pasti Ara bingung dengan kondisi Bagas saat ini,” pikir Antares. Dia mendengar pertanyaan Adara pada Bagas yang tidak dijawab oleh Bagas dan membuat Adara marah lalu masuk ke dalam rumahnya.

Antares memejamkan matanya, mencoba meresapi apa yang sebenarnya dia rasakan. Apakah cinta itu masih ada? Apakah dia belum benar-benar bisa melepaskan Adara?

Namun, lamunannya buyar ketika dia melihat Adara keluar lagi dari rumah, kali ini dengan langkah panik. Adara buru-buru membuka pintu mobil Bagas dan terlihat kebingungan. Dari jarak itu, Antares tahu ada sesuatu yang tidak beres.

“Apa yang terjadi?” bisik Antares. Dia segera keluar dari mobilnya tanpa berpikir panjang.

Dia berjalan cepat menuju rumah Adara, dan tepat di depan pintu mobil, dia melihat Adara berusaha memapah tubuh Bagas yang tak sadarkan diri.

“Kak Ares?” Adara tampak kaget melihat kedatangan Antares yang tak terduga, tapi dia terlalu panik untuk mempertanyakannya lebih lanjut.

Antares segera mendekat dan meraih tubuh Bagas tanpa meminta izin lebih dulu. "Biar aku bantu," katanya.

Adara, yang terlalu cemas dengan kondisi Bagas, tak menolak. Mereka bersama-sama mengangkat Bagas dan membaringkannya di kursi belakang mobil. Wajah Adara semakin pucat, bibirnya gemetar seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak ada kata yang keluar.

“Biar aku yang mengemudi. Kamu temani Bagas di belakang,” Antares menawarkan dengan cepat, mengambil alih situasi. Dia tahu Adara tak mungkin berkonsentrasi mengemudi dalam kondisi seperti ini.

Adara hanya mengangguk, matanya berkaca-kaca namun dia berusaha menahan air mata yang hampir jatuh. Tanpa berkata-kata, dia masuk ke kursi belakang dan menggenggam tangan Bagas erat-erat, berharap itu cukup untuk membangunkan Bagas.

Antares menyalakan mobil dan mulai melaju dengan cepat menuju rumah sakit. Sesekali Antares melihat Adara melalui kaca spion untuk memeriksa apakah dia baik-baik saja. Namun, yang terlihat hanyalah wajah pucat dan raut khawatirnya.

"Kak Bagas, bertahanlah, kita sudah dekat," bisik Adara, seolah berbicara kepada dirinya sendiri. Tangan Adara tak pernah lepas dari Bagas, dan air mata yang tadinya ditahan kini mulai mengalir perlahan di pipinya.

Antares mengeratkan genggaman pada setir, mencoba tetap fokus pada jalan di depannya dan semakin menambah laju mobilnya.

Ketika mereka tiba di rumah sakit, perawat langsung menyambut mereka dan membawa Bagas ke ruang gawat darurat.

Adara duduk di kursi tunggu sambil menggenggam erat tangannya sendiri, berusaha menenangkan diri. Rasa cemas tak kunjung hilang dari hatinya. Pikirannya dipenuhi ketakutan yang terus-menerus. Dia menundukkan kepala dan berdoa dalam hati. Semoga Bagas baik-baik saja. Semoga ini bukan akhir.

Antares duduk di sebelahnya. "Ara, apa kamu sudah tahu tentang kondisi Bagas?"

Adara menoleh, matanya masih memerah karena air mata yang tak kunjung kering. "Kak Ares tahu soal Kak Bagas?"

Antares mengangguk perlahan. "Siang tadi Bagas datang ke kantor. Dia... dia bilang ingin mengembalikan kamu padaku."

Adara terkejut mendengar hal itu. "Apa? Apa maksudnya?" suaranya bergetar dan tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Antares menarik napas panjang sebelum melanjutkan. "Aku juga tidak mengerti saat itu. Kami sempat ribut karena aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Bagas. Aku kira dia sudah bosan sama kamu. Lalu, tiba-tiba dia pingsan di hadapanku. Aku panik, langsung membawanya ke rumah sakit. Saat itu baru aku tahu, Bagas sakit parah."

Adara menatap kosong, merasa dunia di sekelilingnya runtuh sedikit demi sedikit. Air matanya jatuh lebih deras, namun kali ini bukan hanya karena takut, melainkan juga terluka. "Kenapa Kak Bagas punya pikiran seperti itu? Harusnya Kak Bagas bilang yang sebenarnya sama aku."

Antares mengalihkan pandangannya, merasa sulit untuk melihat Adara dalam keadaan seperti ini. "Aku tahu kamu mencintai Bagas, Ara. Dan aku tidak mungkin mengambil kamu darinya, bagaimanapun keadaannya. Jangan menangis. Kamu harus kuat untuk Bagas. Dia butuh kamu sekarang."

Adara terisak lebih keras, namun kali ini dia berusaha menahan suaranya.

Antares menepuk pundaknya dengan lembut, mencoba memberi kekuatan. "Dokter bilang, ada program terapi yang bisa membantu kondisi Bagas dan biaya ditanggung rumah sakit. Kamu harus segera urus itu. Temani dia, bantu dia berjuang. Bagas pasti bisa sembuh."

Adara hanya mengangguk pelan. Tentu saja dia akan melakukan apapun untuk kesembuhan Bagas.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dari ruang perawatan. Wajahnya terlihat kusut, seolah membawa kabar buruk yang tidak diinginkan siapapun. Adara langsung berdiri, hatinya berdegup kencang.

"Dok, bagaimana kondisi suami saya?" tanyanya dengan suara gemetar dan hampir putus asa.

Dokter menatap Adara dengan pandangan penuh empati sebelum akhirnya berkata, "Pak Bagas tidak merespon apapun. Kami sudah melakukan yang terbaik, namun ada kemungkinan dia akan... koma."

Dunia Adara serasa berhenti. Kata-kata itu seperti petir yang menyambar tanpa ampun. Tubuhnya lemas, dan dia nyaris jatuh jika Antares tidak dengan cepat menahannya.

"Koma?"

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!