NovelToon NovelToon
Master Theine

Master Theine

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pernikahan Kilat / Enemy to Lovers / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: aydiary

Sebuah obsesi gila menghampiri gadis bernama LA KAYYA MADELINE yang di incar oleh seorang pria bernama THEINE JAZZ DA VENNA seorang yang di bicarakan memiliki penyimpanan sexual karena tidak pernah terlihat berkencan dengan wanita manapun.

Theine yang datang dan memaksa nya untuk tinggal bersama membuat nya memberontak dan membenci pria itu.

Hingga pada sebuah kesempatan ia mengetahui pria itu lebih jauh dan memberikannya fakta yang memporak-porandakan hatinya.

"Aku menunggu mu selama 10 tahun Kayya."

"Jika ada manusia yang ku puja, maka hanya dirimu. Kayya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aydiary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08. Meet and reason

Kayya terbangun dari tidurnya setelah Theine menculiknya. Ia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling kamar yang terasa asing.

"Ugh, jam berapa ini?" Gumam Kayya.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang memakai baju pelayan. Wanita itu menghampiri Kayya dan mengecek suhu gadis itu.

"Syukurlah, demam Nona sudah turun." Ungkap nya.

Kayya mengernyit bingung maksud wanita tersebut.

Wanita itu tersenyum. "Ah, Nona pasti tidak mengerti ya? Saat tuan Theine membawa Nona kesini kebetulan Nona dalam keadaan panas yang tinggi. Tuan Theine langsung menyuruh saya menjaga Nona dan memeriksa Nona setiap 15 menit sekali."

"Tuan Theine juga berpesan apabila Nona sudah bangun tuan akan menghampiri Nona. Tapi sebelum itu biarkan saya membantu Nona bersiap terlebih dahulu." Ujarnya sopan.

"Bi... Saya takut." Ungkapnya Kayya jujur.

"Tidak apa Nona, tuan Theine tidak akan menyakiti Nona" Ucapnya meyakinkan.

Kayya hanya pasrah ketika wanita yang belum ia ketahui namanya membawanya ke sebuah walk in closet.

"Apakah Nona ingin langsung berpakaian apa mandi terlebih dahulu?" Tanya wanita itu.

"Sepertinya mandi dulu bi, saya juga ingin menghapus make up ini" Ucap Kayya.

"Bibi bisa memanggil saya Kayya saja jangan Nona ya?" Pinta Kayya.

Wanita itu mengangguk mengerti. "Baik Kayya, Kayya juga bisa memanggil bibi dengan panggilan bi Damini." Ungkap bi Damini.

Kayya mengangguk lalu mulai melangkah menuju kamar mandi di bantu bi Damini lalu setelahnya bi Damini menyiapkan pakaian baru untuk Kayya.

"Gadis manis dan lugu, semoga tuan Theine tidak berbuat jahat kepadanya." Batin bi Damini.

Kayya sudah selesai mandi, ia menghampiri bi Damini yang masih setia berada di kamarnya yang tengah menyiapkan beberapa pakaian untuknya.

"Apakah Nona ingin yang lain?" Tanya bi Damini.

Kayya menggeleng, " Ah tidak bi, ini sudah cukup terimakasih" Jawab Kayya.

Bi Damini mengangguk lalu membantu Nona mudanya itu untuk bersiap siap sebelum tuan nya datang.

***

Theine melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi begitu mendengar bahwa Kayya sudah terbangun dari bi Damini.

Ia tersenyum sepanjang perjalanan membuat kadar ketampanannya bertambah. Sebelum nya ia sedang berada di kantor mengerjakan beberapa berkas dan meminta sekertaris nya untuk mengcancel beberapa jadwal selama tiga hari kedepannya.

Ia juga sudah membawa sebuah cheese cake kesukaan Kayya dan beberapa kue matcha. Soal urusan di sekolah gadisnya ia sudah meminta sekertaris nya untuk mengurus dan menutup mulut para guru di sekolah tersebut. Dengan mengganti rugi dan menutup mulut para guru disana.

Ketika pintu gerbang mansion nya sudah di depan ia membuka pintu dan membawa cake serta kue untuk gadisnya lalu menyerahkan kunci tersebut ke penjaga yang ada disana.

Saat sudah memasuki mansion nya ia langsung bertemu bi Damini yang sudah siap sedia di depannya.

"Nona Kayya sudah bangun Tuan" Ucap bi Damini.

"Terimakasih bi."

Theine melanjutkan langkahnya menuju kamar gadisnya yang berada di lantai dua, lantai yang sama dengannya.

Ting!

Saat pintu lift terbuka Theine bergegas menuju kamar dengan pintu berwarna putih. Ia membuka pintu tersebut dan netranya menelisik dimana keberadaan gadisnya.

Langkahnya ia bawa perlahan lahan dan menyusuri beberapa sudut untuk menemukan gadisnya. Opsi terakhirnya adalah sebuah balkon yang ternyata sudah terbuka membuat angin menerpa tubuhnya.

Kayya, gadis itu merasa ada seseorang yang memasuki kamarnya. Ia menoleh dan netranya langsung bertemu dengan figuran pria tinggi yang balik menatapnya.

Kayya perlahan mundur, ia mencengkram pagar yang membatasi ketika langkah Theine sudah berada tepat di depannya.

Wangi yang begitu mendominasi dan gentle langsung menusuk indra penciumannya, apalagi dengan tangan yang mengukungnya membuat tidak ada jarak diantara mereka.

Theine menatap gadis tersebut. Menatap tepat di antara netranya yang bergetar dan gelisah ketika bertemu tatap dengannya.

Ia mendekatkan tangannya menuju dahi gadis itu, berniat memeriksa suhu namun Kayya mengalihkan pandangannya.

"Me-menyingkir!"

Kayya mendorong tubuh pria itu namun tidak terjadi pergerakan. Tangannya di cengkram dan Theine bergegas memeriksa suhu gadis tersebut.

Ia membawa gadis itu masuk dengan paksa meskipun si empu memberontak. Bisa bisanya dalam keadaan baru sembuh seperti ini Kayya berpikiran untuk kabur dengan cara mengikat kain dipagar pembatas balkonnya.

Theine menutup pintu balkon tersebut dan menghampiri Kayya yang mencoba membuka pintunya.

"Kemari Kayya."

Kayya menggeleng, ia mencoba membuka pintu itu yang ternyata terkunci otomatis. Tiba tiba Theine menyergapnya dan membawanya untuk duduk di kasur.

"Lepaskan! Aku tidak mengenalmu kenapa kamu bertingkah seperti ini!" Ujar Kayya.

"Tidak, tempat mu disini dan jangan mencoba untuk kabur Kayya. Aku tidak akan segan segan menyakiti teman temanmu."

Kayya terisak ia memegangi kepalanya yang terasa pusing sementara Theine mengambilkan air untuk gadisnya.

Kayya meminumnya ia benar benar tidak mengerti dengan pria di sampingnya ini. Sungguh Kayya tidak pernah bertemu dengannya.

"Aku membawakan sesuatu untukmu, makan dan habiskan." Ujar Theine.

Theine pergi menuju kamarnya untuk mandi. Ia akan memberikan ruang untuk gadisnya sementara ia mandi.

Kayya menatap kepergian pria itu, ia memandangi cake dan kue yang Theine katakan. Kayya mengernyit heran dari mana pria itu tahu kesukaannya?

Ia memilih tidur dan berdoa semoga pria itu kembali lagi kesini.

***

Theine sudah selesai dengan ritual mandinya, ia memakai jubah tidur satin hitamnya lalu berjalan menuju sebuah figura yang terdapat dua orang wanita dengan penampilan yang jauh berbeda.

Ia memandangi figura itu dengan pandangan yang sulit di artikan. Hingga sebuah helaan nafas terdengar dari Theine.

"Maaf."

Setelah mengucapkan kata tersebut Theine membawa langkahnya menuju kamar yang kini di huni gadisnya.

Theine membuka pintu tersebut dan netranya langsung bertemu dengan pemandangan Kayya yang bergelung dengan selimutnya.

Theine berjalan perlahan lalu melihat makanan yang ia bawa tidak tersentuh satupun. Ia berniat membuka selimut gadis tersebut supaya tidak membuat gadisnya sesak.

Theine menyeringai ketika melihat ternyata gadisnya belum sepenuhnya tidur dan menarik selimut yang hendak ia singkirkan.

"Lepas Kayya." Nada perintah itu terdengar menakutkan bagi Kayya namun ia tetap mempertahankan egonya.

Theine berdecak lalu menarik selimut tersebut hingga terjatuh di bawah kakinya.

Ia memandang Kayya yang kini menatapnya dengan tatapan permusuhan. Dengan alis menukik, tatapan tajam dan mulut yang mengeluarkan berbagai sumpah serapah.

"Apalagi sih! Pergi ngga?!" Pekiknya tajam.

"Tidak, aku akan tidur disini." Jawab Theine mutlak.

Theine membuka jubah tidurnya hingga hanya menyisakan celana pendek membuat Kayya membelalakkan matanya terkejut.

"Heh!" Kayya beringsut mundur dan menjauhi pria itu.

Theine menyeringai jenaka, "Hanya tidur tidak lebih." Ucapnya.

Kayya memilih berlari dan duduk di sofa, ia memandang pria yang ia sebut tidak tahu malu, tidak sopan dan seenaknya itu dengan tajam.

"Jangan mendekat!" Ucapnya tajam.

Theine tidak peduli ia berjalan menuju gadisnya dan berniat membawanya ke kasur.

Kayya memberontak dan tanpa sadar memukul lengan kanan Theine yang terdapat perban yang masih basah.

Theine melepaskan Kayya dan berjalan menjauhinya. Ia memegangi lengannya dan itu tidak luput dari perhatian Kayya.

"Ah maaf, maafkan aku. Sungguh, apakah sakit?" Tanya Kayya khawatir.

Theine memandang raut wajah yang berubah menjadi khawatir tersebut. Padahal luka ini tidak berdampak apapun untuknya. Namun ia bisa memanfaatkan hal ini untuk mendapat perhatian gadisnya.

Ia berpura pura meringis kesakitan membuat Kayya semakin merasa bersalah. Ia melihat gadis mengambil kotak p3k dan menyeretnya untuk duduk di sofa.

Theine memandangi gadis itu yang begitu telaten dalam mengobati dan mengganti perbannya.

Ia tidak peduli dengan luka itu karena hanya wajah yang menampakan raut kekhawatiran itu yang menjadi objek utama Theine.

"Tahan sebentar" Kayya meringis ketika membersihkan luka tersebut dengan alkohol sesekali ia meringis ringis sedangkan Theine sibuk dengan dunianya.

Kayya mengganti perban tersebut lalu setelah selesai ia tersadar ketika Theine masih memandanginya.

"Ck, menyingkir!" Ucap Kayya mendorong Theine.

Theine menahan cekalan tangan tersebut dan memandangi raut wajah yang kini berubah kemerahan.

Ia perlahan mendekatkan wajahnya membuat Kayya melotot dan mencoba memberontak. Tetapi cekalan tangan Theine sungguh kuat.

Theine menyeringai kecil ketika menyadari bahwa gadisnya itu tengah gugup. Ia melanjutkan langkahnya dan...

Cup

"Awshhh" Kayya meringis ketika mendapat pipinya di kecup dan di gigit secara bersamaan.

"Terimakasih, gadis nakal." Ucap Theine lalu pergi dari kamar gadis tersebut.

Kayya yang baru tersadar berniat memukul pria tersebut namun Theine sudah tidak ada di dalam kamar dan keluar entah kemana.

Ia menyentuh pipinya yang basah akibat gigitan Theine.

"Awas saja pria itu!" Ucapnya bersungut-sungut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!