NovelToon NovelToon
"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: mibrenebon

"Siapa sangka di balik tirai kehidupan rumah tangga yang tampak sempurna, ada kisah yang tak terduga?

Dalam "Rediscovering Love: A Tale of Relationships" Sebastian Dwiantara dan Luna Aurora adalah pasangan yang tampaknya memiliki segalanya.

Namun, apa yang terjadi ketika hubungan mereka diuji oleh tantangan besar?

Dari pertengkaran yang memanas hingga godaan dari luar, kisah ini memperlihatkan sisi lain dari pernikahan yang penuh lika-liku.

Jadi, siapakah yang akan bertahan, dan bagaimana mereka menghidupkan kembali cinta di antara semua rintangan?

Baca kisah yang penuh emosi ini dan temukan jawabannya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mibrenebon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penasaran berbuah makan siang

Sarah merasa penasaran dengan Sebastian dan ingin mencari tahu lebih lanjut tentangnya. Dengan alasan untuk membicarakan laporan terkait proyek tersebut, dia memutuskan untuk mencari kontak Sebastian melalui salah satu anggota tim proyek.

"Apa kamu punya kontak whatsapp Pak Sebastian?" tanya Sarah pada salah satu anggota tim dengan suara ramah.

Anggota tim itu mengangguk, "Ya, saya punya. apa mbak Sarah membutuhkannya?"

Sarah menjelaskan, "Saya memiliki beberapa pertanyaan tentang laporan proyek yang perlu dibahas dengan Pak Sebastian. Bisakah kamu memberikan nomor kontaknya?"

Anggota tim itu mengerti dan menyerahkan nomor kontak Sebastian kepada Sarah. "Iya Mbak. Ini nomor kontak Pak Sebastian."

Sarah berterima kasih dan segera menghubungi Sebastian menggunakan nomor yang diberikan. Setelah beberapa kali panggilan tidak dijawab, akhirnya Sebastian mengangkat telepon.

"Halo, Sebastian! Ini Sarah, anak Pak Arif dari proyek tersebut. Maaf mengganggu, tapi saya ingin membicarakan laporan terkait proyek denganmu," ucap Sarah dengan ramah.

Sebastian sedikit terkejut mendengar suara Sarah di ujung telepon, namun dia dengan cepat merespons, "Yaa, Sarah. Tidak masalah, saya siap mendengarkan. Apa yang ingin kamu bicarakan?"

Dengan lancarnya, Sarah dan Sebastian membahas laporan proyek tersebut, dengan Sarah memberikan beberapa saran dan pertanyaan yang berguna. Selama pembicaraan mereka, suasana menjadi lebih santai dan keduanya mulai saling mengenal satu sama lain.

Setelah pembicaraan selesai, Sarah mengucapkan terima kasih kepada Sebastian atas waktunya. "Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membicarakan hal ini, Sebastian. Saya harap kita bisa berbicara lebih banyak tentang proyek ini di lain waktu."

 "Tentu, Sarah. Terima kasih atas kontribusimu."

"Sebastian, mengapa kita tidak makan siang bersama? Aku pikir itu akan menjadi kesempatan yang baik untuk membahas lebih lanjut tentang proyek ini," ajak Sarah dengan penuh semangat.

Sebastian ragu, "Saya tidak yakin, Sarah. Saya punya jadwal yang cukup padat hari ini."

Namun, Sarah tidak menyerah begitu saja. "Oh, tolonglah, Sebastian. Ini hanya sebentar. Makan siang bersama adalah cara yang baik untuk mempererat hubungan di antara kita sebagai tim."

Mendengar desakan Sarah, Sebastian merasa sulit menolak. Akhirnya, dia setuju dengan syarat bahwa makan siangnya harus singkat.

"Baiklah, kita makan siang bersama tapi hanya sebentar ya. Saya punya pertemuan lain setelah ini," kata Sebastian dengan menyetujui.

Sarah bersorak girang, "Ya! Terima kasih, Sebastian."

Setelah menutup telepon, Sebastian merasa sedikit lega bahwa dia telah menerima ajakan Sarah. Meskipun awalnya dia merasa ragu, namun dia juga menyadari pentingnya membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dalam proyek.

...****************...

Setelah Sebastian setuju untuk makan siang bersama, Sarah dan dia memutuskan untuk pergi ke restoran terdekat di sekitar lokasi proyek.

Mereka berjalan bersama-sama menuju restoran, sambil terus berbincang-bincang tentang proyek dan topik lainnya.

Sesampainya di restoran, suasana yang ramai dan hidangan yang lezat segera menyambut mereka. Mereka duduk di meja yang nyaman, dan mulai memilih hidangan favorit mereka dari menu.

Sebastian terus mengobrol tentang proyek, sementara Sarah mendengarkan dengan penuh perhatian. Namun, sesekali, Sarah tampak curi-curi pandang pada Sebastian dengan senyuman kecil di bibirnya.

Sarah memulai dengan nada lembut, "Sebastian, bolehkah aku bertanya sesuatu yang lebih pribadi?"

Sebastian yang sedang mengaduk kopinya, menatapnya dengan sedikit terkejut, namun mengangguk, "Tentu, Sarah. Apa itu?"

Sarah menghela napas sejenak sebelum berbicara, "Aku melihat kamu tadi pagi terlihat sangat tegang. Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

Sebastian terdiam sejenak, mempertimbangkan bagaimana menjawab. Akhirnya, dia memutuskan untuk jujur, "Sebenarnya, ya. Ada banyak tekanan dari manajemen tentang proyek ini, dan ditambah dengan masalah pribadi... kadang-kadang rasanya terlalu berat."

Sarah menatapnya dengan penuh empati, "Aku mengerti. Pekerjaan di proyek besar seperti ini memang sangat menuntut. Jika ada sesuatu yang bisa kubantu, tolong jangan ragu untuk memberitahuku."

Sebastian tersenyum kecil, merasa terhibur oleh perhatian Sarah. "Terima kasih, Sarah. Itu sangat berarti bagiku. Bagaimana denganmu? Bagaimana kamu bisa tetap tenang dan positif di tengah semua ini?"

Sarah tersenyum lembut, "Sejujurnya, tidak selalu mudah. Aku belajar untuk mencari kebahagiaan dalam hal-hal kecil dan selalu mencoba melihat sisi positif dari setiap situasi. Dan tentu saja, memiliki tim yang baik seperti kamu sangat membantu."

Sebastian menatapnya, merasakan kehangatan dalam kata-katanya, "Kamu benar-benar inspiratif, Sarah. Kadang-kadang aku lupa untuk melihat sisi positif."

Sarah tersenyum lebih lebar, "Kamu tahu, Sebastian, aku juga pernah mengalami masa-masa sulit. Tetapi aku percaya bahwa dengan saling mendukung, kita bisa mengatasi apa pun."

Percakapan mereka semakin dalam, dengan Sebastian merasa lebih nyaman untuk membuka diri. Mereka berbagi cerita tentang pengalaman hidup, tantangan yang dihadapi, dan impian masa depan mereka. Setiap kata yang diucapkan membawa mereka semakin dekat.

Makanan mereka tiba, tetapi percakapan terus mengalir dengan mudah. Di antara gigitan makanan, mereka saling berbagi pandangan dan ide. Meskipun mereka berbicara tentang proyek, ada kehangatan yang tumbuh dalam setiap kalimat.

Pada satu titik, Sarah menatap Sebastian dengan mata yang bersinar, "Sebastian, aku percaya kita bisa membuat proyek ini sukses besar. Kita hanya perlu tetap fokus dan saling mendukung."

Sebastian merasakan kepercayaan diri yang baru dalam kata-kata Sarah.

............................

...Sampai jumpa di part selanjutnya guys 😋...

1
selena d'flonce
rating dulu baru lanjut baca, mangats kak
selena d'flonce
novel sebagus ini sayang banget kaloo sepi😫 kata katanya bagus banget padahal, tertata rapi dan mengikuti pedoman baik, makin sukaa!! sukses selalu thor-nim
selena d'flonce
aaaa proud of you Luna! kamu ga sendiri, ada readers yang setia nemenin kamu!!/Determined/
selena d'flonce
sedih banget jadi Luna, wanita mana yang ga sakit hati digituin sama suaminya?🥹
Suzana Uzis
terlampau ringkas x tau apa kesudahan cerita macam tergantung
nurul hidayati
ceritanya kok gini ya... yang menang kayaknya pelakor ne... pelakor sllu menang hadeehh... nyesek lha
Agus Tina
Thor kenapa nggantung?
CER°: /Sleep/
total 1 replies
Nna_
emg sebastian g blg klo luna istrinya? mrka berdua gda perasaan mau ktmu, serumah lgi? kok bisa slma itu?
CER°: namanya jugaa lagi marahan kak wkwk
total 1 replies
Nna_
Jgn smpe tdk di lnjt novel ini aku udh suka bgt ceritanya bguss!! dpt pljrn dlm berumah tangga sukaa bgt pokoknya/Kiss/
CER°: wahh makasihh yaa. 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!