NovelToon NovelToon
Aku Punya Papa

Aku Punya Papa

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / perjodohan
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Uni Ramadhani

Zara harus berjuang sendiri membesarkan putranya, tanpa suami, tanpa keluarga. Dia banting tulang sendiri, menafkahi dirinya dan putranya.

Beberapa tahun lalu, Zara mempermalukan keluarganya dengan hamil di luar Nikah namun dengan pria yang tidak di ketahui identitasnya. Lebih tepatnya Zara tidak mau mengatakan siapa Ayah dari bayi yang saat itu dia kandung.

"Aku sudah berjanji padanya, untuk tidak meminta pertanggung jawaban jika aku hamil"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uni Ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deraian Air Mata

Ceklek

Zara masuk kedalam dengan membawa sekantong makanan. Seketika tubuhnya membeku kala tatapan matanya bertemu dengan Angga yang saat itu juga membeku menatap nya.

Deg!

Zara berusaha menahan gemuruh didalam dada yang tiba tiba menyerang dirinya. Zara yakin hal ini akan terjadi cepat atau lambat, Angga akan tau semuanya. Zara pun sudah pasrah jika memang Angga akan mengetahui semua nya dan tidak akan menutupi kenyataan yang ada.

Beribu ribu pertanyaan yang ada di kepala Angga tiba tiba menghilang, semua lenyap saat menatap netra milik Zara. Rasanya dia tidak sanggup membayangkan bagaimana menderitanya wanita muda itu menanggung semuanya sendiri selama ini. Pasti sangat berat, hidup sendiri tanpa keluarga, merawat anak sendiri tanpa suami. Dari luar dia terlihat baik baik saja, tapi ternyata didalam nya menyimpan banyak beban kehidupan.

Mata Zara sudah akan berkaca kaca, tapi Zara langsung memutus kontak matanya dengan Angga dan berjalan pelan masuk kedalam ruangan itu. Sementara Angga juga berjalan meninggalkan Rangga dan menghampiri Zara.

Kemudian Zara meletakkan plastik yang dia bawa di atas meja. Sedang Angga sudah berada tepat di sampingnya

"Aku ingin bicara, tapi bukan disini" ucap Angga menahan gemuruh yang luar biasa di dalam hatinya

Zara tidak menjawab dengan ucapan, namun dia mengangguk tanda setuju. Pasti Angga tidak mau Rangga terbangun, jadi dia mengajak Zara untuk bicara di tempat lain. Keduanya keluar dari ruangan Rangga, lalu Zara menitipkan kembali Rangga pada suster yang berjaga malam itu. Kemudian kedua orang tua muda itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit, Zara berada di samping kanan Angga, dan keduanya saling diam saat terus berjalan ntah kemana tujuan mereka.

Sampainya di depan ruangan kerja Angga,

"Masuklah, kita bicara di dalam,,," ucap Angga.

Zara tidak menolak, dia pun masuk kedalam ruangan Angga, karena malam itu, di rumah sakit juga masih banyak orang, tentu mereka tidak ingin banyak orang tau masalah mereka berdua. Setelah Zara masuk, Angga segera menutup pintu. Lalu keduanya duduk bersama di sofa.

Beberapa saat keduanya masih saling diam dan sibuk dengan pikiran masing masing.

"Jelaskan padaku Ra" Ucap Angga memecah kesunyian di ruangan itu

"Apa yang harus aku jelaskan kak? bukan kah kak Angga sudah melihatnya?" jawab Zara tanpa melihat ke arah Angga. Dia tidak akan kuat bicara jika bersitatap dengan pria itu

"Jadi benar Rangga itu anakku?" tanya Angga dengan menyentuh bahu Zara, membuat ibu muda itu menoleh padanya

"Iya, Rangga anak mu " jawab Zara dengan tatapan serius.

Mata Angga terlihat berkaca kaca, semua terjawab sudah. Jadi benar Rangga itu putranya, hasil cinta satu malamnya bersama Zara.

"Kenapa kamu rahasiakan ini semua dariku Ra? kenapa?" tanya Angga dengan tatapan yang sulit di artikan Zara. Keduanya tangannya mengunci lengan Zara agar tidak bisa berpaling dari hadapannya.

Mata Zara berkaca kaca, bibirnya sudah bergetar karena tatapannya bertemu dengan tatapan Angga. Zara benar benar tidak kuat menahan gemuruh yang menyerang didalam dada, rasanya sudah akan meledak karena telah tiba waktunya.

"Apa,, kak Angga lupa,, dengan ,,apa yang Zara katakan dulu?! " Ucap Zara dengan bibir bergetar. Dia sedang menahan tangis saat itu

"Ucapan yang mana?! ,,," tanya Angga seolah lupa dengan perkataan Zara. Padahal dia sangat ingat, dan bahkan kata kata Zara seperti menghantui dirinya.

"Jika,, Zara hamil,, Zara tidak akan meminta pertanggung jawaban kak Angga. Jadi untuk apa kak Angga tau semuanya?" Ucap Zara sudah tidak bisa menahan lelehan air matanya lagi

"Kamu bener bener egois Ra! egois! apa tidak cukup kamu menghukum ku selama bertahun tahun?! kamu pergi meninggalkan aku, sekarang kamu mau menjauhkan aku dengan anak ku?!" tanya Angga

Zara tidak mampu berucap lagi, dia sudah di banjiri deraian air mata . Zara menangis sejadi jadinya, merasa beban berat yang selama ini dia pikul benar benar terasa sangat berat. Menjadi aib didalam keluarganya, dia di usir dan harus menanggung malu karena hamil tanpa suami.

"Tidak kak,, Aku,, tidak berniat menjauhkan kalian, hanya aku ingin kak Angga tau dengan sendirinya. Sekarang pun aku juga tidak akan menjauhkan Rangga dan papanya. Jika kamu datang karena Rangga, temui dia, tapi aku mohon,,, jangan katakan sekarang jika kakak papanya. Aku tidak mau, Mental Rangga rusak, jika dia tau, dia lahir dari sebuah kesalahan besar orang tuanya. Aku takut,,," Zara semakin terisak tangis

"Zara mohon kak,,, bersabarlah untuk menunggu. Mungkin setalah Rangga bisa menerima kehadiran kakak, kita katakan itu perlahan pada Rangga. " ucap Zara dengan penuh permohonan.

"Baik, asal kamu memberikan kesempatan padaku untuk berdekatan dengan Rangga" ucap Angga dan Zara mengangguk

"Iya,,kak " jawab Zara

Angga menurunkan tangannya dari lengan Zara, sedang wanita itu masih terus menangis. Bukan hanya Zara, Angga pun ikut menangis meski tak bersuara.

"Bagaimana kamu menjalani hidup selama ini Ra?" Suara Angga mulai melandai, setelah sempat meninggi karena terbawa emosi.

Zara tidak berani menatap Angga, dia hanya menunduk dan mengusap air matanya dengan tissue yang di ambilnya dari meja

"Zara bisa menjalani hidup ini,,,, karena Rangga. Seberat apapun hidup yang Zara alami akan mampu Zara lalui asal kan bersama Rangga" jawab Zara yang air matanya kembali meleleh. Dia teringat bagaimana saat keluarga nya mengusir dirinya karena dia memilih untuk mempertahankan janin yang tak berdosa didalam rahimnya

"Aku ingin tau, bagaimana kamu hidup setelah keluarga mu mengusir mu" ucap Angga

Wajah Zara terangkat dan bersitatap dengan Angga

"Kak Angga tau Zara di usir dari rumah?" tanya Zara kaget

"Iya,, aku tau. Harusnya saat itu kamu cari aku Ra! bukan malah bersembunyi! " ucap Angga

"Kenapa kamu pikul beban ini sendiri?" tanya Angga

Zara tidak mampu berucap lagi, bahunya terus naik turun karena kembali menangis dalam kesedihannya.

"Apa yang bisa Zara lakukan saat itu? sedang Zara takut kakak menolak ku setelah apa yang Zara lakukan . Zara hanya bisa pasrah menjalani hidup saat itu dan Zara tidak mempunyai keberanian untuk datang lagi " jawab Zara

"Aku benar benar tidak habis pikir denganmu!" ucap Angga

Keduanya kembali diam setelah Angga mengatakan itu

"Bagaimana kamu bisa diusir? bagaimana kamu hidup? kamu tinggal dimana selama itu?!" tanya Angga menggebu gebuh. Bahkan jika waktu bisa di putar lagi, dia tidak akan membiarkan Zara hidup sengsara. Angga ingin sekali marah, tapi marah pada siapa?

Zara mengusap air matanya, membuang ingus yang memenuhi hidungnya. Setelah itu Zara menceritakan kejadian bertahun tahun lalu saat dirinya bisa di usir dari rumah.

",,,,,,,Setelah diusir saat itu,, Zara tinggal bersama kak Dinda selama seminggu dirumahnya. Kemudian,,, Zara mencoba melamar kerja di beberapa rumah sakit, sampai akhirnya Zara diterima di rumah sakit Tri Medika cabang. Karena kondisi Zara waktu itu hamil, jadi banyak rumah sakit yang belum bisa menerima kondisi Zara selain rumah sakit itu. Setelah mendapat pekerjaan sebagai dokter jaga di IGD, Zara ngontrak satu rumah yang gak jauh dari rumah sakit. Sampai pada waktunya Rangga lahir, Hanya kak Dinda dan pak Dika yang selalu Zara repotkan saat itu" Ucap Zara kembali mengusap air matanya

"Kamu bisa meminta tolong pada Dinda, tapi kenapa tidak padaku?" tanya Angga benar benar kecewa rasanya, seperti hidupnya tidak berguna membiarkan Zara berjuang sendiri membesarkan putra mereka.

"Maaf,,, karena sudah terlalu banyak luka yang Zara torehkan pada kakak. Zara tidak ingin menjadi beban kakak!" jawab Zara

Rasanya ingin sekali Angga menarik wanita di depannya itu dan mengunci mulutnya yang sejak tadi tidak berhenti bicara, namun Angga sadar keduanya bukan lagi remaja seperti bertahun tahun yang lalu

"Sepertinya, kita sudah cukup untuk bicara. Aku akan kembali ke kamar Rangga" Zara sudah berdiri dan akan pergi dari ruangan Angga.

"Zara!"

Zara menoleh saat namanya di panggil

"Ada apa kak,,?" tanya Zara

"Apa tidak ada kesempatan kedua untuk kita kembali seperti dulu lagi?"

.

.

.

.

.

Mau mau mau mau mau mau! awas kalau kamu gak mau Ra! aku kekepin lagi Angga! aku bawa kabur sekalian! 🧐

1
Lindha Wahyuni
👎
Lindha Wahyuni
👎
guntur 1609
keren thor ceritamu. tks. walaupun konfliknya terlalu ringan. so far so good
guntur 1609
hahah dulu rangga yg buat gelisah liora. skrbg ganting azura yg buat resah rizal
guntur 1609
hahhaha maluny mereka
guntur 1609
siapa yg nikah. suapa yg malam pertama
guntur 1609
hahaahh liora punya saingan. keponaianya sendiri
guntur 1609
hahahahhahah gagal belah durenya
guntur 1609
stres liora di buat keponakanya. dulu rangga sekarangbazura
guntur 1609
hahHhahah gagal...resikonpunya keponakan padabjahil
guntur 1609
spot jantung rizal dibuat keluarga liora
guntur 1609
mulai jahilnya
guntur 1609
kuat iman dan imin
guntur 1609
hahhaha rasain kalian. kalau hadapi rangga..bisa2 slot jantung di buatny
guntur 1609
hahhahah kena kau dermawan
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣🤣
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣🤣 wis ambruk kejang2 ky sekarat , ambruk pingsan gt loh ini kejang2 ojo2 bablas 🤭
Ince Ulfa
🤭🤭🤭🤭salting nih ye bapak dokter
guntur 1609
rangga sdh mau jantungan.kwkkwk
guntur 1609
pusing dah..semuanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!