Adventure Server : M.S. War Online

Setelah beberapa menit beristirahat sambil memulihkan diri, seluruh anggota mulai mengumpulkan item yang di jatuh kan monster manusia burung.

Dari beberapa item, terdapat 5 item rare class yang dijatuhkan.

Eagle mask.

Item topeng elang emas, dapat menyembunyikan aura, status, dan skill pengguna. Memiliki 50% demage reduction dari stat pengguna.

Eagle gloves.

Item sarung tangan emas, memiliki 50% psycal attack sesuai status pengguna.

Eagle shoes.

Item berjenis sepatu, membuat si pengguna terbang dengan mengkonsumsi 1 mp per detik, memiliki 50% bost speed sesuai stat pengguna, 

Shield feathers.

Item berjenis bulu yang memiliki 70 demage reduction, dapat meringankan armor dan memantulkan serangan sebayak 30%.

Eagle core orb.

Item untuk Combine.

Setelah semua item di kumpulkan, seluruh anggota dikejutkan oleh satu portal yang muncul. Mereka mencoba memasuki portal tersebut karena tidak ada jalan lain yang bisa mereka pilih.

Alangkah terkejutnya mereka, ternyata portal tersebut mengirim mereka ke depan pintu masuk awal dungeon reruntuhan kuno.

“Ah,,, syukurlah, kukira kita akan dikirim ke lantai berikutnya!” Ucap Lilia yang merasa lega, karena monster manusia burung yang telah mereka kalahkan adalah boss terakhir dari dungeon reruntuhan kuno.

*

Sementara itu, di sisi lain.

Juna yang bersusah payah menyerang lian, tapi tidak membuahkan hasil.

“Cih, serangan ku tidak ada yang bisa masuk!” Gumam Juna.

“Kurasa sudah waktunya, bagaimana kalau kita akhiri ini!” Ucap lian dengan sombongnya.

Tiba-tiba Juni berlari kearah lian, tapi setelah lian mencoba menyerang balik. Juni malah menghindari serangan lian dengan melompati nya, dan ternyata orang yang di incar Juni adalah pangeran Prasetiya yang berada di belakang lian.

Juni yang melancarkan serangan ke arah pangeran, berhasil di halang oleh pengawal yang berdiri di samping pangeran.

Dimas.

Ras : human.       Lvl : 46.

Max HP : 1000/1000

Max Mp : 800/800.

STR : 70

AGI : 60.

INT : 70.

VIT : 70.

DEX :50.

LUX :70.

Seorang fighter/pendekar pedang yang memiliki 2 skill aktif.

Tebasan maut.

Skill yang memiliki demage tunggal dengan 70 psycal attack dan memberikan efek stun selama 5 detik, cooldown 15 menit.

Tebasan cepat.

Adalah skill dengan demage tunggal, memiliki 60% critical demage (+total stat) sebanyak 2kali, cooldown 20 menit.

“Jaga, sikap mu nona!” Ucap Dimas sambil menahan serangan Juni.

Lian yang merasa tidak terima ada seseorang yang berani menghunuskan senjata pada tuannya, tiba-tiba berlari ke arah Juni sambil melancarkan serangan Splitting sword.

Jarak juni yang terlalu dekat, membuatnya sulit untuk menghindari skill tersebut.

Juni yang mencoba menangkis serangan tersebut, tidak mampu bertahan hingga akhirnya dia terkena serangan tersebut dan mengalami stun.

“Dasar anak nakal!” Ucap lian sambil mengangkat tubuh kecil Juni yang mengalami stun.

“Lian, cukup beri mereka pelajaran saja!” Ucap pangeran Prasetiya memperingatkan pengawalnya.

“Cih,,,!” Ucap Lian sambil melempar Juni ke tembok rumah.

Juna yang melihat adiknya terluka, tiba-tiba melancarkan serangannya berupa skill Rain arrows.

“Soalan!” Ucap Juna sambil menyerang.

Berkat armor yang Lian pakai, serangan dari skill Juna tidak begitu berdampak pada Lian.

Lian yang terkena stun akibat serangan skill Juna, tiba-tiba mendapat serangan skill Dagger slash dari juni.

Serangan pertama Juni membuat armor Lian retak, sedangkan serangan kedua membuat armor Lian pecah, dan serangan terakhir dari skill Juni berhasil melukai Lian hingga dia kehilangan 70% hp nya.

“Ka,,,kak!” Teriak Juni memberi kode kakaknya.

Benar saja Juna tanpa ragu mengaktifkan serangan skill Lightning arrow, dengan cepat anak panah yang dilepaskan Juna menuju titik vital Lian, hingga akhirnya dia tewas seketika.

Dimas yang melihat ini, tiba-tiba berlari dan menendang Juni hingga terlempar jauh.

“Sudah cukup Lian, hentikan sandiwara mu!” Ucap Dimas yang belum tau bahwa rekannya sudah tewas.

“Lian, ini tidak lucu!” Ucap Dimas sambil memegang Lian.

Alangkah kaget dan marahnya Dimas, setelah mengetahui rekannya sudah tewas. Dimas yang marah langsung berlari ke arah Juna dengan melancarkan serangan berupa skill tebasan maut.

Juna yang sudah tidak memiliki skill untuk menghalau serangan Dimas, akhirnya terkena serangan tersebut hingga kehilangan 80% hp nya.

Juna yang terluka parah akibat serangan tersebut, duduk lemas tak berdaya di hadapan Dimas.

Juni yang melihat kakaknya terluka parah, membuatnya marah hingga tiba-tiba cahaya datang dari langit menyinari dirinya.

Entah kenapa Juni yang memiliki level 39, tiba tiba naik ke level 40 hingga membuatnya menerima berkah sebuah skill baru berupa ditelan bayangan.

Ditelan bayangan.

Adalah sebuah skill yang memungkinkan si pengguna keluar masuk dalam bayangan. Memiliki 50 move speed dan 60 critical attack.

“Matilah kau, sialan! Ucap Dimas sambil mengaktifkan skill tebasan cepat ke arah Juna.

Di saat bersamaan Juni tanpa ragu mengaktifkan skill barunya, dan dia tiba-tiba keluar dari bayangan yang berada di depan kakaknya. Akhirnya kedua tebasan dari skill Dimas mengenai Juni hingga menguras 99% hp milik nya.

Juna yang setengah sadar, kaget melihat adiknya sekarat di depan matanya. Dia tidak menduga bahwa adiknya rela menerima serangan Dimas agar dirinya selamat.

“Ju,,ni!” ucap Juna yang merintih menahan sakit.

“Matilah, kalian berdua!” Ucap Dimas sambil mencoba membunuh keduanya.

“Cukup!” Teriak pangeran Prasetiya menghentikan usaha Dimas untuk membunuh keduanya.

Dimas yang mendengar perintah pangeran akhirnya mengurungkan niatnya, lalu pergi menghampiri pangeran.

“Sebaiknya kita segera pergi, sebelum ada orang yang melihat kita!” Ucap pangeran kepada Dimas.

Dimas yang merasa belum puas akhirnya mengambil gulungan teleportasi untuk kembali ke kota Mulyanes.

Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan Juna dan Juni dalam keadaan sekarat

“Juni!” Ucap Juna sambil menangis, takut kehilangan adiknya.

“Kak, jaga ini untuk Juni!” Terdengar lirih suara Juni menahan rasa sakit sambil memberikan liontin milik nya.

“Maaf,,kan kakak!” Ucap Juna tak kuasa menahan rasa sedih.

“Teruslah hidup!” Ucap rintih Juni hingga akhirnya dia meninggal di pangkuan kakak nya.

“Aaaaagh,,,!” Teriak Juna menyaksikan kematian adiknya, sambil menggenggam tangan Juni yang mulai dingin.

Hatinya bertambah hancur setelah menggenggam liontin yang menempel di tangan juni, mengingat liontin tersebut adalah harta yang Juni terima dari kakak perempuannya yang juga sudah meninggal.

“Juuuniiii!” Terdengar teriakan Juna yang menggema di kesunyian malam.

*

Sementara itu beberapa menit sebelumnya.

Ayunda yang baru keluar dari dungeon merasakan firasat aneh, hingga akhirnya dia melihat sebuah cahaya yang bersinar di langit kota Oktavia.

Setelah melihat cahaya tersebut Ayunda malah semakin cemas, hingga datanglah Lilia menghampiri Ayunda.

“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Lilia yang penasaran.

“Ya, saya cuma sedikit agak cemas!” Jawab Ayunda menanggapi Lilia.

“Apa yang membuatmu cemas?” Lanjutnya bertanya.

“Entah lah, saya juga sedikit agak ragu!” Jawab Ayunda.

“Apakah kamu punya sihir yang bisa membuat ku pulang dengan cepat?” Tanya Ayunda yang sangat gelisah.

“Maaf, aku tidak memiliki sihir seperti itu!” Ucap Lilia dengan penuh simpati.

“Bagaimana kalau Ayunda pakai saja Eagle shoes nya?” Ucap Lilia yang baru teringat akan drop boss baru baru ini.

“Pakailah, jika kau membutuhkan nya!” Sahut Gagah yang mendengar percakapan Ayunda dan Lilia.

Akhirnya Ayunda memutuskan untuk memakai sepatu tersebut dan segera pulang.

Setelah menempuh beberapa jam pelajaran, alangkah kagetnya Ayunda melihat beberapa kerusakan akibat suatu pertempuran, hingga memutuskan untuk segera bergegas turun.

“Juna,,, Juni,,,?” Ucap Ayunda yang seakan tidak percaya dengan apa yang telah dia lihat.

Ayunda pun menghampiri mereka berdua. Melihat Juni yang sudah tak bernyawa, dengan luka di sekujur tubuh dan berada di atas pangkuan Juna.

Dengan emosi yang tak terbendung, dia mulai meneteskan air mata sambil duduk di depan mereka.

Kemarahan Ayunda semakin mengeludak, hingga tanpa disadari darah yang berceceran di tanah mengalir ke arahnya seakan ikut bersedih.

Hingga Ayunda tersadar ada sedikit penolakan darah yang keluar dari tubuh Juna yang terduduk diam.

“Hah, Juna?” ucap Ayunda meng healing Juna dengan pasif darahnya.

Setelah memastikan tubuh Juna, Ayunda menyadari adanya detak jantung di tangan Juna.

Ayunda bergegas mengeluarkan poison pemulihan serta menutup luka di sekujur tubuh Juna dengan pasif darahnya.

“Kak Ayunda!” Ucap lirih Juna mempertahankan kesadarannya.

“Syukurlah!” Ucap Ayunda sambil menangis melihat Juna yang masih hidup.

Hingga Juna kembali tidak sadarkan diri sambil menunjuk ke suatu tempat.

“Istirahat lah, serahkan sisanya pada kakak!” Ucap Ayunda sambil meletakkan tubuh Juna lalu pergi menghampiri mayat yang ditunjuk Juna.

Ayunda tanpa ragu menggunakan item Mind reader scroll rare class nya untuk menggali informasi dari masyarakat tersebut.

Mind reader scroll.

Rare class.

Item yang bisa membaca isi sisa pikiran orang yang telah mati selama 1 menit.

Item ini hanya bisa dipakai 1 kali.

Setelah Ayunda melihat sisa ingatan mayat tersebut, Ayunda bertambah marah dan ingin membalas dendam.

“Pangeran Mulyanes, tunggu kedatangan ku!” Gumam Ayunda yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.