NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi yang aneh

Malam itu entah karena terlalu keletihan atas aktivitas Randu yang memang terlalu padat untuk anak seusianya yang mana jika anak anak lain keletihan karena bermain, sementara Randu selain sibuk dengan kegiatan belajarnya di sekolah dan les beladiri yang diikutinya cukup membuatnya kelelahan.

Belum lagi ayam ayam peliharaannya yang selalu butuh perhatiannya meskipun beberapa waktu terakhir, Sumi yang merupakan asisten rumah tangga di rumah itu selalu membantunya mengurusi ternaknya.

Randu merasa terlalu mengantuk sehingga tidur lebih awal dan lebih nyenyak daripada biasanya, ia bermimpi sangat aneh dimana dalam mimpinya ia ditemui oleh seorang pria muda tampan nan gagah berbusana layaknya seorang bangsawan jaman dahulu dengan rambut panjang yang dibiarkan terburai mendatanginya dan mengajarinya gerakan gerakan silat yang jauh lebih cepat gerakannya daripada yang dipelajarinya baik dari mendiang paman dan kakeknya maupun dari tempat les nya.

Pria itu juga memaksa Randu untuk mengikuti dan melakukan gerakan gerakan silat yang dilakukannya, berulang ulang hingga Randu merasa sangat keletihan.

"Hei pemalas ! cepat bangkit dan teruskan latihan kamu !" ujar Pria itu sambil memecut kakinya dengan pecut yang entah darimana telah berada dalam genggamannya.

"Maaf paman, tapi aku sangat letih bisakah aku istirahat sebentar paman," ujar Randu merajuk.

Namun sebuah lecutan kembali menerpa pergelangan kakinya yang terasa sangat menyakitkan membuat Randu kembali bergegas bangkit dan melakukan lagi gerakan gerakan silat yang diajarkan pria itu yang anehnya ia sama sekali belum paham dan belum pernah mempelajari gerakan silat itu sebelumnya meskipun ia sudah mempunyai sabuk hitam.

Terakhir Randu dipaksa minum air yang oleh pria itu ditempatkan dalam wadah bumbung bambu berwarna kuning. Sebelum kemudian pria itu menghilang lenyap begitu saja dan Randu bangun dari mimpinya dengan tubuh basah penuh keringat dan keletihan yang teramat sangat, bertepatan dengan suara adzan yang berkumandang dari surau dekat tempat tinggalnya.

Randu hanya tertegun sejenak saat itu, dan mengingat mimpinya yang sangat aneh dan terasa sangat nyata bahkan sakit pedih di pergelangan kakinya yang kena lecutan pecut pria itu juga terasa sangat nyata.

Randu kemudian bergegas bangkit dan ke belakang rumah untuk memulai aktivitasnya sebagaimana ia lakukan sehari hari, setelah selesai bersembahyang subuh ia lalu memberi pakan ayam ayamnya dan melihat beberapa ayam jantannya sudah siap jual lagi.

Jika hari biasanya Sumi lah yang memberi pakan ayam ayam itu jika pagi hari, namun karena ini hari minggu dan biasanya asisten rumah tangga mereka itu libur jika hari minggu maka ia sendiri yang mengurusi ternaknya.

Seminggu sekali Randu memberikan bahan tambahan pada pakan ayam ayamnya yang ia buat dari parutan beberapa rimpang jahe ditambah perasan air kunyit dan sedikit biji adas yang kemudian ia campur dengan pakan ayamnya yang dari bekatul itu, yang hasilnya ayam ayamnya selalu sehat dan produktif serta sangat lincah bugar.

Dan yang terpenting daging ayamnya juga akan terasa lebih enak daripada ayam ayam yang hanya di beri vitamin biasa dari toko pakan ternak.

Sembari menunggui ayam ayamnya yang sibuk dengan makanannya, Randu mengambil beberapa telur baru yang ada di sarang jerami lalu memecahkan tiga butir diantaranya dan langsung ia makan kuning telurnya saja.

Kata mendiang emaknya kuning telur itu dapat mengganti energi saat badan terasa keletihan, apalagi jika ditambah dengan madu liar yang selalu mereka punya.

Dan benar saja setelah makan tiga butir kuning telur ayam itu Randu sudah tidak merasa keletihan lagi.

"Mamah, lihat Randu nggak mah ?"

Terdengar oleh Randu suara Tiara bertanya kepada mamanya yang sedang memasak dari dapur rumah.

"Noh di belakang, tumben sepagi ini kamu sudah bangun nak ?" jawab mamanya.

"Sudah lama nggak jogging di taman mah," ujar Tiara sambil berlalu ke belakang menemui Randu yang juga sudah selesai mengurusi ayam ayamnya.

"Randu, ayo katanya mau lari ke taman sudah siang nih," ujar Tiara setengah teriak sambil menatap Randu yang hanya nyengir saja.

"Iya kak, sebentar aku cuci tangan dulu,"

"Buruan, jangan jadi pemalas !" omel Tiara.

Sementara Randu hanya tersenyum saja mendengar kakak angkatnya itu mengomelinya, ia kemudian bergegas mencuci tangannya yang kotor oleh pakan ayam dengan air keran yang ada di belakang dapur rumah.

Beberapa saat kemudian keduanya sudah mulai berlari lari kecil menyusuri sepanjang jalan kompleks pemukiman dengan tujuan ke taman kecil yang selalu ramai tiap harinya terutama jika hari libur yang lebih ramai dari hari biasanya.

Karena itu pula taman kecil itu menjadi magnet para pedagang kaki lima yang berlomba untuk mendapatkan peruntungan dari dagangannya di tempat itu.

"Kak itu kolam itu ada yang punya nggak ?" kata Randu sambil menunjuk sebuah danau kecil yang berada di dekat taman itu.

"Setahuku kolam itu bagian dari taman, jadi harusnya itu milik umum, kenapa ?" jawab Tiara yang sudah terlihat bercucuran keringat membasahi hampir seluruh bagian tubuhnya.

"Kalo aku cari ikan disitu boleh nggak kak kira kira ?" tanya Randu lagi.

"Mancing maksud kamu, boleh lah itu lihat itu disana kan banyak yang mancing !" kata Tiara sambil menunjuk dua orang yang sedang asyik memancing di ujung danau kecil itu.

"Oh iya, eh kakak mau makan ikan nggak ?" tanya Randu sambil tersenyum menatap Tiara.

"Memang kamu bisa mancing ?" ujar Tiara.

"Kakak tunggu disini yah, akan aku dapatkan ikan untuk kakak," kata Randu terlihat bersungguh sungguh.

"Eh beneran Randu ?"

"Beneran lah kak, tunggu yah !" ujar Randu sementara Tiara lalu hanya mengangguk saja.

Randu kemudian melepaskan sepatu dan kaos kaki yang ia pakai dan menitipkannya pada Tiara, yang terlihat tidak percaya dengan apa yang dilakukan Randu.

Tiara melihat Randu terdiam berdiri untuk beberapa saat lamanya sebelum mulai melangkah menuruni kolam seluas kira kira seperempat hektar itu. Dilihatnya kemudian Randu merenggut beberapa genggam lumut kering dari tepian tanggul pembatas kolam dengan jalan.

Randu terlihat mengamati kolam sejenak sebelum melangkah turun ke dalamnya yang ternyata dalamnya hanya setinggi pahanya saja, kemudian perlahan lahan ia menghamburkan lumut yang ia genggam di sekeliling dekat tubuhnya.

Dan hanya berlalu beberapa detik saja tangan Randu mulai bergerak dengan sangat cekatan menangkap seekor ikan nila berwarna abu abu sebesar lebih dari telapak tangan orang dewasa yang langsung ia lemparkan ke darat hingga ikan itu menggelepar, dan berikutnya dengan dua gerakan cepat berturut turut, Randu kembali melemparkan dua ekor ikan mujair yang hampir sama besarnya dengan yang pertama.

Sontak saja Tiara langsung berteriak kegirangan melihat itu. Hampir saja ia ingin ikut turun mendekati Randu andaikan Randu tak melarangnya.

Ternyata apa yang dilakukan Randu itu cukup menarik perhatian dari beberapa orang yang juga berlalu lalang di sekitar tempat itu.

Sepuluh menit kemudian sekitar sepuluh ekor ikan telah berhasil di dapat Randu, yang kemudian membuatnya menghentikan aktivitasnya lalu menghampiri ikan ikan yang telah ditangkapnya dan dikumpulkan jadi satu dengan ditautkan pada tali yang ia buat dari kulit batang pohon pisang yang telah kering yang tergeletak di pinggiran kolam.

"Ini cukup kan kak ?" ujar Randu yang telah naik ke atas sambil memamerkan ikan ikan yang ia dapat kepada Tiara yang tertawa semringah kegirangan memenuhi wajah cantiknya.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!