NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:68.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Utara

"Lancang!!!!

Kau pikir siapa kau ini hingga berani bicara seperti itu hah? Apa kau pikir kami para perwira pasukan Medang akan diam saja dengan kekurangajaran mu itu?!! Gusti Tumenggung, ijinkan hamba untuk menghajar mulut setan betina ini.. ", ucap Ki Juru Kanduruwan segera.

" Jangan terpancing emosi dahulu, Ki Juru...

Biar aku yang bicara baik-baik dengan perempuan ini. Kau diam saja lebih dulu.

Nisanak, sebenarnya apa mau mu sebenarnya? Kau tahu bukan apa akibatnya jika mengganggu perjalanan kami?", Tumenggung Sakri mengalihkan perhatiannya kepada Rara Anteng.

"Aku Rara Anteng putri Akuwu Mpu Danu dari Babat. Aku ingin mengadu ilmu kesaktian dengan pimpinan prajurit Medang.

Kalau aku kalah, Akuwu Babat mengakui kedaulatan Medang di atas tanah Babat. Tapi jika aku yang menang, kalian harus angkat kaki dari wilayah kami. Para ksatria terhormat seperti kalian tidak akan menggunakan jumlah untuk menindas seorang perempuan seperti aku kan?", senyum penuh percaya diri terukir di wajah cantik Rara Anteng.

"Kau.... "

Belum selesai Ki Juru Kanduruwan bicara, sesosok bayangan berkelebat cepat dari belakang dan berdiri di samping Tumenggung Sakri. Melihat itu, Tumenggung Sakri dan Ki Juru Kanduruwan langsung menghormat pada nya.

"Ada apa ini? Kenapa perjalanan kita terhenti? ", tanya sosok yang tak lain adalah Prabu Airlangga, pimpinan pasukan sekaligus Maharaja Medang.

" Ini semua karena ulah perempuan itu, Gusti Prabu. Dia menghadang di tengah jalan dan terus saja berkoar ingin menantang pimpinan pasukan Medang ", lapor Ki Juru Kanduruwan segera. Prabu Airlangga menatap ke arah Rara Anteng yang menenteng pedang di tangan kanan nya.

" Kau yang menantang pimpinan pasukan Medang?", ucap Prabu Airlangga sembari memperhatikan setiap gerak gerik Rara Anteng.

"Iya, aku Rara Anteng menantang pimpinan pasukan Medang untuk bertarung secara ksatria satu lawan satu dengan ku.

Jika aku kalah, Tanah Pakuwon Babat mengakui Maharaja Medang sebagai raja akan tetapi jika pimpinan pasukan Medang kalah, kalian harus secepatnya pergi dari sini", tegas Rara Anteng segera. Mendengar jawaban itu, Prabu Airlangga pun langsung tersenyum tipis.

"Sangat jarang ada orang yang berani menantang pimpinan pasukan Medang, apalagi seorang wanita. Baiklah kalau itu keinginan mu nisanak, silahkan maju. Aku pimpinan pasukan Medang siap melayani mu", Prabu Airlangga langsung memberi isyarat kepada Rara Anteng untuk maju menyerang.

Segera Rara Anteng melakukan kembangan ilmu silat nya dan langsung menerjang maju ke arah Prabu Airlangga sambil menyabetkan pedang.

Shhhrrrrrrreeeeeeeettttth!

Prabu Airlangga dengan santai nya menjejak tanah dan seketika itu juga tubuhnya bergerak mundur dengan anggun. Akibatnya tebasan pedang berwarna keemasan di tangan Rara Anteng hanya menebas udara kosong sejengkal di depan wajah Sang Maharaja Medang.

Melihat hal ini, Rara Anteng merubah gerakan tubuhnya dan melesat sambil menusukkan pedang nya ke arah Prabu Airlangga. Dia memburu pergerakan sang raja muda.

Dengan cepat Prabu Airlangga melayang ke belakang. Tubuhnya yang seringan kapas karena Ajian Sepi Angin yang ia miliki membuatnya mudah saja menghindari tusukan mematikan Pedang Emas milik Rara Anteng.

Lalu menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan, Prabu Airlangga menepak punggung telapak kaki kiri dengan kaki kanan. Ini membuat tubuhnya langsung melenting tinggi sembari bersalto satu kali di udara. Lalu dengan tenangnya mendarat 3 tombak di belakang Rara Anteng.

Geram dengan cara Prabu Airlangga bertarung, Rara Anteng mendengus dingin sebelum kembali memburu Prabu Airlangga dengan sergapan sergapan cepat nan mematikan. Namun Prabu Airlangga bagaikan belut yang licin dengan mudah saja menghindar maupun membuat gerakan silat Rara Anteng tak berguna untuk membantu mengalahkan nya. Pertarungan antara mereka berlangsung sengit dan menegangkan.

"Adhi Sakri, kenapa aku merasa Dhimas Prabu Airlangga seperti tidak serius bertarung dengan perempuan itu? ", ucap Tumenggung Wanabhaya yang ikut maju melihat situasi. Dia yang bertugas di belakang, turut mencari tahu apa yang sedang terjadi di depan.

" Hehehehe, jeli juga pengamatan mu Kakang Wanabhaya..

Dhimas Prabu Airlangga memang sedang mempermainkan perempuan dari Pakuwon Babat itu. Dilihat dari sudut pandang manapun, perempuan itu bukan tandingan adik seperguruan kita. Bahkan dia tidak setingkat dengan kita", Tumenggung Sakri terkekeh kecil.

"Lantas kenapa tidak cepat di kalahkan dari tadi? Ini akan menunda rencana kita menaklukkan Wuratan", protes Tumenggung Wanabhaya.

" Tenanglah Kakang Wanabhaya...

Para prajurit juga lelah melakukan perjalanan jauh. Sedikit hiburan juga akan menjadi obat mujarab untuk menghilangkan lelah. Lihat saja, Dhimas Prabu Airlangga sedang menjaga harga diri pendekar wanita itu. Tapi itu tak kan berlangsung lama lagi ", ucap Tumenggung Sakri sambil tersenyum.

Belum sempat Tumenggung Wanabhaya menanggapi omongan adik seperguruan nya, Rara Anteng mencabut pedang miliknya yang satu lagi dan dia mengejar Prabu Airlangga dengan senjata andalannya, Pedang Emas dan Perak.

Serangan putri Akuwu Mpu Danu ini menjadi lebih cepat dan berubah-ubah. Ini cukup menyulitkan bagi Sang Maharaja Medang yang sama sekali tidak menggunakan senjata.

Satu tikaman cepat mengarah pada paha sang raja muda. Prabu Airlangga dengan cepat mengangkat kaki nya tinggi-tinggi dan cepat menginjak ujung Pedang Emas. Melihat itu, Rara Anteng itu langsung menusukkan Pedang Perak di tangan kiri ke arah dada lawan. Prabu Airlangga pun dengan cepat menghentikan serangan itu dengan menjepit ujung pedang dengan dua jari tangan nya.

Rara Anteng berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan senjata nya namun usahanya sia-sia saja. Kedua senjata nya seperti di jepit batu besar yang sangat berat untuk dipindahkan. Prabu Airlangga tersenyum tipis dan mengibaskan tangan kirinya ke arah bahu kiri Rara Anteng.

Whhhhuuuuuuuuuggggh..

Dhhhaaaaaassshhhh Aaaauuuuuugggghhh!!!

Rara Anteng, sang pendekar wanita dari Pakuwon Babat, terpental ke belakang dan menghantam tanah dengan keras setelah kibasan tangan Prabu Airlangga menghajar bahu kirinya. Kedua senjata andalannya lepas dari genggaman dan ada dalam kekuasaan musuh. Seteguk darah segar muncrat keluar dari mulut perempuan cantik itu yang langsung meleleh di sudut bibirnya yang tipis.

"Apa ini sudah cukup untuk membuat mu mengakui kekalahan mu, putri Babat? ", tanya Prabu Airlangga segera.

Rara Anteng berusaha keras untuk bangkit dari tempat jatuhnya. Namun tenaganya seperti hilang entah kemana dan tak mampu lagi untuk berdiri.

" Aku aku mengaku kalah... ", ucap Rara Anteng sembari meringis kesakitan.

" Baiklah kalau begitu. Ini berarti aku bebas lewat Pakuwon Babat. Parahita, rawat luka perempuan ini segera... ", tanpa menunggu diperintah dua kali, Parahita yang sedari tadi hanya menonton pertarungan itu langsung maju dan menghormat pada Prabu Airlangga sebelum bergegas memapah Rara Anteng untuk di obati.

Setelah Rara Anteng dan Parahita pergi, Prabu Airlangga segera menoleh ke arah Tumenggung Sakri dan para perwira tinggi prajurit Medang.

"Kita lanjutkan perjalanan sekarang juga. Sebelum senja, kita harus sudah sampai di tepi Sungai Wulayu", titah Prabu Airlangga segera.

" Sendiko dawuh Gusti Prabu... ", ucap semua perwira bersama-sama.

Gelombang pasukan Medang bergerak cepat ke arah utara. Puluhan ribu orang prajurit langsung membuat kegemparan di kalangan masyarakat Wuratan terutama pada daerah-daerah yang di lewati. Meskipun ada gangguan kecil mereka terus melaju ke arah Kota Pakuwon Babat yang terletak di bantaran Sungai Wulayu.

Rara Anteng langsung menghela nafas lega setelah Parahita mengeluarkan darah beku yang menyumbat pernapasan nya. Putri Akuwu Mpu Danu itu langsung menatap wajah cantik Parahita yang nampak berkeringat.

"Terimakasih atas bantuan mu, Paricara.. Sekarang dada ku terasa enteng tak terasa sesak lagi. Kau benar-benar hebat", puji Rara Anteng dengan tulus.

" Aku melakukan nya atas perintah majikan ku, jadi jangan senang dulu. Kalau pun dia ingin nyawa mu, aku tidak bisa berbuat apa-apa ", ucap Parahita segera.

" Majikan mu sungguh besar hati. Dia mau membantu aku yang terang-terangan menantang nya. Siapa dia sebenarnya? Dan kenapa semua orang nampak sangat menghormati nya? ", mendengar pertanyaan Rara Anteng, Parahita tersenyum kecut dan terlihat seperti sedang mengejek pada Rara Anteng. Dengan suara penuh ancaman Parahita berkata,

" Dia bukan orang yang bisa kau sentuh.. "

1
Eddy Airborne
lanjutkan
Windy Veriyanti
Salah satu ajian favoritku...Ajian Waringin Sungsang 👍👏
ajian yang nantinya dipakai oleh Panji Watugunung dan keturunannya
Windy Veriyanti
pilihan yang bijak, Warok Siman 👏
arumazam
mantap
Abdus Salam Cotho
lemah!! tidak ada perlawanan🤭
Widi Nugroho
apakah pandeta agung jnanabajra itu adalah seorang sastrawan/cendekiawan/budayawan jaman dahulu dari Bali kang Ebez... yg namanya menjadi inspirasi JANABADRA almameter saya di Jogja hehehe...
andymartyn
lanjut lagi ndoro prabu,,,
andymartyn
nah gitu wu, jangan asal emosi nanti rugi sendiri
LD. RAHMAT IKBAL
hilang rasa sombongx hehehe sehat kang
Camad Pener
oh .. Waringin sungsang
AbhiAgam Al Kautsar
ilat ilit si siman mah
Heryala Hery
pilihan yg tepat, bagus2...😁😁😁👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
ternyata Ajian Waringin Sungsang awal mulanya dari seorang Pendeta kirain tercipta dari bayi yang mau lahir Sungsang 😁
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Ha ha ha ... suka aku dengan pendapat kalian, ternyata lucu lucu 😅
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾: itu karena pendetanya lahir sungsang, surogati dan suropati mungkin lahir nya juga sungsang.. jd cuma orang sungsang bisa terima ilmu waringin sungsang 🤣🤣
total 6 replies
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
...
andymartyn
YANG BENAR SAJA,,,,
Bontot daermawan
maaf baru coment.tpi sya tau ceritanya bagus klau bisa cerita dari daerah jawabarat kang ,
Eddy Airborne
lanjutkan
Kakasefti
ditunggu up selanjutnya
AbhiAgam Al Kautsar
apa yg akan di lakukan prabu Airlangga... temukan jawabannya pd chapter selanjutnya...
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
HAAAAAAAAHHH!!! 😳 😳 😳
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Hhiiiy... bauu nafasnya kedengeran 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!