JODOH YANG TIDAK TERDUGA

"assalamualaikum, Bu" ucap ku dengan tampang lesu dan tidak semangat.

"walaykumsalam, lah kenapa kq datang dang lesu gini. Padahal bawa makanan banyak." ucap ibu sambil mengajak bercanda

namun aku tidak merespon bercandaan ibu, karena kepikiran USG besok.

"ada masalah apa nak, bukannya kamu ngumpul bareng untuk menceritakan lamaran kamu itu sama nak Al." ucap ibu

"tadinya gitu, niatnya. Aku belum sempet cerita. Malah ada masalah besar. " ucap ku merasa tidak bersemangat.

"coba ceritakan pada ibu nak, " ucap ibu

Akhirnya aku ceritakan semua kejadian hari ini yang terjadi, ibu mendengar kan dengan sangat baik.

"gimana nya nak, itu urusan rumah tangga orang kita tidak bisa ikut campur." ucap ibu

" tapi kalau anak yang di kandung Ica bukan laki laki, maka anak itu tidak di ijinkan hidup." ucap ku merasa kesal

"sabar nak, hidup dan mati urusan ALLAH SWT. Ibu hanya menasihati mu untuk tidak terlalu jauh mengurus urusan orang lain. Apa lagi masalah rumah tangga." ucap ibu

"baik lah , ibu." ucap ku.

Ibu langsung menyiapkan air teh hangat untuk ku, untuk mencari suasana hati ku yang sedikit kacau.

Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu.

"permisi, ibu. Ada nisa nya." ucap Mira

"ada, silakan masuk." ucap ibu

"siapa Bu, " ucap ku penasaran.

" aku, nis. Mira." ucap Mira

"duduk mir, " ucap ku

Mira pun langsung duduk, dan ibu menyiapkan air teh hangat untuk Mira juga.

"ada apa , tumben malem malam ke sini." ucap ku.

"aku izin ngindep di rumah mu ya, untuk sehari ini saja ada yang ingin ku ceritakan penting padamu." ucap Mira.

tanpa berfikir panjang aku menoleh ke ibu,

dan ibu mengizinkan teman ku untuk mengindap malem ini.

Selesai mandi dan makan , aku minta izin ibu untuk ke kamar. Selain untuk istirahat agar fresh saat kerja esok. Dan aku ingin mendengar cerita Mira .

Aku membawa cemilan dan jus yang di buat ibu. Untuk di bawa ke kamar. Karena biasanya aku dan ibu suka bercerita sambil mengemil.

"silakan mir, makanan nya." ucap ku

"terimakasih, nis dan maaf merepotkan" ucap Mira

"kamu mau cerita apa mir, coba ceritakan sama ku ." ucap ku

"gimana nis, ku bingung memulai nya." ucap Mira

Aku bingung dengan tingkah Mira, namun aku harus sabar. Agar Mira bisa bercerita dengan tenang.

"suaminya Ica itu adalah cinta pertama ku , dia adalah rehan. Sahabat sekaligus cinta pertama ku." ucap Mira.

"kamu bercanda." ucap ku

"nama suaminya Ica adalah rehan Pratama Wijaya. Kamu telepon Ica saja kalau kamu kurang percaya." ucap Mira

Tanpa bergegas aku mengeluarkan handphone ku dan menelepon Ica.

"hallo Ica, " ucapku dalam telepon

" iya , kenapa nis." ucap Ica balas telepon

"nama suami mu itu siapa." ucap ku dalam telepon

"rehan Pratama Wijaya, memang kenapa nis." ucap Ica heran

"tidak apa apa ca, udah dulunya. Aku lagi di jalan." ucap ku berbohong.

Aku pun mematikan telepon itu dan memandang Mira, aku tidak menyangka kalau Mira cinta pertama nya suami Ica itu.

"bisa kamu jelaskan, karakter rehan itu " ucap ku

"kamu tidak akan percaya, kalau ku ceritakan. Kalau rehan yang sekarang bukan rehan yang dulu." ucap Mira

" rehan dulu itu baik banget, polos perhatian dan tidak seperti sekarang yang egois , kasar dan selingkuh. Dia adalah lelaki yang setia." ucap Mira

Aku tidak mengerti mengapa rehan bisa berubah seperti itu, rehan yang diceritakan Mira sangat berbeda dengan rehan yang tadi di temui itu.

"aku sudah lama berpisah, memenjak dia pindah keluar kota. Aku sudah putus kontes. " ucap Mira

"kenapa pindah," ucap ku

"karena mamanya meninggal, " ucap Mira

"saat itu aku tidak bisa menghubungi dia lagi. Tidak tau kabarnya. Namun betapa kagetnya aku saat kemaren bertemu dia. Penampilan memang masih yang sama cuma sedikit dewasa . Namun semua tingkah dan prilakunya berbeda." ucap Mira

"sudah larut malam, besok kita lanjutkan lagi " ucap ku

Aku tidak mengerti masalah menjadi pusing untuk ku. Sampai seharian aku tidak buka pesan WhatsApp dari Al.

"assalamualaikum, Nisa. Apa kabarmu. apa kamu marah sama aku. Apa aku punya salah. Tolong kabari aku, agar aku tidak khawatir." pesan WhatsApp Al yang baru aku buka

"walaykumsalam, maaf Al. Aku baru balas pesan mu. Bukanya aku marah sama kamu. Namun aku baru sempet buka pesan mu. Maaf buat kamu merasa khawatir." balas pesan ku itu

Tiba tiba saat pesan sudah di baca Al, Al langsung telepon ku. Dia sangat mengkhawatirkan ku. Sehingga aku merasa bersalah membuat khawatir seperti ini.

Aku bercerita semua yang ada di isi kepala ku, sampai semua terasa plong dan terasa ringan beban ku. Al seorang pria yang baik , dia mau mendengar keluh kesah dan curhatan pasangan nya.

"apa pun yang kamu lakukan untuk teman mu , itu adalah yang terbaik. Aku tau kamu sudah berusaha. " ucap Al dalam Telepon.

"terimakasih Al, " ucap ku.

"tidak sabar aku menunggu hari Minggu, dan bertemu dengan mu." ucap Al dalam telepon.

"aku juga, semoga kamu tidak kecewa. Melihat aku seperti apa." ucap ku

"walaupun, aku tidak vc pun. Aku akan datang dan melamar mu . Aku tidak peduli rupa mu . Hati ku terasa nyaman sama mu. Dan aku sudah yakin kalau kamu adalah jodoh ku." ucap Al.

Saat itu senang dan bahagia mendengar ucapan itu berdebar jantung ku mendengar ucapan itu.

"nis, sudah dulunya. Nanti kita lanjut lagi.assalamualaikum" ucap Al dalam Telepon

"iya, terimakasih sudah mau mendengar curhatan ku, wa'alaikumsalam." ucap ku.

Dan telepon terputus.

Tiba tiba ada pesan WhatsApp dari Al.

dari beberapa yang ku syukur adalah, ALLAH SWT. mengenalkan ku dengan seorang perempuan yang hatinya indah baik hati melebihi bidadari. Kamu adalah bidadari Sholehah ku. Semoga niat baik ku ALLAH mudahkan. aamiin

Dan aku balas ,

aamiin semoga niat baik kamu di mudahkan. Dan kamu menjadi imam ku dunia akhirat.

Senyum senyum aku di kamar, sampai tidak bisa tidur. Hati masih berdebar debar mengingat ucapan Al tadi itu. Hadeah.

"Nisa" ucap Mira

"koq ada kamu si." ucap ku.

"kamu amnesia nya, kan aku ngindep malam ini." ucap Mira

"berarti dari tadi kamu denger aku ngbucin dong." ucap ku

"iyaaa iyaa llah.. " ucap Mira sambil tertawa-tawa.

"hahahha " lanjut ucap Mira

Aku lupa kalau Mira ngindep di kamar ku. Aku tidak inget sama sekali. Mau gimana lagi.

"ternyata Nisa bisa bucin." ucap Mira

" miraa" ucap ku sambil mencubit Mira

"sakit tau" ucap Mira cemberut.

"ayo tidur." ucap ku

"iya nyonya Al." ucap Mira

"mira.." ucap ku kesal karena malu

Dan lampu pun di padam kan dan kami istirahat setelah adu guling.