Sebuah kenyataan pahit harus diterima oleh Liliana.
Suami yang dia cintai tiba – tiba mengatakan akan menceraikannya setelah dia melahirkan anak yang sedang dikandungnya.
Meskipun mereka menikah karena keterpaksaan ,Liliana sangat mencintai suaminya.
Namun badai besar itu datang dan memporak – porandakan rumah tangga mereka setelah Harrold menemukan kembali kekasih yang telah meninggalkannya tepat dihari pernikahan mereka dan membawanya pulang kerumah, tinggal satu atap dengannya.
Hati Liliana yang hancur semakin bertambah hancur ketika dia mengetahui fakta jika drama pernikahan ini sengaja dibuat oleh keluarga Harold untuk menjebaknya dalam skema licik yang telah mereka buat.
Mampukah Liliana bangkit dan keluar dari skema keji yang menjeratnya ?
Ikuti perjuangan Liliana dalam novel disetiap episodenya....
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Larry pulang kembali kerumahnya dengan sedikit linglung akibat fakta besar yang baru saja diterimanya.
Ana yang mengetahui bahwa hati suaminya sedikit gundah pun membiarkannya tidur sendiri malam ini agar lelaki itu bisa instropeksi diri sementara dirinya akan tidur dengan anak bungsunya, Saskia.
Begitu masuk kedalam kamar, Larry langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil mengingat semua ucapan yang ibunya berikan kepadanya.
“ Selama ini ibu berusaha untuk menyembunyikan fakta yang ada karena tak ingin kamu terluka, tapi sekarang tampaknya ibu harus membuka fakta agar kedua mata kamu benar – benar terbuka ”
“ Kamu tahu kenapa ayah dan ibu tak merestui hubungan kalian dan tak menerima calon anak yang Imelda kandung dalam rahimnya ”
“ Bukan ibu dan ayah membenci Imelda, bukan...bukan itu alasan utamanya ”
“ Itu semua karena anak yang waktu itu Imelda kandung bukanlah darah dagingmu tapi anak orang lain ”
“ Jika kamu tidak percaya dengan bukti yang ibu berikan ini, kamu bisa mendatangi orang yang ada dalam foto tersebut "
" Melalui lelaki itu kamu akan mendapatkan fakta yang sebenarnya ”
“ Maaf jika selama ini ibu dan ayah terkesan menutupinya dari kamu karena semua itu demi untuk kebaikanmu sendiri tak ada yang lain ”, ucap Winny dengan wajah sedih.
Memory masa lalunya kembali berputar dengan hebat, silih berganti dengan fakta yang baru saja dia dapatkan membuat kepala Larry terasa mau pecah.
“ Archhh....sakit sekali ”, teriaknya tertahan.
Larry hanya bisa berguling – guling diatas ranjangnya sambil menahan rasa sakit yang tiba – tiba mendera.
Merasa jika rasa sakitnya semakin lama semakin hebat terasa, Larrypun berusaha untuk berdiri mengambil obat sakit kepala didalam laci meja rias istrinya dimana biasanya kotak obat – obatan berada.
Setelah efek obat terasa, kedua mata Larry pun terpejam sempurna. Ana yang tak lagi mendengar suara apapun dari dalam kamarnya perlahan masuk.
Ana hanya menatap dingin wajah suaminya yang tampak kusut dan berkeringat tersebut tanpa ada sedikitpun rasa iba.
Meski pernikahan yang selama lima tahun ini mereka jalani akibat perjodohan tapi Ana sama sekali tak menyangka jika suaminya akan berselingkuh dengan Imelda dibelakangnya.
Hatinya seketika hancur melihat beberapa foto mesra keduanya yang tersebar di dunia maya karena ketika buah hati mereka hadir didalam keluarga kecilnya, Ana yang pada awalnya menikah tanpa cinta perlahan mulai membuka diri untuk Larry.
Dan sekarang, begitu rasa cinta itu sudah hadir dan tumbuh subur sang suami mengkhianatinya.
Foto sang suami bersama Imelda yang tersebar didunia maya bukan hanya menghancurkan hatinya tapi juga membuatnya kuwalahan, sibuk menjawab semua pertanyaan yang sahabat dan orang terdekatnya lontarkan mengenai kebenaran berita itu.
“ Demi anak – anak, aku akan mempertahankan pernikahan ini meski kita berdua sama – sama terluka ”, batin Ana pedih.
Jika tak ingat akan kedua anaknya dan kebaikan kedua orang tua Larry, mungkin sudah sejak dulu Ana menceraikan Larry.
Besarnya rasa cinta yang Ana rasakan terhadap sang suami juga menjadi pemicu dia bertahan sekian lama dalam pernikahan meski sang suami tak pernah sedikitpun menganggap keberadaannya.
Tring...
Bunyi pesan masuk dalam ponsel Larry membuyarkan lamunan Ana dan wanita itu bergegas mengambilnya.
Untung saja Ana sempat melihat pola kunci yang tertera dilayar ponsel sang suami beberapa waktu lalu ketika tak sengaja lewat waktu Larry membuka kunci ponselnya sehingga sekarang Ana bisa membukanya dengan mudah.
Ana segera membawa ponsel sang suami masuk kedalam kamar mandi sambil melihat pesan dengan nama sayangku tertera dilayar.
Tanpa sadar airmatanya kembali luruh ketika dia membaca semua pesan percakapan yang terjadi diantara keduanya.
Selama lima tahun pernikahan mereka tak sekalipun Larry bertutur kata lembut atau memberi perhatian kepadanya seperti sang suami memberikan perhatian kepada Imelda.
Dengan tangan gemetar Ana terus menscroll semua pesan yang semakin membuat dadanya semakin terasa sesak.
“ Aku harus kuat ”
“ Aku harus segera menyingkirkan wanita j****g ini dari hidup suamiku ”\, batin Ana penuh amarah.
Melihat Imelda menanyakan bagaimana pertemuan antara sang suami dengan kedua orang tuanya maka Ana merasa ini sudah saatnya sang suami mengakhiri semuanya.
“ Seperti yang kamu duga, kedua orang tuaku melarang aku untuk bertemu lagi denganmu ”
“ Demi kebaikan semuanya, mari kita akhiri hubungan ini dan fokus pada masa depan masing – masing ”
“ Hari ini ibu juga memberitahuku sebuah fakta mencengangkan mengenai dirimu dan anak yang pernah kamu kandung dulu yang aku kira adalah anakku tapi nyatanya bukan ”
“ Aku cukup kecewa dengan semua itu sehingga aku membuat keputusan besar untuk melepasmu dan mencoba bahagia bersama keluarga kecilku ”.
Setelah mengetikkan balasan pesan kepada Imelda, Ana segera memblokir nomor kontak wanita itu dan menghapusnya dari daftar kontak yang ada didalam ponsel sang suami.
Bahkan Ana juga memblokir akun Imelda disemua media sosial sang suami yang bisa dengan mudah dia akses menggunakan ponsel Larry.
Apapun hal yang berhubungan dengan Imelda sengaja Ana hapus agar sang suami tak bisa kembali lagi berhubungan dengan wanita perusak rumah tangganya tersebut.
Setelah semua hal yang perlu Ana lakukan telah selesai, diapun mematikan ponsel sang suami agar nanti ketika Imelda menghubungi tak bisa tersambung.
Dengan hati – hati Ana kembali meletakkan ponsel Larry disamping tubuhnya seperti sedia kala.
Akibat pengaruh obat yang diminumnya, Larry sama sekali tak terganggu akan pergerakan yang istrinya lakukan dan tetap tertidur nyenyak seperti orang mati.
“ Percepat penurunan surat mutasi suamiku ”
“ Jika bisa, besok senin suratnya sudah harus sudah ada ”, perintah Ana tajam.
Memiliki saudara berpangkat serta berpengaruh tentu saja tak membuat Ana tak kesulitan untuk menempatkan sang suami dimana saja.
Dan hal ini sudah dia rundingkan dengan kedua mertuanya yang langsung setuju karena ingin membuat Larry menjauh dari Imelda yang dianggap akan merusak masa depan sang anak.
Imelda yang mendapat balasan pesan dari Larry seperti itu tentu saja merasa marah dan tak terima dirinya dibuang begitu saja.
Beberapa kali dia coba menghubungi, namun sayangnya nomor Larry sama sekali tak bisa dihubungi.
Bahkan Imelda mencoba memakai nomor baru karena menganggap jika mungkin nomornya telah diblokir oleh kekasihnya itu namun hasilnya juga sama, tak bisa tersambung.
“ Brengsek !!! ”
“ Larry tak boleh membuangku seperti ini ”, teriak Imelda penuh amarah.
Dia mengobrak – abrik kamarnya untuk melampiaskan kekesalan hatinya yang dicampakkan begitu saja oleh lelaki yang dicintainya.
“ Ini semua gara – gara wanita tua sialan itu hingga Larry membuangku seperti ini !!!....”
Pyarrr.....
Teriaknya sambil membanting gelas yang ada diatas nakas yang bisa diraihnya dengan kasar kelantai hingga jatuh berserakan
Bruakkk
Pyarrr
Krekkk
Pranggg
Pranggg
Semua barang yang bisa Imelda jangkau dia lempar dengan sekuat tenaga kelantai sambil memaki – maki ibu Larry karena menganggap jika wanita tua itulah yang menjadi penghalang dan penghancur kebahagiannya selama ini.
Akibat emosi yang berlebihan membuat jantungnya memompa dengan cepat dan tubuh Imelda langsung lemas seketika.
Sambil memegangi dadanya yang terasa sakit Imelda berjalan tertatih – tatih kesamping ranjang dan mengambil botol obat diatas nakas dan segera meminumnya.
“ Jika bukan karena penyakit sialan ini aku pasti sudah pergi menemui Larry dan membujuknya ”
“ Aku yakin, begitu Larry mendengar penjelasanku dia tak akan marah lagi ”, guman Imelda lirih.
Akibat pengaruh obat yang dikonsumsinya, Imelda yang sudah kelelahan setelah menghancurkan isi kamarnya pun langsung terlelap dengan keringat dingin membasahi tubuhnya.