NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

*Dijamin TAMAT karena isi cerita telah dibuat dan hanya dikirimkan secara berkala

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 - Distrust and Nobles

"Duke George Price berhasil ditemukan. Kaisar lama berhasil dibunuh dan informan Pangeran Pertama tidak mencium bau bau mencurigakan." Suara gemulai mengalun dalam lorong gelap, bukannya tergoda, orang lain mungkin muntah mendengarkannya.

Seorang pria berkerudung hitam menggangguk. "Bagus, ringkus tikus kecil itu dan tetap jalankan rencana yang sama."

"Tentu sayangku.."

Perempuan bermata merah dan bermahkotakan berlian di sekujur tubuhnya tersenyum centil. Dengan jari gemulainya, ia mengelus dada si pria kerudung dan berakhir didorong.

"Jauhkan tangan menjijikkan anda dari setiap jengkal tubuh saya, laksanakan apa yang telah saya perintahkan dengan baik! Tingkah anda sekarang lebih menyerupai pelacur dibanding informan kilat."

"Mengecewakan," gertaknya. Lalu pergi meninggalkan perempuan yang menunduk dan kepercayaan dirinya turun drastis itu. Terpental oleh tajamnya ucapan dari pria berkerudung.

Ia baru saja sampai di depan gerbang istananya sebelum melontarkan jarum racun ke belakang. Ketika berbalik, ia menemukan bahwa Pangeran Kedua bersedekap. Ketiga jarum tersebut tepat ditangkap jari Crethel, sebelum ia membuangnya ke lantai. Rumput yang terkena jarum hitam itu berubah layu dan mengering.

"Malam malam begini anda keluar dari istana, berkerudung hitam. Seolah melakukan hal tercela." Dia berkata dengan santai. Pria kerudung hitam menggangguk dan memutar matanya sedikit, "Tidak baik juga mengintip kegiatan seseorang, sekalipun dia orang yang dekat denganmu."

Setelah jeda, Crethel mengalihkan pandangannya ke wajah tertutup itu dan bertanya dengan pasti, "Benarkah? Kalau begitu anggap saja saya hanya mengucapkan omong kosong."

Melangkah lebih maju, ia menyibak kuat kerah bajunya sendiri. Bahkan angin saja tidak menampakkan dirinya sekarang saking kuatnya aura dominasi dari kedua pria tersebut. Mata perak Crethel menelisik jauh ke mata yang sama persis di depannya.

Belakangan ini dia memperhatikan dalam kegelapan dan bertepuk tangan penuh kebahagiaan ketika pengawal bayangannya berhasil membawakan mayat perempuan dari Belize. Dia tahu jelas mayat itu adalah tubuh permaisuri. Istri utama mendiang kaisar Belize yang sekarang diperlakukan tidak lebih baik dari seekor hewan.

Selain itu, racun di kamar ayahnya mulai bekerja esok hari. Tepat tiga minggu kemudian, Kaisar atau Ayahanda busuk itu akan meninggal. Bila saja kabar buruk hadir esok hari, ia tidak menjamin keselamatan dan kesehatan kaisar berlangsung melebihi dua minggu. Racunnya akan bereaksi semakin besar jika stimulan luar mengejutkan pengidapnya.

Dilihat dari interaksi pangeran keempat, pastilah akan ada sesuatu yang menarik terjadi di istana. Atau.. di perjalanan ekspedisi? Menyunggingkan senyum terbaiknya, dia menepuk bahu tegap lawan bicaranya. "Saya sudah mengirimkan pembunuh bayaran terbaik untuk menyerang mereka juga. Imbang bukan?"

"Anda dan saya, jika bergabung merupakan keuntungan berlimpah. Sejujurnya saya sangat mengharapkannya."

Mengabaikan gerakan tubuh orang yang ia dukung selama ini, pangeran kedua berdecak pelan. Karena reaksi saudaranya begitu lambat dan ragu ragu, ia dengan senang hati memanfaatkan situasi dengan cepat.

"Salahkan pangeran mahkota yang sumbernya begitu buruk. Bahkan tidak tahu tunangannya sedang berusaha melarikan diri dari sini.." lanjutnya tanpa rasa takut sedikitpun.

Melemparkan sebotol racun ke tangan si pria sok misterius itu, pangeran kedua memasang senyum penuh kemenangan. "Hadiah dariku, tidak perlu berterima kasih."

Awalnya pria tertutup itu terdiam untuk waktu yang lama. Ketika matanya berkedip, sinar perak di pancarannya berubah menjadi jauh lebih kacau. Terdapat pandangan penuh sakit hati dari lirikannya, dengan suara sengau ia berkata, "Sejak kapan?"

Menemukan bahwa sang serigala masuk dalam jebakannya, ia melipat lengannya di belakang kepala.

"Baru baru ini, kau merasa mudah pusing bukan?? Bahkan opium yang kau hirup tidak berfungsi lagi dengan baik," terkanya, tepat menusuk otak cemerlang lawan bicaranya untuk kesekian kalinya.

"Berhati hatilah, orang yang paling dekat denganmu bisa menjadi pembunuh tanpa sadar." Dia tidak tahu saja bahwa racun yang diserahkannya bisa menjadi obat bila ditakar dengan benar. Namun mari lihat bagaimana suami penyayang ini menyikapinya.

Pangeran kedua menghembuskan nafasnya dengan sendu dan menepuk pundak tegap itu lagi. Matanya menyiratkan perasaan kasihan, membuat tangan di balik kerudung hitam mengepal kuat.

Melontarkan siulan, ia berjalan jauh. Sambil meneriakkan, "Ada baiknya seseorang tidak tahu banyak, namun menjadi seseorang yang tahu banyak jauh lebih menyenangkan, ah..."

Sepulangnya, dia melepaskan mantel hitam dan menaruhnya sembarang. Terpampang wajah yang tidak kalah gelap dibandingkan saudara kekaisarannya. Dia hanya perlu menunggu beberapa langkah lagi untuk merebut kekuasaan. Keraguan hampir terlepas, namun kembali lagi dengan mudahnya.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sesosok wanita berbaju tipis mendekatinya. Pria bermata perak itu segera membenamkan wajahnya ke dalam pelukan istrinya. Bau harum ini membuat pikirannya berangsur damai hanya beberapa detik.

Mengetahui kegundahan suaminya, wanita yang mendekapnya bertanya, "Apakah kau digoda lagi? Atau rencanamu gagal?"

"Yah, digoda. Seperti biasa pelacur kentut bau itu kalut saat aku menggertaknya." Pria itu memutus pelukan, membaringkan wajah sang istri ke dada bidang kepunyaannya. Berdiri berdampingan ditemani sinar lilin yang bergoyang akibat angin kencang.

Perempuan berwajah oriental itu beranjak dan menutup pintu ataupun jendela rapat rapat. Melihat sekelilingnya sudah gelap, ia merasa puas. Gerakannya sekarang seperti kelinci kecil yang kegirangan karena mendapatkan wortel segar. "Ingin hiburan dariku?" dia memasang tampang polos, namun menantang bagi suaminya.

Dengan cepat ia menjatuhkan kepala dan menekan dagu suaminya agar melihat tepat ke dalam matanya. Menekan detak jantungnya, ia mencecap bibir dingin itu dengan dalam dan kuat. Nafasnya sendiri sedikit berantakan namun tidak dipedulikan olehnya.

Mendapati pria di hadapannya tidak membalas seperti biasa, Luoyang segera melepas pagutannya dan hendak pergi dengan marah. Akan tetapi tengkuknya ditekan oleh jemari besar dan bibir basahnya kembali diserap habis habisan oleh Edbert.

"Sejak kapan kau meniruku dengan baik?"

Sarkas yang keluar dari mulut Edbert dibarengi dengan lengan yang melingkar kokoh di pinggang kurus milik Luoyang.

Cecapan manis milik istrinya membuat pria itu mabuk kepayang untuk kesekian kalinya. Sekali menempelkan kedua bibir itu dalam ciuman, lelaki itu tidak dapat dan tidak ingin melepaskannya sama sekali. Wanginya, teksturnya, rasanya lebih dari sekadar candu bagi Edbert.

Ya, kedua pasangan itu saling berpadu kasih di malam hari. Bulan purnama bersinar dengan indah, hawa udara meningkat dengan cepat. Merasakan udaranya menipis, Luoyang tidak sanggup memagut bibir pria itu dan melepaskan dirinya dengan gigitan kuat.

"Hah..." Luoyang mengatur nafasnya, dia tahu jelas suaminya pasti telah tersenyum puas karena berhasil mengibulinya. "Lama sekali, kau ingin membuatku mati karena ciuman?!"

Edbert merasakan bibirnya masih basah dengan lidah yang sedikit berdarah akibat gigitan Luoyang. Mencium wewangian lembut yang masih berada di pelukannya, tangan pria itu menari di rambut panjang Luoyang.

"Sebenarnya ide yang bagus, aku akan mengawetkanmu agar bisa kudatangi setiap saat. Tidak kukubur di tanah ataupun dibakar menjadi abu."

Istrinya bergidik dan berpura pura memasang ekspresi jijik. "Terdengar sadis sekali. Omong omong rencanamu berarti sedang dilakukan sekarang?" alih Luoyang dengan penuh minat, sedangkan perhatian Edbert sudah berganti ke tubuh sintal istrinya.

Ia hanya menjawab, "Hm." Menyadari mata suaminya menggelap lagi, Luoyang menampar pipi Edbert pelan. "Sadarlah, apa kau membereskan mereka dalam sekali kerja atau bertahap?"

"Sekarang yang harus kuselesaikan adalah kamu, A-Wei."

Tanpa disadari oleh Luoyang, perasaan buruk suaminya sekarang terjadi akibat mengetahui obat yang ia berikan sebagai racun dari negaranya sendiri. Setetes air mata turun dari mata elang Edbert, namun segera disekanya pelan. Tidak ingin istrinya mengetahui apapun sama sekali.

1
Bening
segelas kopi untuk pride..
nanti pasti lanjut kok baca nya...
kpn2 mampir ya, ke akun baru ku @ehsanarizqi ..
Cherlys_lyn: Okee, terima kasih atas dukungannya yaa
total 1 replies
ona
rose lucu banget plis
ona
woy evan
ona
kakkkk /Sob//Sob//Sob/
ona
nyesekkkkk pliss /Sob//Sob//Sob/
ona
uwow uwow /Determined/
ona
oh, apa ini cerita di balik kakaknya rose mat*??? tapi disini bakal tetep mat* ga ya??? /Frown/
ona
pangeran ke empat....
ona
bjir ngapain dah pangeran kedua tuh, ngeselin amat
Tini Timmy
bunga untuk mu/Rose/
Bening
5 iklan untuk mu
Cherlys_lyn
Cerita ini berputar dalam perjuangan Rosella Zen yang kembali mengulang kehidupannya dari awal, namun tanpa ingatan yang begitu jelas. Menjadi seorang manusia yang kuat bukan berarti selalu menang di setiap pertempuran, namun bagaimana ia dapat memanipulasi musuh sampai menduganya lemah dan menghabisinya di detik terakhir!
Bening
3 iklan + 2 bunga
Bening
5 iklan..
meluncur untuk mu
Bening
ciri tirani ini...
Bening
suami kyk edbert itu langkah
Bening
ada apa dengan giok nya
ona
apa mulai ke inget?
Bening
cerita ini bagus, di setiap bab nya.
enak di baca tanpa di komentari
Cherlys_lyn: Terima kasih atas ulasannya, nantikan bab selanjutnya yaa 🙏
total 1 replies
ona
kepala sape tuh bjir /Scare/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!