NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08

Ini adalah hari senin yang cerah byur, Aku bangun dari tidur ku karena air yang membasahi tubuh "banjir..... banjir..... tolong" Aku yang masih berada di alam bawah sadar pun terbang dengan linglung.

"bangu ini gak banjir" Abi mengguncang tubuhku yang terduduk di kasur yang masih menutup mata ku.

Ketika membuka mata aku melihat Abi yang membawa ember yang sudah kosong, Aku yakin ember itu tadi berisi air yang di siramkan ke wajahku "lo apa-apan sih Bi, kenapa pake segala nyiram gue heh"

"maaf habisnya kamu dari tadi di bangunin gak bangun bangun udah kaya orang mati" Abi mengecilkan suaranya di akhir kalimat, tapi aku masih mendengar nya.

"apa lo bilang" Aku yang akan meraih Abi tidak bisa karena Abi menghindari dan jadilah aku terjatuh dari tempat tidur ku Bruk.

"aduh sakit" Aku menyentuh pantat ku yang menyentuh lantai yang keras itu prit... prit.

"sekarang kamu lari keluar dan iku para tentara itu latihan" "apa lo bilang gue di suruh latihan kemiliteran gila lo ya, gak gue gak mau" "baiklah kalo kamu tidak mau, kalo begitu kamu tidak akan pernah pergi dari pulau ini untuk selamanya"

Aku yang membayangkan hidup di pulau ini untuk selamanya pun bergidik ngeri, prit... prit.... prit. mendengar suara pluit Aku pun langsung berlari keluar seperti apa yang Abi katakan.

"sekarang kalian akan berlatih kemiliteran tingkat dasar. latihan pertama adalah lari mengelilingi lapangan sepuluh kali setelah itu kalian akan merayap dan memanjat tebing di sebelah sana" Aku yang mendengar intruksi pak tua itu hanya menganga, Aku tak percaya harus latihan fisik yang sangat ekstrim.

"Apakah ada pertanyaan?" Aku yang mendapat peluang untuk tidak ikut latihan pun langsung menunjuka tangan dengan sangat semangat "maaf pak saya kan perempuan, apakah bapak tidak kasih dengan saya" Aku pun memasang wajah seolah aku sedih.

"gender tidak bisa di jadikan alasan mau kamu perempuan ataupun lelaki saya tidak peduli, kalo tidak ada pertanyaan lagi ayo sekarang mulai latihannya" prit.... prit.

Aku yang mendengar jawaban dari pak tentara itu pun hanya tertunduk lesu "Ayo semangat katanya mau keluar dari sini" Abi menghampiriku laku menggandeng tanganku dan kami pun berlari bersama.

Hingga sampai di putaran yang ke dua pun Abi melepas genggaman tangan kami "siapa yang bisa menyelesaikan lari ini dulu maka akan di teraktir oleh yang kalah" Aku yang mendengar itu pun merasa di tantang tanpa berucap apapun aku pun langsung berlari.

"GUE TERIMA TANTANGAN DARI LO" Aku berteriak ke pada Abi, karana jarak kami yang sudah cukup jauh.

Aku pun sudah menyelesaikan tantangan dari Abi dan Aku lah yang memenangkan tantangan ini "yey gue menang jadi lo harus terakhir gue nanti malam oke"

"iya saya bakal teraktir kamu nanti sekarang fokus sama tantangan apa yang ada di depan mu" Aku pun melihat kedepan, Aku menelan ludahku itu sangat-sangat menantang.

sekarang aku dan Abi sedang merayap untuk aku bisa merayap, karena dulu ketika smp aku mengikuti eskul pramuka jadi tidak terlalu kaget hanya malas saja sih sebenernya hehe.

Setelah selesai dengan merayap. sekarang aku akan melakukan panjat tebing, saat tentara di depan sedang menjelaskan tentang tata cara penjara tebing Aku tidak mendengarkan karena Aku di sibukkan oleh kombang yang aku temukan di lokasi ini.

"oke apakah kalian sudah paham semua, ingat ini sangat lah berbahaya jadi Hati-hati lah" "SIAP PAHAM" ucap serempak para tentara itu.

"woy lo bentar lagi giliran lo cepet sini" Rio memanggil ku. memeng Rio itu adalah anak gau tidak seperti Abi yang menggunakan kosakata formal.

"iya bawel" Aku mendekati ternyata di sebelah ku sudah ada Abi. setelah memasang semua perlengkapan keselamatan aku pun langsung menuju tebing yang tidak terlalu curam "nanti kamu dulu yang naik terus di susul sama saya paham"

"iya paham" Aku mulai memanjat tebing itu setelah sampai di tengah-tengah tiba-tiba kait pengamatan ku jatuh dan srekk...... (suara kait yang jatuh) .

Ketika aku menutup mata dan aku pikir aku sudah jatuh, tapi aku tidak merasakan sakit ataupun jatuh. aku pun membukak mataku dan aku melihat Abi yang sedang berusaha menahan tali ku yang akan jatuh itu.

Ketika melihat kaitan Abi yang hampir terjatuh "Abi lepasin aja tali gue" "enggak kalo saya lepasin nanti kamu jatuh" "tapi bi nanti kalo gak di lepasin malah kita berdua yang bakalan jatuh"

Abi tidak mendengar ku dia terus berusaha menahan tali ku agar aku tidak jatuh hingga srekk..... suara itu terdengar lagi dan bruk...

Kami pun jatuh dengan Abi yang melindungi "akh... " Aku pun bangun dan melihat keadaan Abi "bi tangang lo" ketika menyentuh tanah Abi "akh.. sakit".

"awas lo" tubuh ku di dorong oleh kevin hingga aku terjatuh. melihat Abi yang di bawa oleh tentara yang lain mengunakan derakban aku yang ingin menyusul Abi pun harus menghentikan langkah kaki ku.

"mau ngapain lo heh" kevin menghadang jalan ku "minggir gue mau lihat keadaan Abi" sekali lagi kevin menghadang jalan. "lo tau gak penyebab Abi kaya gini itu gara-gara lo andai lo gak pernah ke sini mungkin kejadian ini gak akan pernah terjadi"

"kenapa lo nyalahin gue heh gue juga gak tau kalo bakalan kaya gini" "emang lo tu cuma nyusahin buat Abi lo itu cuma pengganggu" kevin menekankan setiap kalimat terakhir yang ia ucapkan. sambil mendorongku, aku yang akan jatuh pun tiba-tiba Rio menolongku.

"Bang jangan kaya gitu sama kesya mau gimanapun dia itu perempuan yang masih punya hati dan soal Abi itu cuma kecelakaan" kevin melihat Rio remeh lalu "terus aja kalian belain tuk cewek" setelah mengucapkan itu kevin pergi.

"lo gak papa kan Sa" Aku mengusap air mataku yang sempat keluar dari pelupuk mata ku. "Rio emang bener ya kalo yang di bilang kevin, gue itu cuma deban buat Abi" Aku menatap kosong tebing di depanku.

"enggak kok Abi itu gak nganggap lo sebagai beban tapi sebagai tuan putri" mendengar ucapan Rio membuat hatiku menjadi lebih tenang.

"yaudah sekarang lebih baik lo balik ke asrama dan istrinya, lo pasti shock karena kejadian tadi" Aku hanya mengangguk dan aku pun pergi ke asrama bersama Rio yang mengantarku.

"Rio gue boleh gak jenguk Abi" "em boleh tapi nanti ya kalo lo udah mandi" Aku hanya mengangguk sebagai jawaban atas perintah dari Rio.

"Rio kenapa lo bela gue?" "karena gue udah menganggap lo adik gue sendiri, setiap kali liat lo gue selalu keinget sama adik gue yang ada di kampung" Aku melihat Rio yang sedang menceritakan soal adiknya itu dan Rio selalu memainkan sebuah gelang yang di buat dari benang, Aku rasa gelang itu buatan tangan.

"terus itu gelang apa?" "ini" Rio menunjuk gelang itu "ini gelang yang di buat oleh adik gue" Rio menampakkan senyumannya "kayanya lo sayang banget ya sama adik lo"

"iya gue udah janji bakalan pulang dan beliin adik gue boneka beruang" aku hanya tersenyum dan melihat langit yang indah, aku juga sudah melupakan kejadian saat kevin membentaku. jujur aku takut saat itu tapi untuk Rio datang tepat waktu.

Setelah selesai bersih-bsesih aku dan Rio pergi ke tempat di mana Abi di rawat. jadi di asrama ini ada tempat kusus untuk merawat para pasien terutama para tentara dan di sini juga ada seorang dokter yang akan memeriksa para pasien.

ketika sampai di ruang rawat Abi aku melihat Abi yang masih terbaring di atas ranjang dengan tangan sebelah kiri yang di perban "asalamualaikum Abi maaf in gue ya karena gue lo jadi gini" lagi-lagi air mataku jatuh lagi, semenjak di asrama aku sekarang mudah menangis mungkin karena aku sudah tidak lagi merasa kesepian, karena di samping ku sudah ada banyak orang-orang yang sayang dangan ku.

Saat menundukkan kepala kmata aku merasa ada tangan seseorang yang menyentuh pipiku dan menyeka air mataku "shut kesya gak boleh nangis, emang kenapa kesya nangis hm" mendengar suara itu ku pun mengangkat kepalaku dan "Abi lo udah bangun" aku langsung memeluk Abi.

"lo tau gak sih bi gue kawatir banget sama lo gue kira gue gak akan bisa ketemu sama para lo lagi" melihat Abi yang kesakitan aku pun melepas pelukan ku "maaf bi karena gue lo jadi kaya gini"

"enggak ini sudah tugas saya untuk menjaga kamu" "tugas mulu yang lo tau, terus kalo tugas lo itu taruhannya nyawa gimana lo masih mau terima tugas itu"

"saya harus menerimanya karena itu sudah kewajiban saya sebagai tentara untuk melindungi negri ini walaupun taruhannya adalah nyawa saya sendiri" mendengar itu aku jadi tau ternyata jasa para tentara itu senggu luar biasa mereka melindungi negri kita tercinta dengan sepenuh hati.

"Tapi janji bi jangan pergi ninggalin gue ya" aku menunjukkan jari kelingking ku "iya janji" jari kelingking kita pun saling bertautan. aku dan abi saling pandang semakin lama wajah kami mendekat dan.......

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!