Kisah cinta seorang wanita malam dan seorang Aparatur negara, Kisah cinta yang di awali dengan ketegangan berbuah manis karna seorang Aparatur negara berhasil menyelamatkan kehormatan sang wanita malam meskipun itu tidak berjalan dengan mudah. Banyak masalah yang mereka lalui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8. Pingsan
"Ya sudah aku pergi dulu, " Ujar Izza.
Adnan menatap wajah Izza, ingin rasanya Adnan menghentikan langkah Izza. Tapi Adnan berpikir bahwa Izza sudah ada janji dengan orang lain.
Dari kejauhan Izza memperlihatkan Adnan yang masih duduk sendiri, ada beberapa wanita yang mencoba menawarkan diri untuk menemani dirinya namun ia menolak beberapa wanita itu.
Izza tersenyum, sampai ada rekan kerjanya yang terus memaksa Adnan untuk minum dan Izza pun segera menghampiri Adnan.
"Kak, dia sudah ada janji dengan saya ! " Ujar Izza yang berhasil menghentikan sikap panas wanita itu pada Laksda Adnan.
"Oh, baiklah ! Kok mau sih kamu sama laki-laki dingin seperti dia. " Hardik wanita itu menilai sikap Adnan.
Izza tersenyum saat wanita itu kesal menatap Adnan. Izza duduk di samping Adnan tanpa celah sedikitpun.
Adnan lebih lega jika Izza yang mendekat padanya bukan wanita lain.
"Cepat katakan tujuan kamu datang ke tempat ini tuh Apa ? Sementara kamu tidak minum, tidak booking juga. " Tanya Izza meneguk minuman berwarna merah.
Adnan menarik gelas itu, dan menghentikan Izza untuk terus minum. Izza terdiam kaku melihat Adnan menarik gelas yang ada di genggamannya.
"Jangan terus minum, jika terus minum pendengaran kamu akan terganggu ! " Ujar Adnan.
Izza tersenyum, padahal itu bukanlah minuman beralkohol.
"Emmm ... Cepat jelaskan ! " Ujar Izza.
"Saya sedang mencari Ayah saya, saya melihat dia masuk ke tempat ini. " Jelas Adnan.
Izza menggelengkan kepalanya. " Ya ampun Tuan, jika untuk mencari satu orang saja di sini sangat sulit, mereka pasti akan menyembunyikan identitas setiap pengunjung. "
"Tapi Sebentar, waktu itu anda mencari Ayah anda dan sekarang anda masih mencarinya ? sesulit itukah Tuan ? " Sambung Izza.
"Jangan kau ingatkan kejadian itu, " Hardik Adnan.
Izza tersenyum simpul, " Kejadian saat kita berdua kan ? " Bisik Izza.
Adnan memalingkan tatapannya ke arah lain.
"Kok bisa ya, anaknya perwita tinggi tapi Ayahnya hobi bermain umpet-umpetan di tempat seperti ini. " Ujar Izza santai namun menuai tatapan tajam dari Adnan.
"Entahlah kenapa dia suka bermain di tempat kotor seperti ini ! " Umpat Adnan.
"Pelankan suara anda Tuan, atau semua orang yang anda anggap kotor disini akan berbalik arah pada anda. " Umpat Izza.
"Lah emang kenyataan seperti itu, " Izza dan Adnan pun bertengkar kecil.
"Percuma meladeni orang seperti anda, buang-buang waktuku saja ! " Dengus Izza merasa percuma berbaik hati pada Adnan.
"Siapa suruh kamu mendekati saya ? " Timpal Adan yang terus menjaga image nya.
Izza menatap kesal ada Adnan, jika saja Adnan mau membuang egois nya sebentar saja. Mungkin Izza bisa membantu Adnan menemukan Ayah tirinya.
Izza kesal karna baru kali ini dia di anggap remeh oleh seorang laki-laki, padahal Izza belum pernah menghampiri laki-laki terlebih dahulu sebelumnya.
Izza pergi dari samping Adnan, Sementara Adnan terus melihat dengan seksama setiap orang yang ada di ruangan itu.
Adnan memilih untuk pergi, " Yang penting saya sudah tahu dimana tempatnya. " Ujar Adnan.
"Lepas , saya bilang lepas ! " Teriak seorang wanita yang suaranya tidak asing di telinga Adnan.
Sejenak Adnan tak menghiraukan teriakan itu, karna menurutnya itu adalah hal biasa.
Adnan terus berjalan, hingga ia melihat seorang wanita sedang di paksa oleh seorang laki-laki dengan kasarnya.
Wanita itu adalah Izza, Izza di paksa untuk melayani seorang pria hidung belang. Tidak ada satupun seseorang yang mau menolongnya berbeda saat berada di club malam ibunya, keselamatan Izza di perhatikan.
Namun berhubung itu adalah club malam yang jarang ia kunjungi, jadi tidak ada yang banyak mengenal Izza. Sementara Ibunya entah pergi kemana saat Izza butuh pertolongannya.
Izza di tarik kasar ke sebuah lorong yang benar-benar gelap, Izza yang tak sadar sempat meneguk beberapa gelas minuman beralkohol namun entah memakai campuran obat apa sehingga dia merasa lemas tidak mempunyai banyak tenaga untuk melawan laki-laki hidung belang itu.
"Jangan Dia-dia anaknya Mami Yesi. " Cegah teman laki-laki itu.
"Gue tidak perduli, yang penting malam ini dia adalah mangsa gue ! " Ujar laki-laki nakal itu.
Adnan menatap tajam ke arah sasaran tanpa kedipan sama sekali.
"Lepas, saya bilang lepas ! "Teriak Izza.
Sesampainya di lorong yang sangat gelap itu, Adnan menarik tangan Izza. Adnan mengambil alih tubuh Izza dari laki-laki Itu.
"Siap Lo ? dia milik gue malam ini. " Teriak laki-laki itu.
Izza berlindung di punggung lebar Adnan, Adnan melirik ke arah Izza seraya meminta penjelasan. Izza menggelengkan kepalanya.
"Aparat Bos ! " Bisik salah satu teman laki-laki itu saat melihat senjata di pinggang belakang Adnan.
Sehingga laki-laki itupun melepaskan Izza, Izza yang merasakan lemas hampir ambruk di samping Adnan.
"Dasar cewe nakal, ko sempat-sempatnya mabuk ! " Umpat Adnan sambil menggendong tubuh Izza untuk ia bawa keluar dan ia masukkan ke dalam mobilnya.
Adnan melajukan kendaraannya, ia akan membawa Izza kesebuah hotel dimana disana seorang laki-laki dan perempuan boleh satu kamar tanpa di mempertanyakan status nya.
Saat di perjalanan, Adnan menatap lekat wajah Izza. " Kenapa kamu berkerja di dunia seperti itu ? Sangat di sayangkan sekali. " Ungkap Adnan tersenyum kecil.
Alih-alih ingin menyelidiki ayahnya, Adnan malah di hadapkan oleh sosok Izza yang selalu membuatnya salah tingkah.
