Kesucian Untuk Tuan Adnan
Tangisan perau terdengar di sudut ibu kota, dimana kehidupan keras terasa menyiksa bagi seorang gadis berusia 18 tahun yang di beri nama Izzatun nissa, Sapaan Izza selalu terdengar dari seseorang yang mengenalinya.
"Bu tolong jangan siksa Izza seperti ini. Izza berjanji akan mencarikan Ibu Uang, tapi bukan cara seperti yang Ibu lakukan Bu. " Isak tangis Izza memeluk kaki sang Ibu yang terus memaksanya untuk bekerja di malam hari, dimana para lelaki hidung belang menampakkan wujudnya di tempat yang kurang dari pencahayaan.
Diskotik adalah tempat Ibu Izza mencari nafkah, namun ia tidak melayani laki-laki sembarangan. Yesi selalu memilah dan memilih laki-laki mana yang akan dia layani dan uang pun tetap menjadi pilihan nomor satu di mata Yesi.
Seorang Ibu berusia 38 tahun terus mematung di tempatnya berada. dia terus menggelengkan kepalanya dengan terus melipatkan kedua tangannya kesal.
"Zaa .. pekerjaannya tidak se'seram dan seberat yang kamu pikirkan jika kamu tidak ingin melayani mereka, bicaralah. Cari akal, cari jalan keluar. Yang penting kamu bisa mendapatkan uang mereka, Ibu pun tidak akan memaksa jika kamu tidak ingin menjadi seperti Ibu. " Teriak Ibu muda bernama Yesi. Yesi yang masih terlihat cantik dan tubuhnya pun masih sangat menarik. Tak jarang Yesi menjadi pencarian laki-laki hidung belang yang berada di kalangan menengah ke atas.
Setelah peninggalan Ayah Izza 6 tahun silam, Yesi membanting setir untuk terjun ke dunia malam karna tidak mempunyai jalan keluar lagi untuk bertahan hidup.
"Tetap saja itu tidak baik Bu, Ibu tolong lepaskan Izza biarkan Izza bekerja dengan halal. Izza berjanji akan memberikan hasil kerja Izza kepada Ibu semuanya, tapi beri Izza waktu Bu ... Ibu ... Ibu ... ! " Teriak Izza di sebuah rumah kontrakan meneriaki ibunya yang pergi begitu saja tanpa mau menuruti kemauannya.
Jika di pikir sepintas. Jahat sekali ibu Izza itu memaksa Izza untuk bekerja kotor seperti yang dia lakukan. Pikiran Yesi sudah tertutup karna pahitnya kehidupan, tawaran menggiurkan selalu ia dapatkan tat kala harga sebuah kesucian anaknya di pertanyakan.
"Abi ... ! Kenapa Abi pergi tanpa mengajak Izza Bi ? Izza ikut Bi ... Izza ikut ... " Suara tangis Izza memenuhi isi ruangan itu, dengan memeluk kedua lututnya Izza menangis sesenggukan seorang diri meratapi kepergian ayahnya yang selalu ia panggil Abi.
Izza mewarisi raut wajah dari sang Ibu, berperawakan semampai dan berkulit sawo matang sehingga Izza begitu terlihat cantik dan manis saat dilihat oleh siapapun, sementara akhlaknya mewarisi dari sifat sang Ayah yang selalu mendekatkan diri pada sang maha penciptanya.
Ayah Yesi adalah seorang ulama dari kalangan keluarga terpandang. Namun karna Yesi berasal dari keluarga tidak punya dan silsilah keluarganya pun tidak jelas, keluarga Ayah Izza pun tidak menganggapnya lagi. Ayah Izza meninggal akibat kecelakaan 6 tahun silam.
Tidak ada sedikitpun harta benda yang di berikan oleh keluarga Ayah Izza saat itu. Karna memang selama Yesi berumah tangga dengan Ayah Izza mereka masih mengantungkan diri pada kedua orang tua Ayah Izza yaitu kakek dan nenek Izza.
Izza tidak di anggap oleh kedua orang tua Ayahnya, karna mereka beranggapan Izza bukan lah darah daging dari anak mereka.
Semenjak umur 5 tahun, Ayah Izza sudah mengajari Izza untuk menutup semua auratnya, menutupi kecantikan Izza dengan cadarnya dan anak sekecil Izza sudah berhasil mewujudkan keinginan ayahnya. Namun semenjak Ayahnya meninggal Sang Ibu mulai melepaskan hijab Izza dan juga melepaskan hijabnya.
Di situlah tawaran pekerjaan yang menggiurkan datang kepada Yesi, Yesi pun melupakan tentang aturan yang selama ini di terapkan kepadanya. Yesi sudah mengubur semua aturan itu bersama dengan jasad mendiang suaminya.
Tidak di pungkiri Yesi melakukan itu karna faktor sakit hati oleh mantan kedua mertuanya.
"Pakai baju ini ! Ibu tunggu 15 menit atau kalau tidak Ibu akan melakukan hal yang tidak akan kamu sukai yang akan ibu lakukan pada diri ibu sendiri. CEPAT ! " ancam Yesi pada gadis lemah yang tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Ibunya sendiri.
"CEPAT ! " Teriak Yesi kembali terdengar lebih menggelegar di ruangan itu, di iringi asap rokok yang selalu Yesi hisap tak kala ia merasakan penat.
"I-iya Bu." Dengan wajah takut dan tangan gemetar Izza mengambil pakaian itu.
Pakaian setelan crop lengan pendek yang memperlihatkan garis pusar saat di pakai dan bawahan berupa rok dengan panjang hanya menutupi lutut Izza saja.
"Sudah Bu ! " Seru Izza tanpa ekspresi saat berdiri di belakang Ibunya.
Yesi tersenyum, saat melihat sang anak benar-benar sudah dewasa dan mewarisi paras cantik yang ia miliki.
"Sekaran kamu duduk, biar Ibu yang merias tipis wajah polos mu itu. " Titah Yesi menyuruh Izza untuk duduk di sebuah kursi rias yang ada di kamar Ibunya.
Riasan tipis di terapkan oleh sang Ibu di wajah Izza, Yesi tak menerapkan make up glamornya pada wajah Izza. Karena itu akan membuat Izza seperi Tante-tante saja nantinya.
"Wow ! Kamu cantik sekali Nak, kamu harus memanfaatkan kecantikan kamu ini. Jangan takut jika kamu tidak ingin memberikan kesucian mu itu Ibu akan mengajari kamu untuk tidak memberikan kesucian kamu itu tanpa mereka sadari. " Ucap Yesi membuat Izza menatap dirinya sendiri di cermin dengan rasa takut dan cemas.
Izza hanya terdiam, karna ia tidak mempunyai tenaga saat itu untuk berdebat dengan sang Ibu. Izza mempunyai ketakutan akan kesehatan Ibunya, Izza tidak mau membuat yesi terus marah dengan penolakan yang selalu Izza lontarkan.
Sampai akhirnya Izza sudah biasa melakukan hal yang di suruh oleh Ibunya. Dari hasil bekerja Izza dan Ibunya mereka bisa membeli sebuah rumah yang lumayan bagus namun jauh dari kata mewah.
Kehidupan mereka kini membaik, Izza yang tadinya lemah dan pendiam kini bisa melebihi sifat agresif sang Ibu saat bekerja.
Namun Izza masih tetap bisa mempertahankan kesuciannya. Dengan kepintaran bicara dan otak cerdas Izza ia bisa mengalahkan ganasnya para pria hidung belang saat ingin menuntaskan nafsunya.
Izza tak akan perduli jika seandainya ia akan di tuntut atau pun di penjara sekalian saat kelakuannya di ketahui oleh kliennya. Yang penting Izza bisa tetap menjaga kesuciannya, Di samping pekerjaan itu Izza menjalani bisnis yang bergerak di bidang fashion dan kecantikan.
Setelah usaha Izza sukses, Izza janji akan melepaskan pekerjaan haramnya itu. Namun tidak di pungkiri Izza susah melepaskan diri untuk keluar dari dunia laki-laki yang haus akan nafsunya.
" ANGKAT TANGAN ... ! " Sidak laki-laki yang tiba-tiba saja datang mendobrak pintu hotel yang baru saja di tempati oleh Izza.
Izza yang saat itu mengenakan kemaja oversize berwarna putih panjang sampai di atas lutut langsung mengangkat tangannya, Izza sontak kaget dan takut karna ia pikir ia akan di tembak saat itu juga.
"ADA APA INi ? " Tanya Izza.
"DIAM ... ! " Bentak laki-laki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments