NovelToon NovelToon
Mawar Merah Berduri

Mawar Merah Berduri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Mawar merah sangat indah, kelopak merah itu membuatnya tampak mempesona. Tapi, tanpa disadari mawar merah memiliki duri yang tajam. Duri itulah yang akan membuat si mawar merah menyakiti orang orang yang mencintainya.

Apakah mawar merah berduri yang bersalah? Ataukah justru orang orang yang terobsesi padanyalah yang membuatnya menjadi marah hingga menancapkan durinya melukai mereka??!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Makan malam

Mobil Adit melaju kencang menuju restoran untuk makan malam bersama Inne. Saat ini mereka sudah berganti pakaian. Tadi Adit membawa Inne ke hotel dulu untuk mandi dan berganti pakaian.

Jangan salah paham ya, Adit memesan satu kamar khusus untuk Inne. Sedangkan dia tentu saja punya kamarnya sendiri di hotel. Lebih tepatnya mereka tidak berada di kamar yang sama.

Inne juga sudah izin sama bunda kalau dia pulang telat.

"Sayang kangen ya sama aku kalau aku gak ngasih kabar seharian?" tanya Adit.

"Gak."

"Ngaku aja deh."

"Lah emang gak kok. Biasa aja."

"Tadi bang Bimo bilang, katanya sayang uring uringan karena aku gak ada kabar seharian."

"Oh, itu bukan kangen ya. Itu hanya khawatir."

"Eleh, gak mau ngaku." mencubit pelan pipi Inne.

"In, kalau aku gak ada kabar seharian, apa salahnya sih kamu yang kasih aku kabar duluan."

"Udah ya. Aku kirim pesan yang banyak, tapi gak kamu bales."

"Ya itu karena hp masih rusak, sayang. Maksud aku tu, nanti, kedepannya."

"Iya."

"Kenapa sih, kok galak?"

Inne tidak menjawab, dia malah mengalihkan pandangannya keluar. Inne menahan tangisan saat ini. Hatinya sakit, bukan karena Adit. Tapi karena dia ingat kebohongannya pada Adit.

"In, kamu kenapa?" Adit menyentuh kepala Inne lembut dengan mengusapnya pelan.

"Aku..."

"Kenapa?" Adit meraih dagu Inne pelan sehingga wajah Inne terlihat.

"Loh kamu nangis? Kenapa sayang?" Adit khawatir, dia pun menepi di rest area.

"In, kamu kenapa? Ada masalah?"

Bukannya menjawab, air mata Inne semakin mengalir deras. Dia bahkan sampai tersedu sedu.

"Ada apa sih, sayang." Adit melepas seat beltnya, lalu memeluk Inne. Membiarkan Inne menangis dalam pelukannya.

"Aku minta maaf ya, karena tidak memberi kabar. Aku janji, kalau pun hp rusak, aku akan cari cara lain untuk ngabari kamu, ya." bujuk Adit.

Tangan Inne melingkar di punggung Adit, memeluk Adit semakin erat. Adit pun semakin heran dengan kekasihnya itu. Apa yang sebenarnya terjadi.

Waktu terus berlalu, tidak terasa rupanya Inne menangis hampir satu jam dalam posisi seperti tadi. Adit sebenarnya merasa kaki dan tangannya kesemutan, karena dia tidak bisa bergerak sama sekali, dia tidak mau mengganggu posisi nyaman Inne.

"Udah nangisnya?" bisik Adit dengan suara yang sangat lembut.

"Maaf ya, Dit."

"Loh kok malah minta maaf."

"Ya pokoknya maafin aku." melepaskan pelukannya.

"Iya aku maafin."

"Maafin apa?" Tanya Inne.

"Lah tadi katanya maafin aja. Giliran dimaafin malah nanya balik." Rutuk Adit yang membuat Inne tersenyum.

Adit pun ikut tersenyum sambil membantu Inne menyapu ari mata di wajahnya.

"Air mata aku di sini, bukan disini." tunjuk Inne ke baju Adit di bagian dadanya yang basah karena air mata Inne.

"Sebanyak ini air matamu, sayang. Apa yang membuat kamu sedih?"

"Gak ada."

"Masak sih?"

"Ya, sebenarnya aku mau nangis sejak tadi. Kamu gak ngasih kabar sama sekali, pesan aku gak kamu bales. Aku sampai mikir, kamu mungkin marah sama aku. Atau aku buat salah tapi gak tau salah aku apa..."

"Cup cup, kasihannya pacar aku. Jadi nangisnya karena itu."

"Hmm."

"Ya udah, maaf ya. Aku janji tidak akan seperti itu lagi."

"Janji?" mengulurkan kelingkingnya mengajak Adit berjanji.

"Janji, sayangku."

Inne tersenyum senang. Dia merasa lebih lega saat ini. Setidaknya, dia sudah melewati waktu dengan aman sejauh ini. Tinggal beberapa minggu lagi, les dengan Brian juga akan selesai.

"Aku sayang kamu, Dit." ucap Inne yang membuat Adit teridam.

"Apa? Aku gak dengar." Adit pura pura, padahal dia hanya ingin mendengarnya lagi dari mulut kekasihnya itu.

"I love you, Adit Pratama!" Teriak Inne lumayan lantang.

Adit menatap wajah malu malu Inne. Dia tersenyum senang saat ini.

"I love you too Inne Aprilia." balas Adit.

Ditariknya lagi Inne masuk dalam pelukannya, Adit menggunakan kesempatan itu untuk mencium puncak kepala Inne.

"Untuk saat ini cukup seperti ini ya sayang. Kiss nya kita simpan untuk malam pertama kita nanti." bisik Adit lembut yang diangguki setuju oleh Inne.

Setelah itu, mereka pun pergi makan malam. Usai makan malam, Adit mengantar Inne pulang. Adit mengantar Inne sampai tiba di rumah. Adit juga pamitan sama bunda setelah sekian lama tidak mampir ke rumah Inne.

Bunda tampak senang melihat Adit, bahkan bunda juga tidak banyak tanya seperti biasanya yang menanyakan teman teman lainnya. Lebih tepatnya bunda seperti sudah memberi lampu hijau kepada Adit dan Inne.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!