SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!
"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"
Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.
Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?
IG otor : Kolom Langit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malapetaka sungguhan
Alunan musik kencang terdengar dari dalam sebuah klub. Marvin membuat acara besar-besaran dalam pembukaan klub barunya. Dia mengundang semua teman-temannya untuk datang ke acara itu.
Terlihat Marvin sedang asyik mengobrol dengan teman-teman prianya yang sesama pengusaha. Para pria yang duduk bersama Marvin sejak tadi menyihir para gadis yang ada di sana.
Marvin sejak tadi menunggu kedatangan pujaan hatinya. Namun, hingga pukul sepuluh malam, Naya tidak juga menampakkan batang hidungnya. Bahkan acara pemotongan pita sudah selesai sejak tadi.
"Ada apa denganmu? Sejak tadi kau melihat ke pintu terus. Memang ada apa di sana?" tanya seorang teman prianya.
"Aku sedang menunggu seseorang. Entah dimana dia," sahut Marvin.
Laki-laki itu beberapa kali melirik jam tangannya. Sudah tidak sabar menunggu bidadari hatinya.
Gaby kemudian mendekati Marvin dengan membawa gelas minuman.
"Marvin, selamat aku ucapkan selamat untuk pembukaan klub barumu. Ini tempat yang sangat bagus," ucap Gaby basa-basi.
"Terima kasih, nikmati acaranya!"
Marvin lalu meneguk segelas minuman yang ada di atas meja dengan mata yang masih tertuju ke pintu. Dia kemudian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
***
Di rumah Mia...
"Ayo, Nay... kita pergi, kita sudah sangat terlambat," ajak Mia yang baru saja selesai berdandan.
Naya yang masih menyandarkan keningnya di jendela kaca seraya menatap bengkel yang sedang tutup itu.
"Kemana pangeranku? Kenapa dia tidak ada disana?"
"Dia tidak ada, Nay... dia pasti sedang menikmati malam minggunya. Ayo kita pergi."
Dengan berat hati, Naya terpaksa mengikuti kemana Mia mengajaknya. Gadis itu kecewa karena tidak dapat melihat wajah sang pangeran pujaannya dari balik jendela.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di klub tersebut. Mia begitu kagum dengan acara yang terlihat begitu meriah itu.
"Kita terlambat, Nay... Tapi tidak apa-apa. Sepertinya di dalam sangat menyenangkan." Mia mempercepat langkahnya memasuki tempat itu. Sementara hal berbeda di rasakan Naya. Dia merasakan kesunyian di tengah ramainya malam itu.
Saat melihat Mia dan Naya memasuki klub, Marvin menyunggingkan senyumnya. Dia langsung mendekati Naya yang sedang melamun di sana.
"Nay..." panggil Marvin.
Ya ampun, kenapa dia kesini. Kan banyak gadis-gadis di tempat ini. Kenapa harus menyapaku.
"Hai..." sapa Naya dengan malas.
"Kenapa baru datang? Sejak tadi aku menunggumu," Naya hanya menjawab dengan senyum terpaksanya. Gadis itu tidak tahu lagi kemana perginya Mia, sahabatnya yang gila pesta itu.
"Ayo...! Aku kenalkan dengan teman-temanku."
Marvin menarik pergelangan tangan Naya menuju sebuah ruangan tempatnya berkumpuk dengan teman-temannya. Naya yang tidak suka di sentuh oleh sembarang laki-laki itu reflek menghempaskan tangannya.
"Lepaskan! Tidak usah di tarik-tarik, aku bisa jalan sendiri," ucap Naya kesal.
"Baiklah, Tuan Putri." sahut Marvin.
Kejutan pun terjadi manakala mata Naya menangkap wajah sosok pria yang sejak beberapa hari ini membuatnya uring-uringan. Zian ada di antara pria-pria itu. Penampilannya sangat berbeda dari Zian yang biasanya. Terlihat sangat berkelas. Naya bahkan tidak berkedip memandangi Zian yang terlihat bagaikan pangeran sungguhan.
Apa aku salah lihat? Itu pangeranku kan? Sedang apa dia di sini. Dan penampilannya kenapa begitu?
Karena cahaya lampu yang remang-remang, Zian tidak menyadari jika gadis yang berjalan ke arahnya bersama Marvin adalah Naya. Dia baru menyadarinya saat Naya sudah berdiri tepat di hadapannya, membuatnya terlonjak kaget.
Bukankah dia gadis aneh itu? Sedang apa dia di sini? batin Zian.
Zian dan Naya tanpa sadar saling menatap dalam dan lama dengan pikirannya masing-masing.
"Vin, itu siapa?" tanya salah seorang teman Marvin.
Marvin pun memperkenalkan Naya pada teman-temannya, "Semuanya, kenalkan, ini Kanaya."
Naya hanya menyunggingkan senyum terpaksanya pada teman-teman Marvin yang lain, namun tersenyum sejuta pesona pada Zian.
Kalau saja tidak ada pangeranku di meja ini, aku sudah pergi menjauh, oh pangeranku... Kamu sangat berbeda dengan penampilan begini. Tapi sungguh, aku lebih suka penampilanmu dengan pakaian biasa di bengkel. Dengan skincare oli di wajahmu. Naya membatin.
Naya kemudian ikut duduk disana. Sesekali mencuri pada Zian.
"Nay... Mau minum apa?" tanya Marvin.
"Air putih saja."
Aku pikir dia akan memesan minuman beralkohol. Ternyata hanya air putih. Zian membatin.
Seorang teman Marvin kemudian mendekati Naya dan mengajaknya mengobrol. Walaupun Naya tidak meresponnya, namun laki-laki itu sepertinya sangat menyukai Naya. Marvin yang melihat temannya mengganggu incarannya menjadi naik pitam.
"Berhentilah mengganggunya. Kau tahu, dia ini calon istriku,"
Naya yang sedang meminum air putihnya itu terkejut mendengar ucapan Marvin. Air putih yang belum turun di tenggorokannya meluncur bebas keluar menyembur mengenai kemeja yang di gunakan oleh Marvin.
Zian membulatkan matanya lalu pura-pura menyentuh hidungnya untuk menutupi seringai di bibirnya melihat kelakuan Naya yang malah menyembur Marvin.
Hey gila... Sejak kapan aku jadi calon istrimu?
Karena merasa malu, Marvin buru-buru meninggalkan tempat itu, hendak mengganti kemejanya yang basah.
"Apa yang kau lakukan pada calon suamimu?" tanya Zian mengejek.
"Aku bukan calon istrinya!!" sahut Naya kesal.
Aku calon istrimu pangeranku!
Beberapa pria dan wanita yang duduk di sana kemudianberanjak menuju lantai dansa, tinggallah Naya dan Zian berdua di meja itu.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang pelayan membawakan mereka minuman.
Siapa yang pesan minuman? batin Naya.
Zian yang sejak sejak tadi sangat cuek dengan keberadaan Naya, malah asyik memainkan ponselnya. Hingga seorang wanita cantik datang dan menawarkan minuman untuknya. Zian pun menerima minuman yang di bawa wanita tadi.
Cemburu, itulah yang di rasakan Naya saat melihat sang pujaan hati lebih memilih mengobrol dengan wanita lain daripada dirinya. Karena kesal, ia meneguk minuman di depannya hingga gelasnya kosong.
Tidak lama kemudian, Naya mulai merasa pusing, pandangannya mulai kabur. Zian pun merasakan hal yang sama. Hingga akhirnya mereka sama-sama tertidur di meja itu.
Tidak jauh dari mereka, senyum licik muncul di bibir seorang gadis. Dia memberi kode pada beberapa orang untuk membawa keluar Naya dan Zian.
Sepertinya rencanaku berjalan mulus. Aku tidak perlu menyewa seorang aktor untuk menjalankan rencanaku. Batin Gaby.
***
Mia sudah mengelilingi klub itu mencari Naya, namun tidak juga menemukannya. Beberapa saat kemudian Marvin datang kembali setelah mengganti kemejanya yang basah.
"Mia, dimana Naya?" tanya Marvin.
"Aku baru akan menanyakannya pada Kak Marvin," kata Mia, "Apa dia sudah pulang, ya?"
Mia dan Marvin kemudian berkeliling sekali lagi mencari Naya, namun lagi-lagi mereka tidak menemukan gadis itu. Marvin bahkan sudah bertanya pada beberapa temannya yang tadi duduk bersamanya, namun tidak ada seorangpun yang melihat Naya.
Kemana dia? batin Marvin
*****
BERSAMBUNG
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Zin yg menculik Naya buat bulan madu.. 🤣🤣🤣🤣
jawab aja dalam sebulan 4x wanita datang bulan... 🤣🤣🤣