MENIKAHI BIDADARI KAMPUS

" Kakek..." seru Annisa dengan nada ceria dan wajah yang berbinar saat melihat satu-satunya keluarga terdekat nya, datang mengunjunginya.

Annisa memeluk erat tubuh kekar namun terlihat sudah sedikit ringkih termakan usia,pria renta yang mengenakan jubah berwarna putih dan sorban di kepalanya,tak ketinggalan sebuah tasbih dan tongkat yang selalu menemani nya.

" Cucu kakek...apa kabar kamu nak?" pelukan hangat dari sang cucu tersayang selalu membuat pria renta itu merasa hatinya lemah.

" Alhamdulillah Ica sehat kek, kakek apa kabar? Dengan siapa kakek datang?" tanya nya lembut setelah penjawab pertanyaan sang kakek dan mengurai pelukannya.

Berulang kali sang kakek mengecup lembut puncak kepala nya yang terbungkus hijab,mengusap lembut punggung sang cucu semata wayangnya.

" Kakek di temani ustadz Zain" jawab sang kakek, ustadz Zain adalah salah satu ustadz muda yang kini menjadi ustadz kepercayaan habib Muhammad Alatas, ustadz Zain menggantikan ayahnya menjadi orang kepercayaan pria yang sangat mereka hormati tersebut.

Ada beberapa ustadz lainnya juga yang menjadi kepercayaan beliau,tapi sebatas mengurus pondok pesantren saja,tidak tentang masalah pribadi dan bahkan mereka tidak pernah tau bahwa cucu dari guru mereka tersebut masih hidup, yang mereka tau keluarga habib Muhammad sudah meninggalkan beliau lima tahun lalu dan beliau hidup sebatang kara.

" O.. ustadz Zain" jawab Annisa bergumam dalam hati,ia sedikit tau tentang ustadz tampan tersebut.

Ustadz Zain adalah ustadz yang memiliki wajah yang cukup tampan,ia lulusan dari salah satu universitas ternama di Kairo,ia juga tengah menjadi seorang dosen di salah satu universitas di kampung halaman Annisa,ia juga tengah menempuh pendidikan pasca sarjana nya di salah satu universitas ternama di kota asal kelahirannya tersebut.

Walaupun demikian ia tetap mengabdikan dirinya di ponpes kecil milik habib Muhammad yang terletak di desa di kampung tempat kelahirannya, kebaikan keluarga habib Muhammad untuk keluarga nya tak mungkin ia lupakan.

Terakhir ia melihat Annisa saat gadis itu berusia 11 tahun, tepatnya sebelum ia meninggalkan Indonesia melanjutkan pendidikan nya di Kairo Mesir,satu bulan sebelum peristiwa naas menimpa kedua orang tua Annisa.

Masih melekat dalam ingatan ustadz tampan itu seberapa cantiknya cucu dari habib Muhammad,ia bahkan sangat ingin meminta izin untuk meng khitbah atau menikahi Annisa jika gadis cantik itu sudah berusia 20 tahun nanti,usia mereka terpaut tujuh tahun.

Tapi keinginannya tersebut harus ia simpan rapat-rapat,saat secara langsung ia mendengar sang habib meminta pada putra seorang pengusaha sukses yang ia tau memiliki kekuasaan di negara ini untuk menikahi Annisa.

Awalnya ustadz Zain sangat terkejut dan seakan tak percaya,tapi setelah mendengar alasan di balik semua itu adalah untuk menyelamatkan sang cucu,dari itu ustadz Zain berusaha ikhlas mengubur dalam perasaan nya untuk cucu dari pria yang sangat ia hormati tersebut.

Walau dalam hati ia berharap orang tersebut menolak permintaan sang habib, karena sampai hari ini orang tersebut belum datang untuk memberikan keputusan, kecil kemungkinan memang, karena habib Muhammad bahkan rela memindahkan pesantren beliau ke tempat lain demi melepas tanah beliau yang terletak di antara pembangunan villa dan lapangan golf milik pengusaha sukses tersebut.

Pernikahan tersebut layak nya pernikahan bisnis,saling ingin mengambil keuntungan,atau lebih dikenal dengan simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan.

Entah nanti untuk yang akan menjalani, khususnya untuk gadis cantik yang bernama Annisa, karena yang ia butuhkan saat ini adalah perlindungan jika ia ingin bisa bebas layaknya orang lain.

" Kata Abi dan umi ada yang ingin kamu bicarakan pada kakek,hal apa itu? Apakah hal yang sangat penting?" tanya habib Muhammad lembut seraya mengusap puncak kepala sang cucu yang tengah bersandar manja di bahu beliau.

Saat mengunjungi Annisa atau saat ada yang ingin kakek dan cucu itu bicarakan mereka akan menggunakan ruangan khusus dan hanya ada mereka berdua, karena Annisa pasti akan bermanja-manja pada sang kakek seperti saat ini, dengan demikian Annisa tidak perlu memakai cadar, karena tidak ada laki-laki yang bukan mahram nya.

" Yang Ica bicarakan beberapa bulan lalu ke kakek apakah sudah kakek pikirkan dan apakah sudah ada jawaban nya?" tanya Annisa lembut dan penuh hati - hati.

Sesaat sang kakek diam,beliau tengah mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk sang cucu,menjaga perasaan nya agar tak merasa tersakiti,sungguh beliau sangat menyayanginya.

" Kakek..? Tidak apa kalau kakek tidak mau jawab sekarang,masih ada waktu satu Minggu lagi untuk mengambil keputusan" jawab Annisa mencoba untuk sabar.

Ia gadis yang sangat lemah lembut dan penyabar serta penyayang,mana mungkin ia akan tega memaksa kakek tersayang nya untuk mengikuti keinginan nya,sungguh ia tak akan tega membebani sang kakek, yang ia tau kehidupan ia dan kakeknya sangat sederhana.

" Bagaimana kalau kakek tidak setuju nak? Apakah kamu akan marah dan kecewa pada kakek?" tanya habib Muhammad lirih, sungguh beliau pun tak ingin melihat wajah cantik cucu kesayangan nya kecewa.

" Mana mungkin Ica bisa marah pada kakek,Ica akan melakukan apapun selama itu ada restu dari kakek,jika tidak maka Ica tidak akan lakukan " jawab Annisa lembut,seraya mengecup punggung tangan sang kakek.

" Alhamdulillah....benar kamu akan mengikuti apa yang kakek restui?" tanya habib Muhammad meyakinkan.

" Insyaallah... selain belajar taat pada perintah Allah, apalagi yang Ica harapkan selain ridho dari kakek " jawab Annisa yakin,begitu cintanya ia pada sang kakek.

" Seandainya kakek meminta kamu untuk menikah dalam waktu dekat ini,apa kamu akan terima?" tanya habib Muhammad pelan dan penuh hati-hati.

Deg

" Ke- kenapa kakek menginginkan Ica menikah dalam waktu dekat ini?usia Ica saja baru 16 tahun,masih sangat muda,Bahkan Ica belum memiliki KTP kek" tanya Annisa heran, sejujurnya ia sangat terkejut juga sedih.

' apakah kakek sudah tak sayang lagi padanya,atau mungkin kah sang kakek sudah bosan merawat nya?' pertanyaan itu muncul di pikiran nya,namun dengan cepat ia beristigfar,pasti kakeknya punya alasan yang kuat untuk keputusan itu,tapi apa?.

" Agar kamu bisa bebas pulang ke kota kita nak,dan kita bisa bersama lagi, jika pria yang menikahi kamu nanti mengizinkan,kakek ingin kamu melanjutkan pendidikan kamu di kota kita, kakek rindu kebersamaan kita,kakek sudah semakin tua, kakek ingin di sisa waktu kakek kamu bersama kakek"

" kakek bilang apa? Ica selalu berdoa untuk kesehatan kakek dan selalu minta di panjangkan umur kakek,Ica ga mau tinggal sendiri " jawab Annisa sedih.

" Umur tidak ada yang tau nak,jodoh rezeki dan maut itu adalah rahasia Allah SWT yang tidak satupun umat Nya tau, kakek ingin saat kakek tiada nanti kamu sudah tidak perlu lagi bersembunyi terus seperti sekarang " ucap habib Muhammad menjelaskan.

" Tapi Ica masih belum siap kek untuk menjadi seorang istri,siapa orang itu sehingga kakek begitu yakin bisa membuat Ica bebas kek?" tanya Annisa penasaran.

" Seseorang yang memiliki kekuasaan dan sangat di segani di negara kita ini, bahkan di beberapa negara luar, mereka rombongan dari pengusaha yang sedang membangun villa dan lapangan golf di kampung kita,dan kebetulan lahan pesantren kakek berada dia antara proyek mereka...." habib Muhammad menjelaskan secara detail serta tujuan beliau pada sang cucu.

Sementara Annisa mendengarkan dengan seksama,ia mencoba mencerna kata demi kata yang sang kakek tuturkan,ia tak ingin mengecewakan pria yang paling ia sayangi tersebut.