Possesive Playboy

Siang ini Giselle sudah nangkring didepan sekolah Samudra dan juga Stella, gadis cantik berambut sepunggung itu, menjadi sorotan sekolah lamanya, apa lagi Giselle tidak datang sendiri, melainkan datang bersama idola sekolah sebelah yang katanya dulu playboy, dan malah sekarang berpawang dengan gadis mantan primadona sekolahnya dulu.

"Hah demi apa woy, ini Giselle pawangnya Langit sekarang?"

"Sabar banget ya Giselle, dihianati sahabat dan juga cowoknya, eh dapatnya dua kali lipat dari Samudra"

"Tapi bukannya si Langit, Langit itu playboy ya? Kok mau Giselle sama dia?"

"Dah tobat kabarnya, itu yang ngejar Langit bukan Giselle, ingat kan sepanjang sejarah Langit itu gak pernah mengejar cewek, dan katanya Giselle lah yang baru pertama kali bikin Langit segila ini"

"Definisi cewek yang bisa merubah cowoknya jadi lebih baik, tapi cocok sih kasian Giselle juga kalau terus disakiti mulu"

Langit tersenyum bangga dengan menyugar rambutnya kebelakang, tanpa melepas kacamata hitamnya "Pesona gue bahkan sampai disekolah lama lo ya Sel, gue jadi gak yakin dulu lo gak kenal sama nama gue yang selalu diLangitkan sama pengemar gue"

"Dih sipaling pengemar, sorry ya gue kalau sudah ada gak mungkin lirik yang lain, gak kaya lo"

"Hilih setia gak lirik yang lain, tapi endingnya diselingkuhi sama cowok sendiri, gak bahaya ta?" ledek Langit dengan menoel dagu Giselle,

"Tapi ya Sel, nama lo sebenarnya juga populer tau disekolah gue, kalau tau lo itu Giselle yang gue cari pas di club malam itu, gue yakin sih gue nemuin lo diawal gak harus nunggu lo pindah kesekolah gue dulu"

Giselle memenye menyekan bibirnya, dia menatap Mobil Samudra yang keluar dari gerbang "Banya bacot lo, minggir gue mau ketemu duo mantan"

"Mantan temen sama mantan pacar ye?" kekeh Langit dengan menggengam tangan Giselle

"Ini kenapa harus genggaman tangan sih? Lo pikir kita mau nyebrang?"

"Totalitas Sel, sekarang kita pacaran"

"Apan sih, gak gue gak mau pacaran sama lo" jawab Giselle cepat,

Langit langsung menghempaskan tangannya dengan bibir mencebik, "Oke gue gak jadi turuti mau lo, sudah gak dibayar ciuman gue ini bantu cuma cuma, dahlah gue balik kalau gitu"

"Ehhh apaan, jangan ngambek gak lucu anjir" sebal Giselle

"Biarin aja, biar Samudra tau kalau aslinya kita gak pacaran dan lo belum move on, itu kan yang lo mau? Ya udah oke, cukup sekian gue bantu lo, gue juga punya rasa lelah dan capek, buka hanya lo yang capek"

"Apa sih?" saut Giselle "Lo kenapa jadi ngambek gini? Biasanya lo juga gak gini?"

"Ya karena gue suka beneran sama lo Sel, dan lo malah menyepelekan sayang gue, gue tau gue playboy, gue tau gue suka mainin cewek tapi untuk kali ini gue beneran suka dan sayang sama lo Sel"

Kan kan mereka bukannya menemui Samudra ini malah mereka yang berantem, hanya bahas masalah sayang tau tidaknya.

Giselle menghela nafasnya sambil menatap mobil Samudra yang ada disampingnya "Ini kita kesini gak mau numpang berantem lo Lang, kalau ada masalah sama gue jangan dibawa disini, kita bicarain nanti" jawab Giselle

"Loh Sel, kok disini? Kangen gue ya?"

Giselle langsung merubah ekspresinya dengan terkekeh sinis menatap Samudra "Tolong mulut lo dijaga ya, ini gue sama cowok gue dan lo bilang gitu? Oh iya penghianat satunya mana? Gue selain ada urusan sama lo, gue juga ada urusan sama sipenghianat itu"

"Sel, lo gak bisa ya maafin kit.."

"Gak bisa ,dan gak akan pernah gue maafin kalian, karena rasa sakit hati gue sekarang bertambah dengan lo yang rebut bokap gue dari mama gue" tegas Giselle.

Langit mengusap punggung tangan Giselle dengan lembut "Pantes ya Sel selingkuh, eh ternyata faktor keturunan"

"Lo diam! Lo gak usah ikut campur sama urusan gue dan Giselle, lo tau apa soal gue hah?"

"Gue emang gak tau banyak hubungan kalian, karena mau gimanapun kalian akan tetap jadi masa lalu, dan pemenangnya juga tetap gue, gue sekarang cowok Giselle, jadi apapun yang Giselle hadapi sekarang itu gue harus tau dan harus ngerti." tegas Langit dengan berjalan mendekati Samudra "Ingat, gue juga cowok jangan harap gue gak tau maksud lo yang mana lo masih suka sama cewek gue kan? Ingat lo sudah ada Stella jadi gue harap lo jangan ganggu cewek gue lagi"

Giselle hatinya sedikit menghangat, walaupun Langit itu terkenal playboy, tapi kenapa sekarang rasanya beda, Langit seperti tengah melindungi dirinya dari Samudra.

"Astaga Sel, lo harus ingat, Langit itu bisa berubah kala laki laki itu bosan, jadi jangan berharap lebih dari laki laki yang ada disamping lo saat ini"

"Sel, kok malah ngelamun sih, bukannya kamu tadi kesini mau balikin sesuatu hem?" tanya Langit sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Giselle.

Giselle mengerjakan matanya sambil menatap langit "Oh iya sampai lupa bentar gue ambil barangnya" ucap Giselle sambil berlari ke arah mobilnya.

Tidak butuh waktu lama, Giselle kembali dengan membawa entah itu barang apa, Giselle membawa dua dus barang itu ke arah Langit dan juga Samudra.

"Apa Sel?" binggung Samudra saat Giselle meletakan dua dus itu didepan Samudra.

"Barang barang yang lo kasih, semua gue kembalikan, sayang kalau gue buang, siapa gau cewek baru lo mau, kan dia suka barang yang harusnya jadi milik gue kan"

"Sel ini gue beli buat lo, bukan buat dia, dan gue juga ikhlas ngasih ini ke lo, mending lo simpan ya, Gue tau lo saat ini hanya emosi dan cari pelampiasan kan

"Sorry kalau pikir gue pacaran sama Langit hanya manfaatin dia gitu? lo salah Sam, gue udah move on dari lo dan bahkan gue juga udah mencintai langit. Jadi kalau lo bilang gue hanya jadiin dia pelarian atau pelampiasan gue nggak terima, karena gue bener bener sayang sama Langit"

Langit tersenyum bangga dengan jawaban Giselle, dia menepuk bahu Samudra dengan senyum smriknya "Makasih lo sudah sia siain cewek sebaik Giselle. Dan sekarang gue tahu rasanya gimana mencintai seseorang yang memang benar-benar berarti di hidup gue"

Giselle menujuk satu dus lagi "Dan itu tolong kasih kecewek lo, gue sama dia sudah gak ada hubungan apa apa, dan bilang sama dia anggap selama ini kita gak berteman"

"Sel"

Giselle tidak menjawab dia menautkan tanganya ke jari jari Langit "Urusan gue udah selesai Lang, kita pulang sekarang"

"Siap tuan putri" ucapnya sambil mengacak rambut Giselle.

"Sialan yang diacak rambut yang berantakan malah hati gue"