EKLUSIF HANYA DI NOVELTOON, JIKA ADA DI TEMPAT LAIN BERARTI PLAGIAT! LAPORKAN!!
Geana adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Ia menikah dengan seorang pria bernama Bion.
Awal pernikahan mereka baik-baik saja, kedua orang tua Bion menerima Geana dengan senang hati. Tapi sampai akhirnya, Geana melahirkan 2 buah hati yang di mana kedua anak itu cacat.
Mulai saat itu Mama mertuanya selalu menyinggungnya secara terang-terangan, bahwasanya jika ia malu punya cucu cacat.
Pada akhirnya, ia pun meminta anaknya untuk menikah dengan anak temannya yang saat itu janda anak satu.
Geana merasa sakit hati dan ia pun terpaksa memutuskan hubungan ayah kepada kedua anaknya karena dari Bion maupun keluarga besarnya tidak menyukai keberadaan kedua anaknya yang cacat itu. Geana akhirnya bertemu dengan pria lain, tapi siapa sangka jika pria itu adalah seorang pengusaha kaya dan kedua anaknya disembuhkan dan keduanya menjadi anak Genius.
Akhirnya Bion melihat kedua anaknya di TV dan su
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
...☃️☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
Geana berusaha mencari Chanel berita, ia menekan remote terus menerus.
"Sabar ya Nak, mama Carikan dulu Papanya," ucap Geana.
Geana terkejut karena saat pindah Chanel mendadak keluar wajah Albezro, ia terlihat gagah dengan jas hitam yang dami sangkutkan di bahunya, saat itu ia baru keluar dari sebuah perusahaan miliknya. Saat itu ia sedang digandeng oleh seorang wanita dan dikelilingi oleh para wartawan.
Entah kenapa ia merasa sedikit kecewa setelah melihat pria itu digandeng oleh wanita lain.
"Geana sadar Geana! Sadar diri, kamu itu sudah punya anak, cacat pula, kenapa kau berharap pada pria asing itu," ucap Geana pelan.
"Papa! Papa!" teriak Zeco ingin menggapai wajah Albezro di dalam TV tersebut, saking semangatnya hingga ia terjatuh.
"Zeco!" Pekik Geana secepatnya meraij tubuh Zeco dan mengangkatnya.
Geana tidak menyangka sebegitu Zeco ingin bersama pria itu hingga ia terjatuh. Tapi sedikit pun ia tidak menangis. Geana mendekatkan Zeco ke arah TV. Bukan main senangnya hati Zeco saat melihat Albezro meskipun hanya di dalam TV.
"Papa Ma, Papa," ucapnya tersenyum semuringah ke arah Geana dan memegang layar TV yang ada wajah Albezro.
Geana menatap sedih saat melihat Zeco melihat Albezro begitu antusias. Zeco pasti sangat rindu pada pria asing itu. Sosok Zeco yang punya Papa tapi seperti sudah kehilangan sosok Papanya dari kecil.
Melihat ia begitu dekat dengan orang asing dan merindukan, Geana jadi serba salah.
Albezro pun masuk ke dalam mobil dan berita itu di ganti dengan berita yang lain.
"Papa! Papa!" Teriak Zeco seolah-olah tak rela saat Albezro pergi.
Geana membawa Zeco duduk di sofa dan memeluknya erat, ia sudah berjanji tidak akan menangis lagi, tapi melihat keadaan Zeco, ia kembali meneteskan bukit bening itu di pipinya.
"Sayang, dia bukan Papa kamu, dia orang lain yang jauh. Kita tidak akan bisa bertemu lagi dengannya, itu adalah takdir yang harus kita terima. Tolong Sayang, jangan ingat dia lagi," ucap Geana menangis sesenggukan di kepala Zeco.
"Mama, Papa Mama," ucap Zeco menunjuk ke arah TV.
Geana melihat lagi dan berita terbaru dari Albezro muncul lagi.
"Sial! Kenapa dia muncul lagi!" ucap Geana geram.
"Papa! Papa!" teriak Zeco senang.
Geana hanya pasrah saat melihat Zeco yang tersenyum melihat Albezro.
"Sayang, setelah lihat Papa kita bobok ya," bujuk Geana.
"Iya." Angguknya yang terus melihat TV.
Setelah berita Albezro selesai, Geana mematikan TV, takut tiba-tiba berita pria itu muncul lagi. Bisa-bisa nanti Zeco nggak mau tidur lagi.
Geana membawa masuk ke dalam kamar dan menidurkan Zeco. Sedangkan Zeky sudah tidur dari tadi.
Sesampainya di rumah Lena, Bion dan Angelista pun keluar dari mobil. Mereka baru sampai ke rumah Lena karena saya mengisi bahan bakar jalanan macet, mana antrian juga saat mengisi bahan bakarnya.
Lena menjengah kepalanya saat terdengar suara mobil ke rumahnya. Untungnya rumah ia kunci dari dalam.
Ia mengintip dari jendela dan terkejut karena kedatangan Bion dan Angelista.
Lena pun berlari ke dalam kamar dan melihat ternyata Almer sudah tertidur karena saking lamanya ia menangis.
Lena mengangkat Almer ke atas ranjang dan menyelimutinya. Sementara di luar bel terus berbunyi.
"Mama! Mama!" panggil Bion.
Setelah menyelimutinya, Lena pun keluar dari kamar.
"Iya sebentar," jawab Lena berjalan menuju pintu.
Cklek!
"Eh Angelista, kalian datang kok nggak bilang-bilang sih," ucap Lena memeluk Angelista cepika cepiki.
"Datang ke sini kok untuk apa ngabari, bukannya jauh kok," sela Bion.
"Oh ya, di mana Almer?" tanya Angelista melihat rumah itu tampak sepi, hanya suara TV sedikit besar.
Ya, tadi Lena memang membesar suara TV tersebut agar ia tidak mendengar suara Almer menangis yang membuat ia pusing 7 keliling.
"Dia sudah tidur di kamar," jawab Lena.
"Oh syukurlah, dia nggak rewelkan Ma?" tanya Angelista.
"Enggak, dia baik dan penurut, Mama senang banget ada yang Nemani Mama," ucap Lena senyum terpaksa.
"Di mana dia Ma?" tanya Angelista.
"Itu dalam kamar," ucap Lena menunjuk ke sebuah kamar yang tidak tertutup rapat itu.
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...
...☃️☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️☃️...