Laura Veronica, dia merupakan seorang mahasiswi jurusan manajemen bisnis. Dia bisa di bilang wanita barbar di kampusnya, prilaku Laura memang sembrono dan centil.
Suatu hari, kebetulan ada dosen baru yang bernama Dimas Adamar, pria tampan namun berwajah dingin. Postur tubuhnya yang gagah membuat Laura terpikat akan pesonanya.
Akankahkah pria itu terpikat oleh pesona wanita barbar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 Degh
Tap,.. Tap,.. Tap,..
Terdengar suara langkah kaki seseorang di lorong rumah sakit, suara langkah kakinya tersebut langsung membuat semua yang duduk disana menoleh bersama.
"R-revan.." Lirih Vina dengan perasaan senang.
Fani pun tak kalah terkejut dari putrinya, bahkan dia merasa kesal akan kehadiran Revan yang nampak seperti pemandangan yang buruk.
"Eh, siapa pria itu? Kenapa berjalan ke arah sini?" Gumam Riana sambil mengerutkan dahinya.
"Vin, maaf aku membuatmu menunggu lama." Ucap Revan dengan nada lembut.
Seketika Riana pun langsung melototkan matanya dan menoleh pada Vina. "Hei Vina! Jadi pria ini ayah kandung putrimu?!" Pekiknya.
"Nyonya Riana, bisakah anda mengecilkan suara anda? Ini rumah sakit!" Seru Fina dengan wajah kesalnya.
"Ah, oke-oke. Mumpung disini ada si pendonor alias ayah kandung Amelia, aku lebih baik pulang saja dan mencari menantu baru." Langsung pergi tanpa menoleh lagi. "And, bye!" Melambaikan tangannya.
Tangan Vina seketika mengepal, dia sudah beberapa kali sabar akan menghadapi ibu mertuanya yang sinis ini. "Menantu baru? Heh! Mungkin saja dia saat ini sudah mati." Gumam hatinya sambil menyunggingkan senyuman.
"Maaf, mungkin kedatanganku kesini membuatmu jadi tidak nyaman." Ucapnya menunduk.
Vina pun langsung tersadar dan menoleh pada Revan. "Tidak, justru kedatanganmu adalah keberuntungan. Ayo ikut denganku, Amelia membutuhkanm--"
"Apa-apaan ini hah!! Kenapa kau mengundang pria ini kesini?" Memotong pembicaraan dan langsung menunjuk Revan dengan marah.
Revan hanya tertunduk dengan wajah murungnya, dia menatap dirinya sendiri yang datang hanya membawa tubuhnya saja.
"Cukup mah, apa mamah ingin Amelia mati, Hah?! Revan adalah ayah kandung Amelia. Dia berhak tahu dan wajar jika dia ingin menolong putri kandungnya sendiri." Teriaknya kesal.
Srett..
"Vin.. Sudah, jangan membuatnya menjadi gaduh. Lebih baik ayo kita lakukan donor darah sekarang." Menarik tangan Vina.
Dan setelah itu Vina dan Revan langsung bergegas untuk melakukan donor darah demi putri mereka berdua yang kini sedang berjuang untuk hidup dan matinya.
Vroommm..
"Rika, apa kau sudah mengecek beberapa cctv dengan kampus?" Ucap seseorang yang tak lain adalah Dimas.
Rika pun langsung mengangguk cepat. "Sudah pak, bahkan saya sudah mendapatkan plat nomer mobil yang membawa Laura."
"Sial, siapa mereka sebenarnya? Kenapa mereka menculik Laura, bahkan di siang bolong." Meremat setir mobilnya.
Rika dan Dimas sedari tadi mencari keberadaan Laura, namun sampai sekarang tidak menemukan titik temu dimana keberadaanya.
"Pak, apa ada yang bapak curigai?" Tanya Rika dengan wajah serius.
Seketika Dimas pun langsung mengerutkan dahinya. "Orang yang ku curigai..." Gumamnya. Sepertinya Dimas memang mencurigai seseorang walau itu tak yakin. "Sepertinya, ini ulah istriku."
"Uhukk." Rika terkejut sampai tersedak. "A-apa? Istri pak Dimas tahu tentang kalian?" Tanyanya dengan ekspresi tak percaya.
"Ya. Dan jika ini memang benar ulahnya. Aku tidak akan memaafkannya." Mengeraskan rahang.
Drrrrt.. Drrrttt..
Ponsel Rika bergetar dan menandakan bahwa ada telepon masuk ke ponselnya.
"Hallo, Pak? Bagaimana, apa anda sudah menemukan dimana sahabat saya sekarang?" Tanya Rika lewat sambungan telepon.
"Sudah, Nona. Tim kami menemukan jika mobil dengan plat tersebut ada di kota xx, tepatnya ada di rumah kosong." Jawab sang polisi.
Degh.
Dimas seketika langsung menoleh setelah mendengar ucapan polisi lewat telepon tersebut. "A-apa?"
Bersambung.
єηєg ρgη мυηтαн... кαυ ∂gя
double up!!