NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Jatuh ke Dalam Dekapan Jabar

   "Sudah, jangan ditangisi lagi, Dek. Kan sudah abang bilang, untuk sementara kamu tinggal di sini. Besok atau lusa kita cari kontrakan dekat sini untuk kamu." Jabar melerai pelukan tangannya di bahu gadis cantik bernama Clara itu, lalu menatapnya sembari mengusap air mata yang masih deras di pipinya.

   Jabar menyayangkan wajah mulus Clara harus basah gara-gara menangisi tantenya yang tidak punya perasan, dan tega mengusirnya.

  "Wihhh mulus banget wajah perawan tulen, ini mah asli masih disegel. Bagaimana caranya supaya aku bisa menikahinya agar si perawan ting-ting ini bisa aku dapatkan?" Jabar berbicara di dalam hatinya dengan angan-angan melambung tinggi setinggi awan di awang-awang.

  "Ayo, segeralah ke kamar mandi. Kamu harus segera membersihkan diri," titah Jabar seraya menarik lengan Clara. Clara bangkit dan patuh dengan ucapan Jabar.

  Sementara itu Jabar, menuruni tangga. Kini dia harus menyiapkan lauk untuk makan malam bersama Clara. Baginya ini malam kedua dirinya bisa makan berdua bersama Clara. Rasanya seperti ditemani istri. Dan Jabar merindukan momen di mana dirinya bisa ditemani sosok istri di sampingnya.

  Setengah jam kemudian, Jabar selesai menyiapkan makan malam untuknya dan Clara. Jabar memanggil Clara yang berada di atas loteng.

  "Dek, turunlah," panggilnya. Wangi sayur krecek yang ditumis bersama bawang merah wanginya kini menguar di udara, sampai tercium ke loteng. Clara yang menciumnya, perutnya tiba-tiba meronta ingin segera diisi. Wajarlah, sejak pulang dari kerja sore tadi, belum ada sesuap nasi pun yang masuk ke dalam perutnya.

  Namun rasa malu begitu kuat menghentak dadanya, sehingga Clara segan untuk menuruni tangga. Langkah kakinya kini tertahan di bibir tangga.

  Jabar yang merasa heran, lantas bergegas menuju tangga dengan kepala mendongak seraya memanggil kembali Clara.

  "Dek, turunlah," panggilnya lagi. Clara yang dipanggil, untung saja sudah menyembunyikan tubuhnya ke dalam kamar, sehingga dia tidak perlu merasa malu harus ketahuan Jabar sedang di bibir tangga.

  "Turunlah, Dek," ulangnya lagi. Clara perlahan bangkit dari dipan, lalu berjalan keluar kamar. Dengan membuang rasa malu yang kadung ada, akhirnya Clara berjalan menuju tangga dan menuruninya diawasi tatapan Jabar.

  "Ayo makan malam dulu sebelum tidur, nanti kamu kelaparan saat tidur. Cacing-cacing bisa protes jika perutmu tidak diisi dulu," nasihat Jabar sembari berjalan duluan menuju meja makan.

  "Ayo makan, kamu suka sayur kan?" Jabar mengambilkan piring serta menceduk nasi untuk Clara, di atasnya dia tuangkan sayur krecek dengan telor dadar. "Makanlah," titahnya lagi seraya menyodorkan piring itu ke atas tangan Clara. Clara meraih piring itu meskipun malu-malu.

  "Terimakasih, Abang," ucapnya malu-malu seraya mulai menyantap makanannya.

***

  Pagi menjelang, suara kokok ayam dan kumandang adzan terdengar bersahutan. Clara yang masih ngantuk dan berulang kali nguap, sejenak bergeliat meregangkan otot-otot tangannya yang terasa kaku.

  Clara segera menuruni dipan dan bergegas ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi, Clara tersentak, rupanya air keran itu tidak menyala. Clara semakin kelabakan setelah melihat ke dalam bak yang kosong, semalam setelah mandi, dia memang tidak menampung air dari keran.

  "Ya ampun, baknya juga kosong, bagaimana aku mau mandi atau sekedar gosok gigi?" Clara bingung, air di bak hanya ada dua gayung kalau ditampung, dan itu cuma cukup untuk gosok gigi saja.

  Clara frustasi, sehingga yang mampu ia lakukan hanya berdiri menatap bak mandi. Untuk menghilangkan gundah, Clara memutuskan gosok gigi terlebih dahulu membuang sisa makanan dan bau mulut sehabis tidur.

  Lalu Clara keluar kamar mandi, mau tidak mau dia harus ke bawah dan bilang sama Jabar bahwa air di kamar mandi atas tidak menyala. Mendengar suara gemericik dan jebar-jebur air di kamar mandi bawah, Clara yakin di bawah airnya menyala dengan normal.

  Clara memberanikan diri menuruni tangga dengan handuk yang disampir di pundaknya.

 "Dek, kenapa?" Jabar yang baru saja akan memasuki kamar sehabis mandi, terkejut ketika melihat Clara sudah berada di bawah sambil menenteng handuk.

  "Di atas airnya tidak mengalir, boleh Cla ikut mandi di kamar mandi ini?" tanyanya ragu.

  "Boleh, mandi saja. Semalam abang lupa tidak memberitahu kamu, kalau air keran itu harus ditampung ke dalam bak, sebab keran yang di kamar mandi atas kalau pagi begini memang sering tidak menyala," terang Jabar baru ingat.

  "Ya sudah masuklah," suruh Jabar seraya mempersilakan Clara masuk. Clara pun masuk dan memulai ritualnya. Clara menyudahi mandinya dengan buru-buru, sebab dia tidak ingin berpapasan dengan Jabar jika dia keluar kamar mandi. Merasa aman, Clara segera keluar kamar mandi dan bergegas menuju tangga dengan berlari kecil.

  Langkah kaki yang buru-buru itu, tidak terduga membuat Clara terpeleset saat akan menginjak anak tangga, sehingga tubuh Clara yang tidak seimbang, akhirnya tumbang.

  "Awwhhhhh," pekiknya. Bersamaan dengan itu sebuah tangan berhasil menangkap pinggang Clara sehingga Clara tidak terjatuh. Jabar berhasil menangkap pinggang Clara yang menyuruk masuk ke dalam dekapannya. Untuk sementara keduanya sama-sama saling merasakan rasa terkejut, dengan tubuh yang tidak berjarak. Untung saja handuk Clara yang melilit tubuhnya tidak melorot saking kuatnya Clara mengencangkan selipannya.

  Rasa sesak di dada Clara dan tekstur kenyal yang dirasakan kulit Jabar, menyadarkan keduanya.

  "Empuk dan hangat," celetuk Jabar sembari melepaskan pinggang Clara yang untuk beberapa saat anteng dalam dekapannya. Clara segera menjauhkan tubuhnya dari Jabar. Jantungnya kini seakan berpacu, wajahnya yang basah oleh tetesan air dari rambutnya terlihat begitu menggoda untuk Jabar. Clara terkejut untuk sesaat.

  "Maaf," ucap Clara seraya membalikkan badan dan menaiki tangga menuju kamar, dengan tangan memegangi handuk melingkar di dadanya.

  Jabar menatap kepergian Clara menuju loteng sampai dia lupa membalas ucapan maaf Clara, sedikit banyaknya dia baru saja merasakan keindahan duniawi yang tidak disengaja, sehingga benih-benih hasrat itu tiba-tiba muncul setelah dua tahun lamanya setia menduda.

  "Ahh, ya, ampun. Gila. Gua harus banyak-banyak ngucap nih. Takutnya kebablasan," bisiknya sembari mengusap wajah tampannya.

  Jabar pun segera kembali ke dalam kamarnya, niat dia yang akan ke dapur untuk membuat kopi harus urung. Dia terpaksa harus menenangkan gelora yang tiba-tiba bergemuruh sejak menyelamatkan tubuh Clara dari tangga.

  "Cla, kamu sangat menggoda. Ah, ampun, gua harus bisa menahannya, setelah tadi tanpa sengaja menyentuhnya. Sungguh gua tidak pernah membayangkan sebelumnya, tapi ini sungguh tidak bisa gua lupakan. Sentuhan pertama yang tidak gua sengaja. Maafkan abang Cla, abang tidak sengaja," racaunya menyesali ketidak sengajaannya.

  "Gua harus berusaha menahan gejolak ini. Ya Tuhan, kuatkan imanku," tekadnya.

  Sementara itu, Clara yang kini sudah berada di kamar, sejenak duduk terpaku di atas dipan untuk meredakan debaran jantungnya yang bergemuruh. Sentuhan dan dekapan Jabar tadi begitu membayang-bayangi isi kepalanya.

  "Kenapa tadi harus terpeleset, jadinya ...." gumannya seraya melihat sekujur tubuhnya yang menegang. "Ya ampun, Bang Jabar tadi tanpa sengaja sudah menyentuhnya." Ingat akan hal itu, Clara jadi sedih. Padahal selama ini tubuhnya belum pernah tersentuh oleh laki-laki manapun, tapi kini Jabar yang notabene telah merasuki hatinya, tanpa sengaja sudah menyentuhnya.

  Clara merutuki kejadian pagi ini yang membuatnya telah rugi karena sentuhan Jabar yang tidak disengaja itu.

  

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!