Mencintai Ipar Ku Sendiri

"Lia, aku mohon jangan pergi lagi." ucap Ferdi dengan memegang tangan Lia karena sedari tadi Lia hanya diam saja setelah Ferdi berkata jujur kepadanya.

Tetapi Lia berusaha tidak percaya dengan perkataan Ferdi, Lia merasa Ferdi berbohong agar bisa kembali merayunya dan tentu saja Lia tidak mau.

"Fer lepas! Jangan begini!" teriak Lia dengan suara tertahan karena beberapa orang yang melewati mereka sedang menatap ke arah keduanya.

"Gak! Kamu harus janji dulu gak akan pergi lagi." jawab Ferdi terus memaksa dan semakin erat memegang tangan Lia. Lia pun terus berusaha meronta-ronta.

"Maaf bisa lepaskan dia?" tiba-tiba saja Daniel menghampiri keduanya dan berusaha menarik tangan Lia agar terlepas dari genggaman Ferdi.

"Siapa kamu?" tanya Ferdi tidak senang karena sudah mencampuri urusannya dengan Lia.

"Dia calon suami ku!" bukan Daniel tetapi Lia lah yang menjawabnya. Lia sengaja memeluk lengan Daniel dan memperkenalkan Daniel sebagai calon suaminya.

Lia hanya berpikir saat itu untuk membuat Ferdi pergi darinya dan tidak mengejarnya lagi. Entah nanti Daniel akan berpikir seperti apa dia tidak peduli.

"Gak! Kamu bohong kan Lia?" tanya Ferdi tidak percaya.

"Aku gak bohong. Kami akan segera menikah secepatnya." jawab Lia dengan tegas tanpa ada keraguan sama sekali.

Ferdi menatap Lia tidak percaya tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Sedangkan Daniel hanya diam saja mencoba mencerna situasi apa yang sedang terjadi di antara Lia dan seorang lelaki itu. Akhirnya Daniel pun menyadari bahwa Lia ingin menghindari lelaki itu dengan cara memanfaatkannya. Tetapi Daniel tidak merasa keberatan sama sekali, justru dia akan membantu Lia untuk meyakinkan lelaki tersebut.

"Anda tidak perlu percaya, karena memang itu kenyataannya. Kami permisi." ucap Daniel dengan lantang kemudian merangkul Lia untuk semakin meyakinkan aktingnya kemudian segera pergi menuju kafe sebelumnya.

Ya, setelah Lia pamit ke toilet Daniel menunggu cukup lama dan Lia belum juga kembali. Ketika akan kembali fokus dengan ponselnya, Daniel sedikit mendengar suara orang bertengkar dan dia mengenal suara wanitanya. Setelah Daniel menajamkan pandangannya ternyata benar salah orang yang bertengkar itu adalah Lia yang memang sedang dia tunggu. Daniel memperhatikan lelaki yang bersama Lia, dan Daniel merasa tidak mengenalnya. Setelah semakin lama diperhatikan ternyata Lia kesakitan karena lelaki tersebut melakukan kekerasan kepada Lia.

Kemudian tanpa berpikir panjang, Daniel segera menghampiri mereka dan berusaha melerai keduanya karena beberapa pengunjung Mall sudah mulai menjadikan mereka tontonan. Ferdi yang melihat kemesraan mereka dan tatapan kecewa dari Lia hanya bisa menghela nafas panjang dan kembali ke toko dimana Joni sudah menunggu dari tadi. Tetapi Ferdi akan terus berusaha kembali mendapatkan Lia sebelum benar-benar Lia menjadi milik orang lain. Maka jika itu terjadi Ferdi pun dengan ikhlas akan kembali kehilangan Lia untuk kedua kalinya.

Mereka sudah kembali masuk ke dalam kafe untuk kembali menunggu tamu mereka. Daniel segera melepaskan pelukannya terhadap Lia dan merasa tidak enak karena sudah menyentuh fisik Lia bahkan merangkulnya. Padahal yang Daniel tahu, Lia sangat anti dengan lelaki yang memang bukan pasangannya.

"Maaf." lirih Daniel.

Keduanya pun duduk bersama seperti semula. Dan tamu yang ditunggu pun belum segera datang juga. Hingga keduanya hanya bisa saling terdiam.

"Maaf Daniel, aku gak bermaksud membawa kamu ke dalam masalah ku. Dan aku mohon lupakan semua perkataan ku tadi ya. Sekali lagi aku minta maaf." ucap Lia dengan penuh sesal.

"Memangnya dia siapa?" tanya Daniel penasaran, tetapi Daniel yakin bahwa lelaki itu adalah seseorang di masa lalu Lia yang belum selesai kisah mereka.

Ketika Lia akan menjawab, tamu yang mereka tunggu pun datang akhirnya Lia pun mengurungkannya. Mereka pun memulai rapat dengan baik. Dan Lia sangat berusaha untuk profesional dengan mengesampingkan urusan pribadinya. Tetapi sekuat apapun Lia berusah dia semakin susah untuk fokus. Beberapa kali Daniel melihat Lia melamun tetapi Daniel memakluminya untuk kali ini. Sampai-sampai Daniel menyentuh tangan Lia yang berada di atas meja agar dia kembali fokus.

Akhirnya meeting pun selesai mereka pun sudah membuat kesepakatan kerjasama dengan lancar hingga sang tamu pun berpamitan untuk pulang lebih dulu.

"Terima kasih Pak Daniel dan Bu Lia sudah menyempatkan waktu bertemu dengan kami di tempat seperti ini dengan santai." ucap Pak Anton sang kolega.

"Oh tidak apa-apa Pak Anton justru kami sangat senang bisa sekalian refreshing haha." jawab Daniel untuk mencairkan suasana.

"Baiklah kalau begitu kami permisi. Mungkin Pak Daniel dan Bu Lia bisa melanjutkan menonton bioskop di dalam haha." pamit Pak Anton sengaja menggoda keduanya.

Daniel dan Lia saling bertatapan kemudian tersenyum canggung kepada Pak Anton. Akhirnya beliau pun segera pergi dan meninggalkan Daniel dan Lia yang juga akan bersiap untuk pergi.

"Maaf ya Daniel, aku tadi sering gak fokus." ucap Lia meminta maaf karena merasa tidak enak dengan Daniel.

"Gak apa-apa masih aman kog. Apa perlu aku benar-benar mewujudkan perkataan kamu tadi? Biar kamu tidak selalu merasa gak enak terus gitu?" tanya Daniel terlihat serius di mata Lia.

"Eh!" Lia pun bereaksi terkejut karena pertanyaan Daniel.

Lia wanita dewasa yang sangat tahu dan sensitif dengan kalimat-kalimat seperti itu. Apalagi dia seorang wanita yang tentu saja membutuhkan sosok pelindung yang bisa melindunginya dalam segala hal. Apakah ini saatnya Lia menemukan pelindungnya?.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Gimana nih gimana dong? 🤣🤣

Enaknya gimana yaa 🤩🤩

Dukung terus pokoknya 😘😘