Salma menikah dengan Hendra dengan harapan akan mendapatkan kebahagiaan. Tetapi suami yang ia pilih memberikan luka yang mendalam.
Di saat Salma Elvira tengah melakukan aksi balas dendam, dia di pertemukan dengan Davin Mahendra duda beranak satu. " Menikahlah denganku, kalau kau tidak mau ?, jangan harap bisa bertemu putriku !."
Akankah seorang Salma Elvira meneruskan aksi balas dendam nya atau dia memilih hidup bahagia bersama Davin Mahendra membina rumah tangga yang sesungguhnya ?.
Yuk ikuti cerita selengkapnya!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kamsia Heriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hinaan Hendra
" Maksud anda saya?", Salma menunjuk dirinya sendiri. " Ia di sini kan cuma ada kita berdua." Salma menoleh ke kiri dan ke kanan " benar juga" pikir Salma.
" Apa anda tidak salah orang?", Salma bertanya untuk memastikan takut dia salah mendengar." Tidak, saya memang mengatakan kamu Salma wanita sok kecantikan istri taruhan Hendra dan teman-temannya."
Mendengar perkataan pemuda yang tidak Salma kenal, Hatinya panas dan sakit. Tetapi Salma tidak ingin terlalu mudah percaya dengan orang asing, siapa tahu dia hanya ingin merusak rumah tangga yang baru saja dibina.
" Maaf saya tidak mengenal anda, dan untuk informasinya saya ucapkan terimakasih." Salma pergi begitu saja, menjauh dari pemuda tersebut.
" Cui, dasar cewek sombong sok kecantikan. Sudah dikasi tau masih sok baik-baik saja." Melihat Salma pergi begitu saja, pemudah tersebut berludah ke tanah. Karena kesal dengan Salma.
Pemuda salah satu temannya Hendra, pergi meninggalkan Salma dengan hati marah dan kesal. Rencananya dia ingin menghasut Salma , agar segerah bercerai dari Hendra.
Salma berdiri di pinggir jalan, menunggu angkutan umum yang lewat. Tetapi pikiran Salma penuh dengan pertanyaan " apa benar aku ini istri taruhan?". Mengingat sikap Hendra yang langsung berubah dalam sekejap , perkataan pemuda tadi masuk akal.
" Ah daripada pusing memikirkan perkataan pemuda tadi , lebih baik nanti aku bertanya langsung dengan bang Hendra." Salma berbicara dalam hati.
Melihat ada angkutan umum yang lewat" pak stop" Salma melambaikan tangannya kearah mobil angkutan umum.
Setelah mobil berhenti, Salma naik ke mobil. Dia duduk di pinggir mengarah ke jalan. " Tes" air mata Salma turun dari pipi mulus Miliknya.
" Bu'pak, kalian di mana?. Kenapa meninggalkan Salma seorang diri di dunia ini?". Salma menghapus air matanya yang jatuh di pipinya. Tidak lama mobil sampai, tepat di depan rumah Salma, karena rumah pinggir jalan menghadap ke arah jalan langsung . Salma turun dari mobil setelah membayar ongkos angkutan umum yang ia naiki.
Salma berjalan dengan gontai ke arah rumah peninggalan kedua orang tuanya.
Salma masuk ke dalam rumah, setelah membuka pintu dengan kunci yang ia bawa. Mata Salma mengelilingi ke segala penjuru rumah. Rumah yang sederhana tidak terlalu besar tetapi nyaman untuk Salma tempati.
Kosong tidak ada siapa-siapa, Salma berjalan ke arah meja makan. Ia buka kudung nasi. Makanan sudah kosong. Berarti suaminya sudah makan.
Salma membawa piring kotor ke tempat pencucian piring, meja ia bersihkan dari sisa makanan bekas suaminya.
Salma berjalan masuk ke dalam kamar setelah membersihkan dapur tidak begitu luas . Salma menarik handuk yang ia gantung di tempat penjemuran handuk.
Salma berjalan masuk ke dalam kamar mandi. di bawah guyuran air mengalir dari air shower. Salma terus memikirkan perkataan pemuda tadi. Dingin air yang membasahi tubuhnya, belum bisa mendinginkan hatinya yang sedang bergemuruh.
" Seandainya saya memang istri taruhan , akan ku balas rasa sakit ini bang ." Salma meraba hati dan jantungnya yang berdenyut nyeri.
Salma memutar cran untuk mematikan shower. Dia membersihkan seluruh tubuhnya dengan sabun. Tangan Salma menyentuh seluruh tubuhnya tetapi pikiran Salma ada bersama Hendra suaminya.
***
Sedangkan di rumah mewah seorang anak perempuan cantik sedang duduk di ruang keluarga. Kiandra sedang menunggu kedatangan sang Papa. Boneka beruang yang besar ia peluk. Muka murung, dia kecewa dengan Papanya janji akan pulang lebih cepat tetapi hampir Magrib belum juga kembali.
Melihat sang Oma berjalan kearah Kiandra " Oma' kapan Papa pulang?. Mama Salma juga tidak menjemput Kiandra di sekolah." Kiandra berbicara dengan lesu. Pipi chubby nya ia hadapkan kearah boneka beruang. Untuk menyembunyikan wajah sedihnya dari sang Oma .
Oma Kiandra mendekati sang cucu tersayang. " Hei ' cucu Oma yang paling cantik kok sedih , Papa masih bekerja sayang. Papa bekerja mencari uang untuk Kiandra sekolah dan beli mainan." Kiandra langsung memeluk tubuh wanita setengah baya. Wanita yang selalu ada untuk Kiandra.
" Oma ' Kiandra rindu dengan Mama Salma ?". Oma Kiandra mengelus kepala sang cucu tersayang.
" Besok kita temui Mama Salma di tempat ia bekerja." Kiandra langsung melepaskan pelukan dari tubuh sang Oma. Mata Kiandra mengerjap lucu. " Muach" karena merasa gemes pipi chubby langsung mendapatkan kecupan sayang dari sang Oma.
" Benar Oma ?, tidak bohong kan ?" Oma mengangguk dengan tersenyum manis.
" Tetapi setelah Kiandra pulang dari sekolah!".
Saat kedua orang wanita cantik beda usia asik bercerita membahas rencana mereka besok pagi. Seorang pria dewasa berjalan kearah mereka setelah mengucapkan salam.
" Papa " Kiandra berlari ke dalam pelukan sang Papa." Puk" Davin langsung menangkap tubuh anak gadis kecilnya. Kiandra meletakkan pipinya di atas dada bidang sang Papa." Pa' kenapa Papa terlambat pulang lagi?. Kapan Papa bisa menemani Kiandra main lagi?. Oh ya Pa' tadi Kiandra bertemu dengan Mama . Besok Kiandra dan Oma akan pergi ke tempat kerja Mama ".
Davin melihat kearah sang ibu, meminta penjelasan dari cerita putri kecilnya.
" Duduk dulu sayang!" Davin berjalan ke kursi , ia duduk di samping Mamanya.
" Ma' apa maksud dari cerita Kiandra, siapa yang ia maksud Mama-nya?". "Begini nak," Mamanya Davin menceritakan tentang sosok Salma awal mula mereka berteman. Tetapi Mama Davin tidak menyebutkan nama dan tempat Salma bekerja. Mungkin Mama Davin lupa.
" Sekarang putri cantik Papa bermain bersama Oma dulu ya!, Papa mau mandi bau asem". Davin mencium bajunya " Wek, bau Pa". Davin tersenyum mendengar perkataan sang putri semata wayangnya yang sangat ia sayangi. Putrinya yang menjadi sumber kekuatan saat dia sedang rapuh.
Davin pergi meninggalkan sang putri dan Mama-nya setelah mencuri kecupan di pipi Putri-nya membuat Kiandra cemberut.
***
Sementara di kediaman Salma , Malam harinya Hendra baru pulang. Entah dari mana tetapi Hendra pulang dalam keadaan mabuk.
" Dor, dor,dor Salma buka pintu!." mendengar suara suaminya, Salma yang duduk di ruang tamu menunggu kepulangan sang suami. Salma bergegas berjalan membukakan pintu. Hendra berjalan masuk ke dalam rumah, setelah pintu sudah dibukakan sang istri.
" Abang dari mana?, kenapa pulang dalam keadaan mabuk bang?" Hendra memutar tubuhnya seketika kearah Salma, mendengar istri-nya mulai cerewet.
" Hei gadis yatim piatu, jangan cerewet saya capek. Saya mau istirahat". Hendra berbicara dengan menunjuk kearah Salma berdiri. jari telunjuk Hendra ia goyang-goyang.
" Deg" jantung Salma berdetak lebih kencang, mendengar perkataan suami-nya. Tega Hendra menghinanya , karena dia hanya anak yatim piatu. Apa salah dia, dia tidak ingin di posisi sekarang ini.
Hendra berjalan kearah kamar mereka berdua, dengan berjalan sempoyongan. Saat tubuh Hendra akan terjatuh dengan cepat Salma menangkap tubuh tinggi suami-nya. Salma membantu sang suami menuju kamar tempat tidur mereka berdua. " Huek" Hendra muntah tepat di tubuh Salma.
Salma menutup hidungnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan ia gunakan untuk mengandeng tubuh suami-nya.
Salma meletakkan tubuh tinggi suami-nya di atas tempat tidur. Salma langsung masuk ke dalam kamar mandi, dengan membawa pakaian ganti. Selesai dia keluar dengan membawa handuk kecil dan segayung air.
Salma mengganti pakaian suami-nya, sebelumnya ia mengelap tubuh suami-nya menggunakan handuk kecil yang ia bawa.
Bersambung....