Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayang bayang Zahra
"daf"
"daffa"
"kenapa" Jawab Daffa, dengan posisi yang masih sama sejak kepulangan sahabat dan teman temannya, duduk di atas sofa , menatap tv dengan layar hitam di depannya.
"ayo tidur, sudah larut ga baik begadang"
"kamu duluan aja , nanti mas nyusul"
zila mengangguk , bejalan pergi meninggalkan Daffa yang masih duduk melamun di ruang tamu
di kamar , zila yang sejak tadi berusaha tidur sampai jarum jam menunjukkan pukul 12 malam zila tidak juga tidur, pikirannya penuh dengan Daffa dan Zahra, sampai sekarang Daffa tidak juga masuk ke dalam kamar, tapi zila tau pria itu tidak ada di rumah, karena beberapa menit lalu zila mendengar bunyi decitan pintu.
zila akhirnya tertidur sebentar tapi bangun lagi, karena pikirannya nya tidak juga tenang, zila memilih bangun menenangkan pikirannya dengan melaksanakan sholat tahajud, selesai mengambil wudhu, zila mengerjakan sholat, selesai sholat zila berdoa untuk keluarga nya, zila juga mengambil Qur'an , membaca Qur'an _ benar benar mampu membuat hatinya tenang, di tengah bacaan nya pintu kamar terbuka, zila tetap dengan posisi nya duduk dengan Qur'an di tangannya, tanpa mau memastikan yang masuk tadi adalah Daffa , emang siyapa lagi kalo bukan Daffa.
Daffa tidak langsung berbaring, tapi Daffa menunggu zila selesai mengaji.
zila akhirnya selesai, Daffa yang tau istrinya itu kesusahan untuk berdiri dengan sigap membantu zila berdiri. selesai membereskan perlengkapan ibadahnya__ zila duduk di samping Daffa yang terlihat acak acakan entah apa yang sudah di lalui pria itu
tangan zila terulur merapikan rambut Daffa menggunakan jari lentiknya.
"Dari mana" tanya zila lembut
tidak menjawab ,Daffa malah memeluk erat tubuh istrinya. zila mengusap punggung Daffa , dia tau perasaan suaminya sekarang, melihat kondisi daffa sekarang membuat hati zila teriris, pria itu masih bingung dengan perasaannya sendiri, keputusan zila benar __dengan mengundang Zahra kerumah nya, andai Zahra tidak datang kerumahnya maka zila akan terus larut dalam kata kata manis Daffa, seolah Daffa benar sudah melupakan Zahra tapi nyatanya hanya bohong belaka.
"Kenapa belum tidur" Daffa melepaskan pelukannya
"ga bisa tidur, ga ada kamu, kan aku pernah bilang aku sudah terbiasa dengan hadirnya kamu di samping aku"
"Maaf yah, buat kamu nunggu lama"
"hemm, ayo tidur"
.....
Bohong kalo zila baik baik saja, di dalam dekapan daffa zila masih tidak bisa tidur, pikirannya sama kacaunya dengan Daffa, kalo Daffa bingung dengan perasaannya pada Zahra kalo zila sibuk dengan pikirannya __ tentang apa yang harus ia pilih nanti apa kah harus bertahan dengan Daffa atau berpisah dan mengikhlaskan Daffa dengan Zahra.
zila sangat ingin membalas pelukan daffa, zila ingin mencari ketenangan di dalam dekapan daffa, tapi perut yang besar tidka memungkinkan untuk zila , tidur dengan posisi miring menghadap Daffa.
Zila hanya memiringkan kepalanya agar dapat menatap Daffa, zila mengusap lembut wajah Daffa
"mas, susah banget ya buat lupain Zahra, aku harus apa biar kamu bisa Nerima aku setulus hati aku mas, aku capek mas , rumah tangga kita terus aja di bayang Bayangi masa lalu kamu."
"aku aja ga punya masa lalu mas, karena emang cuman ada kamu, aku lebay banget ya mas, gimana dong aku sudah terlanjur cinta"
zila mengusap air matanya
"Liat kamu menatap mbak Zahra tadi buat hati aku sakit mas, iya aku sengaja ngundang Zahra ke rumah, biar aku tau perasaan kamu ke dia sudah berubah atau masih sama, ternyata masih sama"
"aku tau kamu belum tidur mas"
yaps benar __Daffa memang belum tidur, sejak tadi ia mendengar keluh kesah zila, begitupula dengan zila, wanita itu tau suaminya belum tidur, zila lelah memendam perasaannya terus menerus.
"mas kita pisah aja Yo"
Daffa membuka matanya , mata merah berkaca-kaca mendengar ucapan istrinya.
"kamu ngomong apa sih"
"iya kita pisah, kita hidup masing masing aja, kamu ga capek gini terus, kalo aku capek mas, capek banget"
"ga, sampai kapan pun aku ga akan mau pisah sama kamu" Daffa mempererat pelukannya, kakinya mengunci pergerakan zila
"aku minta maaf, tapi aku Selalu berusaha buat lupain Zahra, tapi ga bisa"
"makanya kita pisah, kamu bisa hidup bahagia dengan Zahra, kalo aku akan hidup sendiri sampai mau menjemput, karena cuman ada kamu di hati aku ga ada yang lain"
"BERHENTI NGOMONGIN PERPISAHAN, AKU HARUS APA LAGI BIAR KAMU BERHENTI MINTA PISAH"
Daffa tanpa sadar meninggikan suaranya lagi,
"ma _ _ maaf Zil , mas ga maksud"
zila tersenyum getir, bentakan Daffa kembali ia dapatkan
"andai kamu sama Zahra, aku yakin kamu ga akan mampu buat nge bentak dia kaya kamu yang selalu membentak aku , karena kamu ga akan tega melukai hatinya, Wanita yang kamu sayangi"
"iya kan mas"
Hening __daffa tidak menjawab , Daffa Hanya mempererat pelukannya , seakan takut wanita di dekapannya itu pergi.
"kenapa diam mas, aku benar kan"
"Kamu juga ga akan pernah melayangkan tamparan je wajahnya, seperti yang pernah kamu lakukan ke aku dulu mas, berpisah adalah pilihan terbaik untuk kita, kamu ga harus terus terus__"
ucapan zila terhenti daffa merubah posisi jadi menindih tubuh zila, mata zila membola sempurna melihat Daffa yang sudah menatap nya Dengan penuh amarah.
Daffa mencengkram kedua pergelangan tangan zila,
"daf, apa yang kamu lakukan turun, kamu menimpa perut ku daf"
Daffa tidka turun masih dengan posisi nya tapi sedikit mengangkat tubuhnya agar tidak menimpa perut istrinya, Daffa memiringkan kepalanya wajahnya semakin turun hingga sampai di perpotongan leher zila.
"Berhenti meminta pisah dengan mas Zil" bisik Daffa di telinga zila , suara beratnya berhasil membuat bulu kuduk zila meremang
"mas sudah berusaha melupakan Zahra , tapi Kenapa kamu malah buat mas ketemu lagi sama dia Zil kenapa" lirih daffa
"aku cuman mau tau perasaan kamu ke dia gimana, ternyata masih sama"
"setelah kamu tau , kamu minta pisah itu kan tujuan kamu"
"iya,aku ga bisa hidup terus di bayang bayang masa lalu kamu , aku ga bisa__aku ga bisa" tangis zila pecah ,
"aku ga bisa daf gini terus, Semua yang kamu katakan Hanya omong kosong, OMONG KOSONG"
"semua ucapan manis kamu ,hanya penenang di tengah getirnya ruang tangga kita yang hampir karam ini daf"
Daffa turun dari tubuh zila, Daffa memposisikan zila untuk duduk di hadapannya, di raihnya tubuh zila yang sudah terisak dalam dekapannya.
"maaf"
"BERHENTI MINTA MAAF__ BERHENTI, MUNAFIK"
"OMONG KOSONG, KAMU BILANG MAU MEMULAI SEMUANYA DARI AWAL, GIMANA MAU MEMULAI DARI AWAL KALO HANYA ADA ZAHRA DI KEPALA KAMU. UCAPAN KAMU HANYA OMONG KOSONG"
"dan sampai kapanpun di hati kamu akan terus ada Zahra di sana"
zila memberontak , berusaha lepas dari dekapan daffa, tapi nihil tenaganya tidak sebanding depan kekuatan Daffa.
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa