NovelToon NovelToon
Tangisan Hati Istri

Tangisan Hati Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:19k
Nilai: 5
Nama Author: Cicih Sutiasih

Bayangan indahnya hidup setelah sah menjadi seorang istri, tidak dirasakan oleh Mutia Rahma Ayunda, ternyata ia hanya dijadikan alat untuk mencapai ambisi suaminya , Rangga Dipa .
Setelah menikah, Rangga yang berasal dari keluarga kaya,berusaha mewujudkan semua mimpinya untuk memiliki fasilitas mewah dengan mengandalkan istrinya. Rangga hanya menafkahi Mutia dengan seenaknya, sebagian besar uangnya ia pegang sendiri dan hanya ia gunakan untuk kepentingannya saja, Rangga tidak peduli dengan kebutuhan istrinya. Sampai mereka dikaruniai anakpun, sikap Rangga tidak berubah, apalagi ia masih belum bisa move on dari mantan pacarnya, Rangga jadi lebih mengutamakan mantan pacarnya dari pada istrinya.
Kehidupan Mutia sering kali diwarnai derai air mata. Mampukah Mutia bertahan, dan akankah Rangga berubah?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cicih Sutiasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayang-bayang Masa Lalu

"Rangga...., tunggu...!", teriak Sinta, ia hampir saja mengejar Rangga yang sudah menjauh. Namun Bagas dengan gesit menyambar lengannya Sinta.

" Mau ke mana?, ada aku di sini !, ngapain pake ngejar dia lagi, kamu tidak dengar, mereka itu mau menikah minggu besok", ucap Bagas dengan nada sedikit keras, jelas saja Bagas merasa kesal, kenapa juga Sinta masih peduli sama Rangga

"Habis dia...",

"Kenapa?, kamu menyesal berpisah dengan dia?, dan kamu menyesal telah memilih aku?", tegas Bagas lagi.

Hal itu membuat Sinta terdiam, ia juga merutuki sikapnya tadi, yang tentu saja menyinggung perasaan Bagas.

"Maafkan aku Gas, aku...aku...", Sinta terbata sambil menunduk.

"Sudah, kita pergi saja", ajak Bagas.

"Tunggu..., aku ingin ke sana dulu", ucap Sinta menunjuk ke arah toko perhiasan yang ditinggalkan Rangga dan Mutia tadi.

"Aku mau cincin yang seperti tadi untuk kita", ucap Sinta begitu sudah berada di dalam toko, tanpa menunggu persetujuan dari Bagas, Sinta langsung memesannya.

Bagas melihat nominal yang luar biasa saat Sinta menyerahkan nota pemesanan dari kasir

"Ini terlalu mahal Sin, uang segini bisa digunakan untuk semua biaya pernikahan kita, ini hanya untuk cincin saja", keluh Bagas.

"Cckk..., ini cincin kan untuk kita juga, itung-itung invest saja, masa kamu tidak bisa beliin ini, Rangga juga bisa", ucap Sinta lagi.

"Hah..., ya sudah..., terserah...", Bagas langsung melangkah menuju pintu keluar. Sinta pun berlari mengejarnya.

"Bagas..., Bagas tunggu...!, kamu kok begitu, marah ya?", Sinta terus berlari mengejar Bagas, dan high heels nya sampai patah, dan "Buukks...", Sinta terjatuh.

"Aaww....", Sinta menjerit kaget, dan ia pun merasa sakit di pergelangan kakinya.

Bagas langsung menghentikan langkah cepatnya, ia melirik ke arah Sinta, dan memburunya begitu melihat sudah terduduk sambil meringis di lantai.

'Sstt..., bikin repot saja...", Bagas kembali menghampiri Sinta.

"Kamu ini kenapa sih Bagas, mau aku celaka seperti ini?, kamu ini jahat ya...", cecar Sinta sambil memukul-mukul dada Bagas.

Tanpa banyak bicara, Bagas memangku tubuh Sinta dan segera membawanya pergi menuju mobil, Bagas tidak mau menjadi tontonan dari para pengunjung lain .

"Kalau begini, kita putus saja, kamu ini ternyata tidak serius sama aku, sampai aku terluka begini, Papi dan Mami pasti akan marah",Sinta menatap marah ke arah Bagas.

"Terserah Sinta..., aku juga sudah tidak tahan dengan kamu, kamu itu manja, dan suka belanja, belum menikah saja kamu sudah membuat kantongku kering, apalagi setelah menikah, kamu juga tidak akan tahan dengan aku yang kere",

Bagas pun tancap gas, ucapan Sinta tadi ampuh membuat darahnya bergolak, Bagas merasa kesal dan marah.

" Hati-hati kamu Gas, jangan buat aku lebih celaka lagi, aku masih ingin hidup, masih banyak impian yang ingin aku raih", teriak Sinta.

"Impian untuk bisa menikah dengan Rangga kan?', sambar Bagas.

Sinta diam, namun hatinya menjawab iya, Sinta ingin kembali kepada Rangga, tidak peduli walau kini Rangga sudah bersama Mutia.

"Oke deal Bagas..., kita putus sekarang!", ucap Sinta.

Bagas menepikan mobilnya, ia melihat ke arah Sinta, "Oke..., kalau begitu kamu keluar sekarang!", perintah Bagas dengan pandangan elangnya.

"Yang bener saja, aku ini lagi sakit Bagas, setidaknya antarkan dulu aku pulang, masa aku harus turun di sini, di pinggir jalan",

"Kita sudah putus kan?, jadi kamu sudah bukan siapa-siapa aku lagi", tegas Bagas masih dengan nada marah.

Tidak sampai di situ, Bagas langsung keluar dari mobil dan membuka pintu mobil, ia pun menarik paksa tangan Sinta untuk segera keluar dari mobilnya.

"Aduh...Bagas..., jangan begini juga kali, kamu tahu aku sedang sakit, kamu beneran jahat ", teriak Sinta, ia harus duduk di pot bunga yang ada dipinggir jalan sambil menahan sakit, sementara Bagas langsung tancap gas meninggalkannya.

"Beneran tidak punya hati kamu Bagas, kamu tega meninggalkan aku di sini", isak Sinta.

"Sinta...?", gumam Rangga yang kebetulan lewat .

Tanpa pikir panjang, Rangga langsung menepi ke arah Sinta tanpa memperdulikan Mutia yang kini sedang duduk disampingnya.

"Sin..., Sinta...?, kamu kenapa?, kok bisa ada di sini, ini..., kamu juga terluka, mana tunangan kamu?", cecar Rangga sambil memindai tubuh Sinta dari atas sampai bawah.

"Rangga...", Sinta langsung merangkul Rangga sambil menangis, ia tidak peduli dengan Mutia yang kini sedang memperhatikannya.

Rangga pun sama, ia malah balik merangkul Sinta, mereka kini berpelukan. Hal ini tidak disia-siakan oleh Sinta, ia sengaja berlagak kesakitan.

Mutia hanya bisa menunduk, ia masih mengenali Sinta, wanita yang tadi bertemu di toko perhiasan, Mutia juga masih bisa mengingat, tadi Rangga sempat bicara kalau Sinta itu mantannya.

"Ayo..., aku antar kamu pulang", Rangga memapah Sinta menuju mobilnya.

"Aku tidak biasa duduk di bekakang", ucap Sinta lagi.

"Hey..., kamu cepat keluar, pindah ke jok belakang!", perintah Rangga kepada Mutia.

Tanpa banyak bicara, Mutia menurut saja, ia pindah ke jok belakang, dan tempatnya kini diduduki oleh Sinta, yang kini mengulum senyuman kemenangannya sambil melirik sekilas ke arah Mutia.

'Dasar wanita kampung, sebentar lagi aku tendang kamu dari sisi Rangga', bayin Sinta bicara.

"Terima kasih, kamu memang selalu baik Rangga, aku menyesal sudah meninggalkan kamu", lirih Sinta, tangannya menyentuh tangan Rangga . Sinta menatapnya lekat, begitu juga Rangga.

Rangga dan Sinta saling tatap didepan Mutia.

'Ya Allah.., kuatkan aku..., ini baru gerbangnya, kamu sudah berani berbuat seperti ini didepanku Rangga', batin Mutia bicara, hatinya terasa teriris, belum apa-apa , Rangga sudah berani menatap mesra wanita lain dihadapannya.

"Ehhmm...", Mutia mendehem.

Spontan Sinta dan Rangga menoleh ke arah Mutia, "Ya..., sudah, aku antar kamu pulang dulu", Rangga dengan cepat melerai pegangan tangannya dari tangan Sinta, dan ia pun segera melajukan kembali mobilnya menuju rumah Sinta.

Mutia bisa tahu kalau Rangga sudah sering berkunjung ke rumah Sinta, terlihat Rangga sudah begitu hafal jalan menuju rumahnya.

Di depan sebuah rumah yang tidak kalah besar dengan rumahnya Rangga, mobil pun berhenti. Penjaga gerbang pun langsung membukakan pintu, sepertinya ia pun sudah mengetahui kalau Rangga yang datang.

Tidak sampai di situ, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik pun menyambutnya dengan ramah.

Hanya Mutia yang tetap di mobil, Rangga kembali membawa Sinta masuk ke dalam rumahnya dengan di papah.

Mutia kembali menunduk, rasanya tidak rela melihat laki-laki yang akan menjadi suaminya, digelayuti oleh wanita lain, dan wanita itu adalah mantannya sendiri.

"Ya Allah..., kuatkan aku, mungkin hal ini akan terus terjadi", lirih Mutia, kini matanya mulai berembun.

1
Woro Hestiningsih
cerita yg menarik
Cicih Sutiasih: Terima kasih sudah mampir, mohon dukungannya
total 1 replies
Aghitsna Agis
hamidum mutia
Aghitsna Agis
udah mutia lepaskan aja rangga jgn dikasuh hati kg tambah ngekunjak merasa punya istri manut terus jd seenaknya kan dekarang muti sudah punya kerjaan lanjut
Aghitsna Agis
rangga gunta ganti aja jgn nyeselmkalau jena pemyakit hiv, mutia cuekin aja rangga nga tos hidup nga nyusajin suami niar fia nyesel.lanjut up lg
Cicih Sutiasih: Terima kasih Kak, selalu mengikuti kisah Mutia, aku kerja dulu, up nya besok pagi ya
total 1 replies
Aghitsna Agis
mydah2an mutia ditempatkan dikatirnya oa hasbi jd biar aman kemutia dan hanif soalnya kalau jd art dikhawatirkan dania cemburu trs memfinah mutia yg nga nga jdnya brrabe lanjut up lg mka
Cicih Sutiasih: Terima kasih Ka, sabar ya, aku baru pulang kerja, istirahat dulu, nanti up nya agak sore
total 1 replies
Aghitsna Agis
udah pergi aja.mutia biar ada rasa menyedar cinta tinggal vinta klau fiinjak injak debagai istri tidak dihargai.makanya jgn.mencintai lebih baik dicintai jd rangga merasa duatas angin
Cicih Sutiasih: Nanti ada saatnya Mutia menangis karena bahagia, Rangga perlahan akan berubah kok, akan ada kejadian-kejadian yang menimpa Rangga, yang membuatnya sadar atas perilakunya kepada Mutia, jadi ikuti saja terus kisahnya/Rose//Rose/
total 1 replies
Aghitsna Agis
udah tinggalin aja muti
Aghitsna Agis
tuh rangga lihat sinta melihat kamu malah.mundur bukannya menolong malah ttp sinta yg menolongnya apa nga malu lanjut
Rina ariyanti
Luar biasa
Cicih Sutiasih: Terima kasih
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal. 3 like mendarat buatmu. semangat ya
Cicih Sutiasih: Terima kasih, mohon komenannya juga, mungkin ada alur atau nama tokoh yang keliru
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!