NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:850.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan

"Kita mau kemana, Bie?" tanya Hanum memperhatikan suaminya yang sedang fokus mengendarai mobil.

"Cari tempat tinggal!" jawab Ken tampak tenang.

"Maafkan aku ya, Bie. Gara-gara aku, Hubby harus pergi dari rumah itu!" Hanum menunduk sedih.

"Kau ini bicara apa?" Ken tersenyum, tapi mata tajamnya masih fokus mengendarai mobil, "Sudah lama mama menginginkan aku pergi dari sana. Mungkin ini kesempatan emas baginya untuk bisa mengusirku!" sambungnya lagi.

Hanum terkesiap mendengar penuturan suaminya, "Tapi kenapa begitu, Bie? Kalian adalah keluarga. Kau juga putranya kan?"

"Kan aku sudah pernah cerita. Aku hanyalah anak tirinya. Jadi papaku dulu memiliki 2 istri. Papaku menginginkan anak laki-laki. Tapi mama Ambar dua kali melahirkan anak perempuan. Setelah itu beliau tidak bisa lagi melahirkan, karena ada permasalahan di rahimnya. Lalu, papaku menikah lagi dengan wanita miskin, anak seorang pelayan di rumahnya. Mereka menikah siri." Jelas Ken panjang lebar, "Dari pernikahan siri itu lahirlah aku. Papaku begitu bahagia memiliki aku sebagai anak laki-lakinya. Tapi sayang, mamaku tidak bisa ikut merawatku, karena dia meninggal karena pendarahan."

"Papa sangat menyayangiku karena aku adalah anak laki-laki. Berbeda perlakuannya pada kak Sofia dan Monica, karena mereka adalah anak perempuan. Oleh sebab itu Mama Ambar sangat tidak menyukaiku." Sambung Ken lagi.

"Hubby tau kalau mama Ambar tidak menyukai Hubby itu dari mana?"

"Aku bisa merasakannya sejak dulu. Bagaimana dia memperlakukanku, jauh berbeda dengan kedua putri kandungnya. Meski begitu aku sangat menghormati Mama Ambar seperti mama kandungku sendiri. Karena bagaimanapun sifat dan perlakuannya, dia tetaplah seorang ibu. Orang yang sangat berjasa merawat dan membesarkanku meskipun beliau tidak pernah menganggap suamimu ini ada." Ken tersenyum sumbang.

"Maafkan aku ya, Bie. Semua karena salahku!"Hanum menunduk sedih.

"Ini bukanlah kesalahanmu! Kau sudah benar, berusaha memberontak saat pria keparat itu hendak melecehkanmu. Tapi kau tak apa-apa kan? Apa ada yang terluka?" tanya Ken dengan lembut.

"Tidak ada, Bie. Untung Hubby datang tepat waktu. Jika Hubby datang tidak tepat waktu mungkin aku____!"

"Aku akan membunuh orang itu!" sambung Ken dengan amarah yang meluap-luap.

Hening sejenak. Ken juga sedang sibuk menelfon seseorang. Mobil sengaja ia tepikan ke bahu jalan.

"Oke, semua siapkan? Tinggal pake! Siap-siap. Kami akan langsung ke sana!"

"Oke, terima kasih atas bantuan Lo, Bro! Ah, siap! Kita berdua langsung otw!" ucap Ken mengakhiri panggilannya dengan seseorang, entah siapa itu".

Ken membuka pintu mobil perlahan, hatinya terenyuh melihat Hanum tertidur pulas di dalam, kepalanya menyender di jendela mobil. Wajah cantik istrinya itu terlihat lelah, guratan kelelahan tak mampu menghapus pesonanya. Ken tersenyum, merasakan debar jantungnya semakin kencang saat menatap istri kecilnya yang sedang terlelap. Cinta di matanya bersinar terang, berjanji untuk menjaga dan mencintai wanita ini hingga akhir hayat.

Apa aku jatuh cinta dengan gadis kecil ini? Dia cantik sekali. Bahkan lebih cantik dari Miranti, gumam Ken dalam hati.

Ken melanjutkan perjalanannya menuju sebuah apartemen elit, menyetir dengan penuh perhatian. Di sampingnya, Hanum tertidur pulas, mengikuti irama mobil yang bergerak perlahan. Sesekali kepala wanita itu terjatuh, terantuk bingkai mobil dan Ken bereaksi cepat menahan kepala Hanum dengan tangannya yang lembut. Dia lalu menyenderkannya pada bahu, menempatkannya pada posisi yang lebih nyaman.

Tak lama kemudian mobil Ken sampai di tempat parkir apartemen. Ia melirik ke arah Hanum yang masih betah memejamkan mata. Tak tega membangunkan istrinya, pria tampan nan berkharisma itu langsung membopong tubuh Hanum masuk ke apartemen.

Petugas resepsionis tersenyum ramah pada Ken saat dia memasuki lobi apartemen, menyampaikan salam kepadanya. Sudut mata mereka menyapu sekilas gadis cantik yang dibopong Ken, kecantikannya yang mempesona namun dalam keadaan terbaring lemah. Namun, petugas tersebut tidak berani mengajukan pertanyaan sekecil apapun mengenai gadis itu, karena mereka menyadari bahwa itu bukanlah hal yang harus mereka ikut campuri. Tak hanya itu, mereka juga paham siapa sebenarnya Ken; pria ini adalah pemilik apartemen tempat mereka mencari nafkah. Oleh karenanya, para petugas memilih untuk menyimpan rasa penasarannya dalam-dalam sambil melanjutkan pekerjaannya melayani tamu apartemen lainnya.

"Kamarnya sudah siap, Pak!" ucap petugas sopan.

Ken mengulas senyum sangat tipis, "Terimakasih!"

Ken menaiki lift, lalu membawa gadis itu ke apartemen paling atas. Apartemen itu sengaja dikosongkan, karena apartemen tersebut tempat tinggal Ken disaat dirinya butuh waktu menyendiri.

Begitu sampai di dalam, Ken langsung meletakkan tubuh Hanum ke tempat tidur. Gadis itu masih betah memejamkan mata. Bahkan tidurnya pun semakin menggoda jiwa kelakiannya. Siapa yang tidak akan tergoda, rok mini yang dikenakan Hanum menyingkap ke atas. Padahal Ken sudah berusaha untuk membenarkannya, tapi dasar Hanum. Gadis itu kalau tidur tidak bisa tenang. Wajahnya manis, tapi kalau sudah tidur, sama sekali tidak ada manis-manisnya. Ken sampai geleng-geleng kepala melihatnya.

Glek...

Beberapa kali dia harus menelan salivanya, melihat pemandangan didepan mata. Nyolek dikit boleh nggak sih???? Hihihi ...

Ken memperhatikan lekuk tubuh Hanum meski masih memakai dress. Tanpa bisa dicegah, Tarzan sudah mengembang sempurna, padahal Ken tidak membubuhkan ragi pada tarzannya itu. Sedahsyat itu pesona tubuh Hanum bagi dirinya.

Gairah Ken sudah menggelora, tarzan juga merengut, tidak mau ditidurkan kembali. Terpaksa Ken menonton video nakal. Tangannya mengurut dan mengusap enak, sambil membayangkan tubuh Hanum seperti di video, memakai rok rumbai-rumbai, dengan bagian bokongnya yang tipis.

Nggak tahan karena kepanasan, Tarsan minta keluar. Menuntut dipijat-pijat enak.

"Sssshhhhhhhh!"

"Ahhhhhh!"

Tanpa sadar mulutnya mulai melenguh, Tarzan merasa enak dipijat tangan Ken. Cukup lama mengelus dan mengurut, akhirnya Tarsan bisa bernafas lega memuntahkan semua isinya. Tarsan yang muntah, Ken yang kembang kempis seperti orang lari maraton. Keringatnya bercucuran.

Buru-buru pria itu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan semuanya.

Setengah jam berlalu, Hanum terbangun perlahan dari tidurnya. Ia merasa tubuhnya lesu dan agak pusing, lalu menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dengan lemah. Ketika matanya mengerjap, ia menyadari bahwa sesuatu terasa asing di sekelilingnya. Tempat tidur yang selama ini menjadi sandarannya, entah kenapa terasa begitu berbeda. Tidak hanya itu, dinding dan perabotan di kamarnya pun seolah asing baginya. Ah, dia ingat, dia dan suami kan memang sudah tidak tinggal di rumah mewah itu. Lalu ....

"Dimana ini?" gumam Hanum pelan sambil mengedarkan matanya ke setiap sudut ruangan, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Kegelisahan mulai menyelimuti hatinya. Tanpa ragu, ia memanggil suaminya dengan suara serak. "Bie! Bie!" serunya, berharap suaminya bisa menjawab kebingungannya.

"Bieeeeeee!"

Hanum turun dari tempat tidur, suaminya tak kunjung datang, tapi ia melihat beberapa cairan menempel di meja nakas dan lantai. Merasa aneh, Hanum mengernyit dan ingin menyentuh tapi tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.

"Kamu sudah bangun?" tanya Ken dengan wajah sumringah.

"Bie, ini rumah siapa?" tanya Hanum heran.

"Oh, ini apartemen. Sekarang kita berada di apartemen!"

"Apartemen?" Hanum membulatkan matanya, "Tapi harga apartemen kan mahal, Bie? Hubby membelinya?" tanya Hanum dengan polosnya.

"Hehehe, aku menyewanya dari salah satu kawan!" jawab Ken ngasal. Hanum itu orangnya tidak enakan, makanya terpaksa Ken menjawab sekenanya.

"Bie, lebih baik kita cari kontrakan yang lebih murah. Aku nggak masalah kok, asal kita bisa bersama! Jangan disini, pasti ini sangat mahal!"

"Nggak kok, Sayang. Kamu tenang saja. Kebetulan temanku itu berada di luar negeri, dan apartemen ini tidak dipakai. Makanya disewakan murah pada kita! Sudah kamu tenang saja. Sewa apartemen ini sangat murah kok! Bahkan lebih murah dari kontrakan!"

"Benarkah?" Hanum menatap Ken penuh intimidasi.

"Iya."

"Oya, aku mau tanya, Bie. Ini cairan apa ya, Bie? Cairannya berwarna bening agak keputihan begini. Banyak lagi!" ucap Hanum hendak menyentuh cairan tersebut.

"Eh, jangan disentuh!" teriak Ken dengan lantang, membuat Hanum sangat terkejut.

"Kenapa tidak boleh disentuh?"

"Karena itu cairan.....!"

Tuing... Tuing .... Tuing

Bersambung.....

Ini contoh dress yang dipakai Hanum, nggak sengaja bagian bawahnya kesingkap saking rusuhnya kalau bobok. Tentu saja membuat tarsan Om Ken cenat cenut dibuatnya... Hahaha....

1
Ajusani Dei Yanti
tingal ganti agama aja jadi mualaf pasti deh calon mertua kasih lampu hijau, semangat om dave
A Z I Z A H
wah satu amin beda iman ternyata
berat ini sih, sepertinya memang bukan jodoh
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
ada aja halangan utk mereka ber 2
neng ade
semoga aja Dave mau menjadi mualaf..
Dewi Anggya
waduuuh berat nihhh permasalahan..
Yany Zain
waduh....om dave... berat2 ini paling berat dari suatu pernikahan om....🤪
Soraya
lanjut
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
ck...katanya Ken ini player. kok kalimat disini malah laen.

terbiasa tidur sendiri? pdhl.kalimat kemarin bukannya Ken sering mainin wanita. dan juga bilangnya pria normal dan dewasa..pria dewasa kan pasti mainnya celap celup😌
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kan tadi bilangnya Hanum akan memberikan mahkotanya hanyanuntuk prianyang dicintainya,

Ken kasih waktu, bukankah itu saja sama paksaan. katanya dya tdk akan memintanya kalau hanum belum siap .

trus kalau ada kesepakatan gitu ,itu sama saja bo'ong. hapus saja kata Hanum yg bilang akan memberikan pada pria yg dicintainya. karna gak nyambung lah dengan perkataan ken
Susanty
sabarr om....
Sariati Purba
sangat bagus
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya sukses selalu buat kamu Authorrr kuh
Ajusani Dei Yanti: 🥰🥰🥰🥰ma sama Authorrr kuh
Senja Kelabu: terimakasih banyak....😘😘😘
total 2 replies
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Tante bengek
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
kasian bget sofia.
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
curiga ama tmn'a yg nga suka ama sofia
Yany Zain
karya yang sangat bagus. .. thor👍
Senja Kelabu: terimakasih banyak....😘😘😘
Senja Kelabu: terimakasih banyak....😘😘😘
total 2 replies
Yany Zain
ya ampun tega banget ya tantenya hanum, sudah ngabisin harta orangtuanya bahkan bagian hanumpun sdh di habiskan sekarang mau minta di bayari biaya gumah sakitnya lagi.... hedeh...🤔
phity
jgn mau num
Dewi Anggya
tante ada maunyaaaaaa..... preeeeeeet
neng ade
si tante udh ha punya rasa malu .. udh putus kali ya urat malu nya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!