NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13.Hal Yang Tidak Terduga

Relimonic, kediaman keluarga besar Ferdanham

"Oh iya, jika kamu bertemu dengan Papa di dalam nanti, katakan saja aku langsung balik pulang ke rumah," tegur Sean dengan pandangan yang melihat ke arah Lily.

Tepat jam sebelas siang, mereka berdua sudah kembali ke kediaman keluarga besar Ferdanham. Saat ini Lily dan Sean masih berada di dalam mobil yang berhenti tepat di pekarangan parkiran rumah mereka.

Lily yang mendengar itu tentu langsung bergerak membuat sebuah isyarat tangan, "Apa Kak Sean akan pulang ke apartemen?"

Sean terlihat menganggukkan kepalanya, "Iya, Kakak akan langsung kembali ke apartemen. Ada satu hal lagi yang harus Kakak urus untuk kelancaran acara perusahaan kita," terang laki-laki itu dengan memberikan sebuah senyum yang lembut.

Lily yang melihat senyuman itu tentu langsung membalasnya. Dia bahkan terlihat menganggukkan kepalanya untuk memberikan sebuah jawaban.

"Untuk kejadian pagi tadi."

Lily yang tadinya hendak bergerak keluar, langsung terlihat membeku. Dari belakang, Sean bisa mengetahui kalau adik perempuannya itu saat ini sedang diam mematung.

"Kamu tenang saja. Aku tidak akan memberitahukan itu kepada semua orang. Tapi, untuk kedepannya tolong kamu beritahukan dulu jika ingin menghilang saat membeli sebuah barang," lanjut Sean dengan senyum yang tertarik lebar.

Lily yang mendengar itu ikut tersenyum sembari menghela napasnya dengan lega. Wanita itu terlihat menoleh ke arah sang Kakak dan dia langsung bergerak membuat sebuah isyarat tangan, "Terima kasih, Kak Sean. Untuk ke depannya, aku akan memberitahukan dulu jika ingin pergi ke mana-mana."

Sean tersenyum dan bergerak mengacak-acak rambut hitam kecoklatan milik wanita itu, "Tenang saja. Kalau begitu kamu masuk dan istirahatlah."

Lily menganggukkan kepalanya dan langsung bergerak untuk turun. Tentu saja dia tidak lupa membawa serta bingkisan kertas yang diberikan oleh Fahmi pagi tadi.

"Langsung ke Restoran seperti biasa!" perintah Sean tegas dengan raut wajah tanpa ekspresi. Pengawal yang bertugas mengemudikan mobil itu pun, langsung melakukan mobilnya kembali. Itu dia lakukan tentu tanpa mengeluarkan suara.

***

"Lily Putriku?" Lily yang tadinya hendak menaiki anak tangga menuju lantai dua tempat kamarnya berada, terlihat mengurungkan niatnya. Wanita itu malah bergerak menolehkan kepala ke arah ruang keluarga. Di sana ada sosok Tuan Restofer yang sepertinya sedang bersantai.

Maklum, laki-laki paruh baya itu sudah pensiun. Jadi, tidak ada hari tanpa bersantai yang orang tua itu lakukan. Akan tetapi, biar sudah tidak muda lagi, pria itu tidak pernah absen yang namanya olahraga. Makanya diusianya yang sudah tidak terbilang cukup muda itu, dia masih memiliki tubuh yang bugar dan atletis.

"Kakakmu mana? Tanya Tuan Restofer setelah mendapati anaknya sudah berdiri di sebelah sofa yang dia duduki.

Lily yang mendengar pertanyaan itu langsung membuat bahas isyarat, "Dia katanya langsung pulang ke apartemennya," jelasnya, lalu kemudian beralih untuk memperhatikan ke sekeliling ruangan. Tidak ada anggota keluarga yang dia dapati selain para maid yang terlihat mondar mandir melakukan segala tugas mereka.

"Sepi sekali, Pa. Mama ke mana?" Lily kembali membuat isyarat tangan menghadap ke arah Tuan Restofer.

"Mamamu baru saja keluar berbelanja dengan Kakakmu Aldric. Katanya dia akan menyiapkan gaun untukmu kenakan saat pesta perusahaan nanti," jawab Tuan Restofer dengan terus memperhatikan senyumnya.

Sementara di sisi Lily, wanita itu langsung terlihat melebarkan pupil matanya dengan raut wajah yang terlihat senang. Tuan Restofer yang mendapati anaknya berekspresi seperti itu, tentu langsung terlihat antusias. Soalnya, sangat jarang sekali Lily terlihat begitu tertarik dengan acara yang didatangi oleh banyak sekali orang.

"Apakah kamu ingin turut hadir?" Tanya Tuan Restofer dan dengan gerak yang cepat, Lily langsung menganggukkan kepalanya untuk menjawab. Terlihat seperti orang yang tidak mempertimbangkan dulu.

"Tumben sekali kamu ingin menghadiri acara yang banyak orangnya. Padahal, dulu kamu paling takut dengan keramaian, apakah ini ada kaitannya dengan kamu yang selalu terlihat bahagia setelah pulang dari pasar?" tanya Tuan Restofer dengan sorot mata menggoda. Bahkan senyum laki-laki paruh baya itu terlihat merayu si anak perempuan yang tiba-tiba tersipu malu.

Sementara di sisi Lily, wanita itu langsung membuat gestur tubuh yang terlihat salah tingkah. Dia bahkan sampai bergerak asal membuat isyarat tangan.

"Dia laki-laki dari keluarga besar mana, hem?" tanya Tuan Restofer dengan kerlingan mata yang terlihat semakin menggoda anaknya.

Lily yang mendengar pertanyaan itu semakin dibuat salah tingkah. Gadis itu bahkan terlihat sampai bergerak mencubiti sang ayah yang sedang mengeluarkan gelak tawa.

"Lily, apa yang kamu bawa?" tanya Tuan Restofer saat mendapati ada sebuah kantung terbuat dari kertas yang dibawa sang anak.

Lily dengan senyum lebar langsung menunjukkan itu kepada ayahnya. Dia bahkan sampai membuka bagian atas bungkusan kertas itu, membuat aroma roti Scone yang lezat masuk ke dalam indra penciumannya.

"Aromanya enak. Kau membelinya di toko kue mana? Baru kali ini Papa melihat tampilan roti Scone yang berbeda," tanya Tuan Restofer sembari mengambil kertas bungkus itu.

Laki-laki itu menaikkan pandangannya ke arah sang anak yang sepertinya ingin membuat sebuah bahasa isyarat.

"Tadi Lily beli di pasar," arti isyarat tangan itu dan Tuan Restofer yang mengetahui itu langsung tiba-tiba membuangnya. Raut wajah laki-laki itu terlihat kesal.

"Kau gila, Lily?" tanya laki-laki paruh baya itu dengan ekspresi wajah marah yang terkejut.

Lily yang mendapati nada dan reaksi tiba-tiba itu, tentu langsung dibuat tersentak kaget. Kebingungan jelas langsung tercipta di wajah dan tatapan mata gadis 20 tahun itu.

"Kenapa kamu membawa makanan yang dibuat oleh rakyat jelata dari desa kumuh ke sini, hah?" tegas Tuan Restofer yang terlihat benar-benar marah. Lily yang mendengar itu semakin tersentak kaget. Sorot matanya terlihat memancarkan ketakutan.

Tuan Restofer yang sadar akan hal itu, terlihat langsung menekan amarahnya, "Sekarang kamu masuk ke kamar. Untuk hari ini Papa akan memaklumi, tapi jika kamu mengulanginya lagi, Papa tidak akan segan."

Tanpa melakukan apa pun, Lily langsung bertolak meninggalkan ruang keluarga. Sorot mata wanita itu terlihat takut, tapi juga dia merasa sedih saat melihat roti pemberian Fahmi tergelatak di lantai.

"Pelayan siapapun, ke mari pungut dan buang makanan tidak higienis ini!" teriak Tuan Restofer dan beberapa pelayan langsung berdatangan untuk memunguti roti itu.

Dari cara dia menyikapi makanan itu, terlihat jelas kalau ternyata Tuan Restofer memiliki sifat yang sama seperti orang-orang ibu kota pada umumnya. Dia ternyata masuk ke dalam golongan orang yang menganggap rendah rakyat yang ada di luar tembok.

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap,.makasih kak.
total 1 replies
gaby
Di bab ini aq kecewa sm Fahmi. Dia cm menganggap Lily hanya gadis bisu yg butuh di kasihani. Dia ga nyadar, kalo Dia lbh di kaaihani dr Lily, seenggaknya Lily adl Putri yg di sayangi kluarganya & di limpahi kekayaan tanpa harus ngangkut barang demi sesuap nasi.
Call Me A: bener banget.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih, kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!