Terjerat Cinta Pria Beristri

" Maaf nyonya,anda di larang masuk ke dalam." ucap Pak Tahir menahan mobil Jeni di luar gerbang.

" Kenapa seperti itu? Ini rumah ku dan suami ku.kalau sampai suami ku tahu Pak Tahir sudah kurang ajar kepada ku,habis lah Pak Tahir bersama keluarga mu itu." Jeni mencoba membuka pintu gerbang tetapi Pak Tahir sudah terlebih dahulu mengunci menggunakan gembok besar.

" Tuan sendiri yang meminta Saya untuk menahan Nyonya agar tidak masuk ke dalam." jawab Pak Tahir sukses membuat Jeni tercengang.

" Barang -barang Nyonya sudah di kemas semua nya .tinggal di bawa pergi saja." Pak Tahir masuk ke dalam pos jaga lalu keluar dengan membawa dua koper besar.koper itu langsung di berikan kepada Jeni setelah itu kembali mengunci pintu gerbang agar Jeni tidak bisa masuk ke dalam rumah.

" Apa-apaan ini? Aku masih Nyonya di rumah ini." teriak Jeni tidak terima sampai menjadi pusat perhatian para tetangga yang keluar masuk perumahan.sedangkan Pak Tahir diam di pos sesuai dengan arahan dari Arki.

" Pak Tahir..Buka pintu nya! Berani nya Kamu memperlakukan Aku seperti ini." teriak Jeni lagi tapi Pak Tahir memilih abai dari pada harus meladeni Jeni.

Sangking lelah nya berteriak,Jeni sudah terduduk lemas di depan pintu gerbang.tangan nya masih saja menggoyang lemah pintu gerbang berharap pintu ini akan terbuka menerima kedatangan nya.sudah 4 jam lebih Jeni menunggu di sana.selama itu pula tidak ada tanda-tanda kedatangan Arki.untuk Pak Tahir sendiri lebih memilih diam tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga majikan nya.

" Kemana perginya suami ku Pak?" tanya Jeni lirih.

" Tuan lagi ada pekerjaan ke luar kota." singkat Pak Tahir masih mengikuti perintah yang Arki titipkan kepada nya.padahal sebenarnya saat ini Arki sedang berada di apartemen kekasih nya.malas sekali kalau harus meladeni Jeni yang sangat pandai berkata-kata manis.

" Huft..."

" Lalu kapan Aku boleh masuk ke dalam rumah,apa dia juga bilang kapan pulang dari luar kota nya?" tanya Jeni berharap Pak Tahir bisa menjadi penyambung lidah nya bersama Arki.Jeni sudah tidak bisa lagi menghubungi nomer ponsel Arki karena pria itu sudah terlebih dahulu memblokir nomer nya.Arki hanya mengirim pesan singkat kepada Jeni agar menghubungi pengacara nya saja jika ingin mengurus perceraian mereka.

" Saya kurang tau juga Nyonya.sebaik nya Nyonya pulang ke rumah orang tua Nyonya saja dulu,ini sudah malam ! Apa Nyonya tidak lelah duduk di situ sejak tadi?" Pak Tahir sejak tadi sudah ke belet ingin buang air besar.tetapi Jeni selalu menahan beliau dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

" Tidak sopan sekali mengusir Aku dari sini,besok kalau Aku sudah menguasai rumah ini lagi,Kamu akan Aku pecat dari pekerjaan mu sekarang." ancam Jeni merasa terhina saat seorang security berani mengusir dia dari rumah nya sendiri.padahal selama ini Jeni lah yang menggaji Pak Tahir uang hasil pemberian Arki.

Jeni yang malu menjadi tontonan warga setempat memilih kembali pulang ke rumah orang tua nya dengan rasa takut.bayangan kemarahan kedua orang tua nya membuat ia enggan menginjak kan kaki ke sana.tetapi ia tidak tau lagi harus kemana saat ini.tidak mungkin ia mencari Dimas di saat rumah tangga nya sedang goyah.bisa hancur semua nya jika Arki kembali memergokinya tengah bersama Dimas.

Sofi mengerang keras melihat anak perempuan nya pulang membawa dua koper besar di tangan nya.sebelum nya wanita paruh baya ini sangat yakin sekali jika Jeni bisa merayu Arki sehingga tidak sampai terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.namun setelah melihat apa yang sedang Jeni bawa pulang membuat pikiran Sofi bergemuruh.hilang sudah sumber harta Karun mereka kalau sampai Jeni di tendang dari keluarga Wibisono.

" Mama benar-benar malu punya anak sebodoh Kamu." hardik Sofi berkacak pinggang di depan pintu.Ayah Jeni yang bernama Surya juga ikut menyambut kedatangan Jeni tapi dengan wajah datar dan mulut tertutup rapat.

" Mama.. Tolong Jeni Ma." mohon Jeni dengan air mata ketakutan yang sudah berlinangan.

" Mengurus masalah sekecil ini saja Kamu tidak bisa.percuma saja Mama sama Papa susah payah merencanakan perjodohan ini agar hidup kita senang, tetapi malah Kamu sendiri yang menghancurkan semua nya." teriak Sofi Sampai mengundang atensi dari asisten rumah tangga yang saat itu tengah berada di dapur.

"Hancur..Hancur semua Jeni! Kapan sih Kamu bisa bikin hidup kami tenang dan bangga sama Kamu.selalu saja masalah yang Kamu ciptakan.sudah berapa banyak uang yang kami keluarkan untuk hidup kamu itu! tapi Kamu hanya bisa menyusahkan kami saja." sahut Pak Surya emosional.perasaan takut memenuhi kepala Surya saat ini.bantuan dari keluarga Wibisono masih sangat mereka butuh kan.satu langkah saja Wibisono memilih mundur maka hancur sudah perusahaan Surya yang tengah berada di ambang batas kehancuran.

" Sayang..." suara seseorang yang berada di belakang mereka membuat darah kedua orang tua Jeni mendidih panas.

Pak Surya melangkah maju mendorong kasar tubuh Jeni sampai membuat Jeni tersungkur ke lantai.

Bruk..

Bruk..

" Pergi Kamu dari sini, gara-gara Kamu! Kami sekeluarga dalam masalah besar." usir Pak Surya menatap remeh Dimas dari ujung kaki hingga kepala nya.lelaki yang ada di hadapan nya ini sama sekali tidak tampan tapi entah kenapa Jeni bisa cinta mati sama pria modelan begini.padahal Arki lebih kaya raya punya segala nya,tanpa di sadari sebenarnya Pak Surya dan istri nya juga ikut serta dalam kebodohan Jeni.hanya karena uang tutup mulut yang jumlahnya besar di berikan oleh Jeni,kedua nya langsung mengiyakan saja apapun yang ingin Jeni lakukan tanpa berpikir panjang lagi.

" Bruk.." Pak Surya kembali menghajar perut Dimas dengan kepalan tinju nya.Dimas yang sudah babak belur sengaja tidak melawan membiarkan Pak Surya melampiaskan amarah nya baru lah setelah ini akan dia ajak mengobrol bersama dengan kepala dingin.

" Sudah Pa! Kasihan Dimas." teriak Jeni di sela tangis nya.

" Diam Kamu,jangan ikut campur urusan orang tua." bentak Mama Sofi menahan pergelangan tangan Jeni agar tidak mendekati kekasih gelap nya.

" Tapi Ma..." Jeni yang ingin kembali bersuara langsung terdiam setelah Mama Sofi menyeret paksa tubuh nya untuk masuk ke dalam rumah,tubuh Jeni tidak kuasa untuk melawan perintah sang Mama.meskipun hati nya merasa iba kepada Dimas.tapi Jeni sendiri tidak bisa berbuat banyak kecuali menangis dan menangis sampai membuat mata nya bengkak.

Di luar sana Pak Surya terus melayang kan tinju nya kepada Dimas.puas membuat Dimas bersimbah darah.pria paruh baya ini meminta bantuan pihak keamanan untuk membawa Dimas keluar dari rumah nya.

" Tunggu dulu Pak,ada yang ingin Saya bicara kan kepada anda." ucap Dimas sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuh nya.walaupun sudah tua tetapi tenaga Pak Surya ternyata cukup besar juga sehingga membuat Dimas terlentang tak berdaya.

" Siapa Kamu ingin berbicara kepada Saya,apa tidak ada lagi wanita di luar sana sampai Kamu rela menjadi selingkuhan anak Saya?" ejek Pak Surya menatap tajam Dimas.

" Saya cinta kepada anak Bapak,saya mohon restui hubungan kami,biarkan Jeni berpisah dari Arki.Jeni tidak pernah bahagia hidup bersama lelaki itu,Saya akan memberikan kalian semua harta yang Saya miliki dengan syarat Jeni harus menikah dengan Saya." ucap Dimas begitu percaya diri.

" Cinta kamu bilang? Di luar sana orang gila juga bisa bilang cinta.sudah miskin tapi gaya-gayaan mau menjadi menantu Saya.waras kamu ini?" mana mau Pak Surya menukar kan Arki menantu super kaya nya dengan Dimas yang hanya memiliki sedikit kekayaan.kalah jauh dari Arki bahkan kekayaan yang Dimas miliki tidak akan mampu melunasi jumlah hutang nya di bank.

" Saya serius Pak! lepaskan Jeni kepada Saya.maka kalian berdua bisa hidup tenang." ujar Dimas masih berusaha bernegosiasi dengan Pak Surya.pria paruh baya ini sangat mata duitan namun entah kenapa kali ini hati nya tidak tersentuh dengan penawaran menggiurkan itu.

" Kamu yang seharusnya menjauhi Jeni,sudah cukup waktu kalian bersenang-senang.Saya akan membunuh Kamu kalau sampai Kamu berani menemui putri Saya lagi." ancam Pak Surya memilih masuk rumah membiarkan Dimas yang masih berdiri di tempat nya.

Dimas pulang dengan tangan kosong, walaupun mendapatkan penolakan dari kedua orang tua Jeni,Dimas tidak akan menyerah sampai dia berhasil membawa Jeni bersanding dengan diri nya.sangat bodoh sekali anak ini sebagai seorang pria.padahal dia cukup punya uang tapi masih saja bertahan di samping Jeni yang sudah memiliki suami.

Beda hal nya dengan Arki yang tengah sibuk memadu kasih bersama kekasih kecil nya.sepulang nya mencari bakso kesukaan kekasih kecil nya itu,Arki bergegas mengajak Dila untuk kembali ke apartemen.

Tubuh Dila langsung ia bawa ke atas kasur tanpa harus menunggu gelap datang menyapa.

Arki menyerang dengan brutal sampai Dila terkejut sekaligus tidak bisa bernafas dengan benar.

Menit berikutnya terdengar suara tawa bercampur erangan panjang milik pasangan kekasih ini.

Senja menjelang malam mereka kembali melakukan sebuah goyangan erotis, Arki seakan ketagihan untuk terus berada di atas tubuh kekasih nya.walaupun ini salah tapi Arki sangat menikmati nya dan mampu membuat dia lupa akan masalah nya bersama Jeni.

" Aku akan menggugat cerai Jeni." kata Arki kepada Dila yang berada dalam pelukan nya.

" Sungguh?" tanya Dila belum percaya.

" Hm.." Arki berdehem menatap lembut wajah Dila yang sudah lelah melayani permintaan nya.

" Terus Mbak Jeni bilang apa?" tanya Dila penasaran.

" Mau tidak mau dia harus menerima keputusan ku ini.Aku ingin segera menikahi Kamu lalu kita akan punya banyak anak yang lucu-lucu." pikiran Arki menerawang jauh sambil mengusap perut rata Dila,sudah berulang kali mereka melakukan nya dan Arki selalu menembak mayonaise nya di dalam rahim Dila.tapi belum juga ada tanda-tanda kehadiran malaikat kecil di tengah-tengah mereka berdua.seandai nya saja Jeni dulu mau hamil pasti anak mereka saat ini sudah besar dan bisa berjalan sendiri.Arki mengusir jauh harapan semu itu kembali fokus kepada Dila yang sudah menjadi candu bagi nya.

" Mas." panggil Dila menatap wajah tampan Arki hanya sekilas karena Arki yang tidak mau melepas kan pelukan nya.

" Kamu pengen punya anak cepat ya?" tanya Dila dan Arki mengangguk dengan cepat sekali.

" Aku nggak mau ya saat anak kita lahir nanti status ku masih abu-abu. awas saja Kamu kalau sampai ingkar janji.akan Aku bawa anak Kamu ini pergi sejauh mungkin karena Aku nggak suka di jadikan istri kedua." ucap Dila trauma dengan kejadian masa lalu nya.meski cerita nya sedikit berbeda tetapi Dila hanya ingin memastikan sendiri jika kelak calon anak nya akan hidup bahagia bersama keluarga yang utuh tidak seperti hidup nya di masa lalu.

" Ya enggak akan sayang,Kamu akan menjadi istri Mas satu-satunya sampai kapan pun.kecuali Kamu melakukan kesalahan yang sama seperti yang Jeni lakukan.akan Mas kurung Kamu di dalam kamar kalau sampai itu terjadi.milik Mas yang satu ini tidak boleh di sentuh oleh siapapun itu.hanya akan menjadi milik Mas sampai tua nanti." Arki mencium pipi Dila berulang kali membuat Dila hanya bisa pasrah menerima sentuhan lembut bibir kekasih tampan nya.

" Satu lagi! Jangan pernah berpikiran untuk pergi dari hidup Mas,kemanapun Kamu pergi akan mas cari karena Mas nggak bisa hidup tanpa Kamu." sambung Arki lagi.

" Iya Tuan ." kekeh Dila malah mendapat kan jepitan di ujung hidung nya.

" Mau punya anak berapa nanti sayang?" tanya Arki sudah tidak sabaran lagi menunggu hadir nya sosok yang sudah sejak lama ia impikan.

" Terserah sama yang ngasih nya aja.kalau Mas mau berapa?" tanya Dila karena memang selama ini tidak pernah punya rencana apapun tentang anak nya nanti.

" Lebih dari dua boleh? Biar rumah kita juga ramai dan nanti kita tidak akan kesepian." Arki sudah merasakan bagaimana rasa nya menjadi anak tunggal.sangat tidak enak sekali dan selalu kesepian jika di tinggal kerja oleh kedua orang tua nya.Arki tidak mau apa yang di rasakan nya dulu kembali terulang kepada keturunan nya nanti.untuk itu dia sudah memiliki rencana punya banyak anak seperti sahabat nya yang lain.

" Boleh sih! Tapi Aku juga boleh pakai sus kan buat bantu Aku di rumah?" mereka berdua semakin larut dalam pembahasan tentang anak sampai tidak sadar kalau saat ini tubuh mereka berdua masih sama-sama polos tanpa sehelai benangpun.

" Sangat amat boleh sayang,bahkan setiap anak akan memiliki sus tersendiri.Kamu nggak akan Mas biar kan kerepotan mengurus rumah tangga kita.asisten rumah tangga juga akan Mas sediakan lebih dari satu orang.rumah kita nanti akan ramai dengan kehadiran mereka yang akan membantu Kamu di rumah.Mas akan tenang bekerja jika Kamu ada teman di rumah.bukan maksud Mas tidak ingin ikut membantu Kamu.tapi Mas sadar tidak akan bisa menemani Kamu selama 24 jam penuh.Kamu masih bisa shopping,ke salon , jalan-jalan atau santai karena ada sus dan asisten rumah tangga yang akan mengambil alih pekerjaan Kamu."kata Arki terdengar sangat manis sekali.Jeni pasti akan menyesal telah menduakan pria sebaik ini.

" Terimakasih calon suami ku." Dila mencium singkat bibir Arki.namun sayang nya Arki yang sudah terpancing hasrat nya tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Tengkuk Dila sengaja ia tahan sehingga ciuman itu berubah semakin dalam lagi.

" Satu kali lagi Sayang." pinta Arki dan Dila hanya bisa pasrah membiarkan Arki bermain di area favorit nya..

Bersambung...