NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Raja Kera

Sang Pewaris Raja Kera

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dunia Lain
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Artanda permana

Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang terpilih sebagai penerus khoham pendamping milik sang kakek. berpetualang mencari energi gaib tuk dapat membangkitakan Sukmanya. dan berambisi menghancurkan kerajaan gaib bersama sang khodam pendampingnya. setelah mendapatkan warisan khodam Raja kera dari sang kakek, kehidupan gadis itu seakan berubah dan sering berurusan dengan makhluk gaib, sang khodam pendampingnya yang di perintahkan oleh kakek dari gadis itu membuat gadis itu dan sukmanya ikut terlibat untuk memusnahkan Raja iblis dan seluruh pengikutnya. bagaimana kisah selanjuntya? mampukan gadis itu dan sukmanya beserta khodam pendampingnya menghancurkan kerajaan gaib itu.?? langsung disimak kuy ceritanya agar kalian tidak penasaran 😉😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artanda permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Pemilik Pedang Mustika Raja Sesungguhnya

"Oh iya ya lupa gue, hehehe.." ucap Lisa yang hanya meringis memamerkan barisan giginya yang rapi dan putih, ia jadi teringat pas lagi disekolah saat ngobrol dengan Reno.

"Tapi kamu gak bingung kan pas kesini?" tanya Lisa.

"Aman kok.. ya gak lah ngapain bingung, orang ancer ancer rumah kamu gampang banget kalau masih kesasar ya sangking orangnya."

"Oh gitu.. yaudah Ren masuk dulu yuk kok malah ngobrol disini kita" Lisa mengajak Reno masuk kedalam rumahnya sangking asyiknya ngobrol ia jadi lupa tuk mempersilahkan Reno masuk.

Setelah itu mereka berdua nampak masuk kedalam.

"Dia siapa nak? teman kamu ya?" tanya bu Kasna sambil melihat ke arah Lisa dan Reno.

"Iya bu.. kenalin dia ini teman sekolahnya Lisa, namanya Reno." Lisa nampak memperkenalkan Reno pada ibunya.

"Oh iya iya.. ganteng juga ya cocok sama namanya, namanya bagus orangnya juga ganteng." ucap bu yang sedikit tersenyum sambil tersenyum ke arah Reno.

Reno tersipu malu ia nampak diam tanpa berkata apapun ia hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ayo nak Reno silahkan duduk dulu jangan sungkan sungkan anggap saja rumahnya sendiri." ucap bu Kasna pada Reno.

Reno hanya tersenyum dan mengangguk pelan menanggapi ucapan bu Kasna, ia terlihat langsung duduk di sofa yang menghadap ke bu Kasna.

"Eh Ren aku tinggal mandi dulu bentar ya" ucap Lisa pada Reno.

"Iya Lis.." sahut Reno yang hanya menganggukan kepalanya.

Setelah itu Lisa beranjak pergi ke kamar mandi meninggalkan Reno yang tengah bersama ibunya diruang tamu.

"Ngomong ngomong rumahnya nak Reno dimana?" tanya bu Kasna basa basi.

"Rumah aku di Darmu Pakis bu.." sahut Reno sambil tersenyum ke arah bu Kasna.

"Oh Darmu Pakis toh.. sudah banyak rumah sekarang disana ya.."

"Iya bu.." Reno hanya tersenyum.

"Dulu Darmu Pakis masih arang gak terlalu banyak rumah kayak sekarang, tau taunya sekarang sudah jadi kuto."

"Oh iya kah kok ibu tau?" tanya Reno dengan heran.

"Ya tau lah itu jalanan ibu kerja, dulu ibu pernah kerja di daerah sana, ibu tuh dulu sama ayahnya Lisa kerja di pabrik sepatu."

"Pabrik sepatu di jalan Permi sari itu kan bu?"

"Iya.. udah banyak pabrik sekarang ya di daerah sana."

"Iya bu.. di Permi Sari sekarang sudah banyak di bangun pabrik, berarti itu sudah lama ya kerja di pabrik sepatu."

"Iya nak Reno lama banget mungkin sekitar 15 tahun, dulu di daerah Permi Sari gak terlalu rame masih arang perumahan, apa lagi disekitar pabrik tempat ibu kerja masih kayak alas, sekarang sudah padat perumahan gak kayak dulu."

"Oh lama banget itu bu.. pantesan ibu sampe hafal daerah sana. iya emang bu, di daerah Permi Sari sudah banyak perumahan dan mulai di bangun pabrik lagi."

"Dulu ibu juga punya teman di daerah Darmu Pakis sewaktu masih kerja di pabrik sepatu."

"Oh iya kah bu? Darmu Pakis sebelah mananya bu..? Reno merasa penasaran.

"lupa ibu soalnya udah lama banget.. pokonya di Daerah Darmu Pakis sana."

Bu Kasna coba mengingat ngingat kembali rumah teman lamanya namun tetap saja ia sudah tidak ingat lagi seakan sudah lupa total.

Tak berselang lama kemudian Lisa pun datang menghampiri mereka.

"Udah siap Lis?" Reno menatap ke arah Lisa.

"Udah Ren.." sahut Lisa.

"Yaudah kalau gitu kita berangkat sekarang.. emm Buu.. saya mau bawa Lisa main keluar boleh gak buu?" tanya Reno yang meminta izin pada bu Kasna.

"Iya nak boleh boleh aja.. tapi ingat jangan macem macem,, jaga anak ibu baik baik.. jangan terlalu malam pulangnya." bu Kasna menatap Reno.

"Iya bu.. baik, Reno gak akan macem macem bu.. Reno akan jagain Lisa dengan baik."

"Yasudah ibu percaya sama kamu.. ibu harap kamu bisa menjaga amanah ibu dengan baik tanpa mengecewakan ibu."

"Baik bu.. yasudah bu kalau gitu kami berangkat dulu ya bu.." Reno bangkit dari duduknya dan mencium punggung tangan bu Kasna.

"Iya nak.." bu Kasna tersenyum menanggapinya.

"Bu.. Lisa mau berangkat dulu ya bu." ucap Lisa sembari mencium tangan ibunya.

"Iya nak hati hati dijalan.."

"Iya buu.."

"Asalamualaikum." ucap mereka berdua serempak.

"Waalaikumsalam." sahut bu Kasna.

Setelah itu mereka berdua pun langsung melenggang pergi.

*****

Terlihat saat ini Raden beserta sukmanya Lisa nampak berada disebuah tempat entah dimana letaknya, di depan mereka terdapat pertebingan tinggi yang menjurang dan terdapat air terjun, mereka berdua terlihat berdiri di atas batu besar yang terletak di tengah air terjun itu, mereka berdua nampak membicarakan sesuatu entah apa yang sedang mereka bahas.

"Jadi benar ragaku sudah mendapatkan pedang itu." sukmanya Lisa berucap sambil menatap ke arah Raden.

"Benar tuan.. ragamu sudah berhasil mendapatkan pedang itu."

"Hmm bagus.. setelah ini kita tidak perlu khwatir, niscaya Raden Wijaya dan seluruh pasukannya akan hancur." Sukmanya Lisa menatap tajam ke arah depan.

"Tentu tuan.. kakekmu memang sengaja tidak memberikan pedang itu secara langsung pada raga tuan, kakekmu ingin agar raga tuan menjadi orang yang memiliki jiwa ksatria dan pemberani, itu lah mengapa kakekmu tidak memberikan secara langsung, dengan cara seperti itu ragamu berusaha sendiri tuk mendapatkan pedang itu, bahkan dia berani dan mampu mengalahkan makhluk lain yang mengganggunya tanpa bantuan dari kita." jelas Raden pada sukmanya Lisa.

"Cara seperti itu memang sangat baik dalam menguji ketangguhan ragaku."

"Kekuatan pedang mustika Raja sangat lah kuat dan sakti, dulu kakekmu pernah memberantas siluman serigala menggunakan pedang itu, bukan hanya itu saja bahkan kakekmu pernah mengalahkan Pengeran Darya beserta seluruh pasukannya."

"Bukan kah pangeran Darya anak tunggal dari prabu Wisma?"

"Benar tuan.. padahal saat itu Pangeran Darya menyandang gelar sebagai raja iblis keganasan saat bertarung dan kekuatan yang sangat besar membuat ia dijuluki Raja iblis, namun semua itu tidak berarti saat berhadapan dengan kakekmu."

Tentang mengenai pedang mustika Raja, sebenarnya pedang itu merupakan milik mbak Sukim, mbak Sukim memang sengaja tidak memberikan pedang itu secara langsung kepada Lisa, maksud mbak Sukim melakukan seperti itu karena ia ingin menguji ketangguhan Lisa dan keberanian Lisa dalam menghadapi hal apapun.

"Kita harus mempersiapkan semuanya sebelum waktunya tiba, musuh yang akan kita hadapi bukan lagi tidak bisa dianggap remeh." Raden berkata sambil melihat ke arah sukmanya Lisa.

"Tapi.. bagaimana dengan diriku? seperti yang kamu ketahui, aku tidak bisa bertahan lama jika keluar dari ragaku, itu artinya aku hanya bisa bertahan beberapa saat."

Sukmanya Lisa merasa bingung karna ia tidak bisa bertahan lama jika keluar terlalu lama meninggalkan raganya, jika ia terlalu lama keluar dari dalam raganya Lisa akan sangat berbahaya bagi dirinya sendiri dan juga Lisa.

"Aku akan mencoba melakukan sesuatu agar tuan bisa bertahan cukup lama jika tuan meninggalkan ragamu.. pejamkan matamu tuan."

Seketika itu sukmanya Lisa langsung duduk bersilah sambil memejamkan matanya, ia mengerti dengan apa yang di perintahkan oleh Raden.

Raden terlihat menggerakkan tangannya dan langsung mengarahkan pada sukmanya Lisa, entah apa yang sedang ia lakukan, terlihat tiba tiba saja muncul cahaya putih dari arah tangan Raden yang seolah-olah masuk kedalam tubuh sukmanya Lisa secara perlahan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!