Dendam Roh Kaliztra

Setelah selesai makan, pak Baim kembali kemobil. Dia masuk dan langsung duduk dihadapan kemudi mobilnya. Sewaktu mau menjalankan kendaraan tersebut, pak Baim mendapatkan satu ide...

" Saya akan singgah disebuah masjid, agar arwah Kaliztra segera keluar dari dalam tubuh Jelly. Sekalian saya sholat mahgrib disana..." Pikir pak Baim didalam benaknya.

Sesaat ia melirik wajah wanita tersebut, dari balik kaca spion atas yang ada dihadapannya.

" Jelly, apa anda mau membeli sesuatu disini?" Tanya pak Baim dengan suara perlahan.

Seperti tadi, perempuan ini tak menjawabnya. Wajahnya tetap kaku. Ia Melihat kedepan dengan tatapan tajam, tanpa sekalipun mau berkedip...

Hem, kalau saja saya tak mengenali gadis ini dengan baik, sudah pasti saya akan meninggalkannya...Ujar pak Baim lagi seraya bergidik. Seluruh bulu romanya terasa berdiri seram seketika.

Didalam perjalanan tersebut, pak Baim merasakan, seperti ada yang menghipnotis kealam pikirannya. Lelaki ini melupakan niatnya untuk singgah kesebuah masjid. Padahal saat mereka sedang melewati tempat ibadah tersebut, suara azan mahgrib terdengar disana...

Heh, bukankah saya mau menjalankan sholat! Terus, kenapa pedal rem ini tak bisa berfungsi...?! Pikir pak Baim.

Berulang ulang kali sebelah kakinya berusaha menekan pedal rem, namun alat untuk menghentikan kendaraan itu tetap terasa blong. Bahkan akan bergeser dari tempatnya...

" Wah cela*a...! Jelly, Jelly...Mobil kita terus melaju, sebentar lagi akan terjun kedalam sungai...!!!" Pak Baim berteriak dengan wajah kaku dan rasa ketakutan.

Setelah merasakan injakan pada rem mobil blong... kini, setir kendraan itu pun tak dapat diputarnya lagi!

Lelaki ini semakin gugup. keringat sebesar jagung, jatuh berguguran...Tubuh pak Baim sudah bergetar hebat, menahan segenap perasaannya yang semakin mencekam...

Untunglah ada sebuah tanjakan pasir yang tampak menggunduk disepanjang pesisir sungai.

sehingga, disaat kendaraan mereka meluncur dengan cepat...Bagian depan mobil pun Reflek menabraknya!

Brakkk, Bug! Bug! Bugggg...!!!

Mobil berhenti secara keras! Menimbulkan suara Keributan yang terdengar secara tak menentu...Tubuh Pak Baim dan Jelly tampak berayun ayun sejenak, pada sandaran kursi. Menit kemudian, mesin mobil itu pun mati secara tiba tiba...

" Jelly...Jelly...Anda...Ya Allah, Jelly...Bangunlah! Bangunlah nona Jelly...!!!

Pak Baim menepuk nepuk kedua pipi milik Jelly. Tubuhnya pun digoyang goyangkannya dengan sangat kuat...Wanita tersebut ternyata sudah tak sadarkan diri, dengan luka robek yang tampak menganga dikeningnya. Darah segar seketika keluar, mengalir secara deras disana.

" Tolong...! Tolongggg...!!!" Tanpa sadar...pak Baim keluar dari dalam mobil, lantas berteriak teriak ditempatnya.

Suaranya terdengar lantang kemana mana...Membuat warga yang berada tak jauh dari lokasi kejadian itu, segera berdatangan menghampirinya.

" Ada apa pak? Bukankah anda bapak polisi yang tadi akan mengunjungi saya...?" Suara Bayu mengagetkan pak Baim.

Ternyata, kekediaman adik almarhum Kaliztra tak berada jauh dari lokasi kejadian tersebut.

" Iya Bayu, saya pak Baim. Saya yang sedang menangani kasus kematian kakak anda...Tolong, tolonglah saya...Itu... Itu..."

Pak Baim menunjuk kearah tubuh Jelly. Bayu bergegas menghampiri tubuh wanita itu. Lantas memopang kedalam pelukannya. Sesaat kemudian, ia terlihat sudah menggendong jelly...Keluar dari dalam mobil itu.

Tak berapa lama kemudian, serombongan warga juga datang kesitu. Secara bersama sama mereka memberikan pertolongan kepada pak Baim dan Jelly.

**********

Pak Baim bersama Bayu kini telah berada diruang perawatan Jelly berada. Wanita tersebut dibawa kesebuah rumah sakit terdekat yang ada disitu. Luka robek yang ada dibagian kepala Jelly, juga sudah dijahit dan diobati.

" Untuk sementara waktu, anda tinggal disini ya...Mungkin selama tiga hari." Kata pak dokter. Setelah selesai memeriksa keadaan Jelly.

Jelly tak menjawabnya...Tiba tiba saja wajahnya tampak memerah. Sejenak ia tersenyum dengan malu malu.

" Hallo pak Dude, Apa kabar anda...?" Kata Jelly sambil menatap kewajah pak dokter tersebut.

Sejenak pak dokter yang dipanggil dengan nama Dude itu terdiam, ia juga menatap Jelly. Lantas...

" Oh, ternyata anda masih mengingat saya...! Hah, anda kemana saja...!" Suara Dokter Dude memecahkan keheningan itu.

" Saya baru setahun ditempatkan dikota ini, pak. Ahirnya anda juga begitu. Kita bertemu disini...Sungguh suatu kebetulan yang sangat berarti..."

Penuturan dari Jelly tersebut, disambut tawa renyah oleh dokter Dude. Pria yang dulu sefalkutas dengan Jelly tersebut berusia dua puluh satu tahun. Ia memiliki tubuh sangat tinggi dan berotot. wajah dan gaya rambutnya, setara dengan artis artis korea diera terbaru kekinian.

" Selamat bertemu lagi, Jelly...Anda tak berubah, tetap cantik dan ceria seperti dulu kala..." Kata Dokter Dude lagi.

Jelly tambah tersipu mendengarnya..." Ah, anda ada ada saja, pak...Apakah dalam keadaan begini pun, saya tetap kelihatan cantik...?!"

Sambil berkata begitu, jelly menunjuk nunjuk kebagian jahitan keningnya. Serempak keduanya pun tertawa renyah.

Membuat pak Baim dan Bayu saling bertatapan dengan pandangan penuh tanda tanya.

Saat itu, mereka juga merasa lega... Karena Jelly telah sadar seperti semula. Mungkin hanya sedikit nyilu saja yang terasa. Akibat dari jahitan tadi.

" Maaf ya pak Baim, Bayu...Kami membuat suasana disini jadi tak nyaman..." Kata Jelly disela tawanya.

Ia kini melihat pada wajah pak Baim dan Bayu.

" Tidak apa apa Jelly...Kami juga senang kok mendengar obrolan anda dan pak dokter ini..." Sahut pak Baim ikut tertawa kecil.

Sedangkan Bayu, hanya menampakan senyuman indahnya, disana...

" Saya ucapkan terima kasih banyak, pak dokter...Karena anda telah membuat gadis ini menjadi ceria. " Ujar pak Baim dan Bayu hampir bersamaan.

Dokter tersenyum membalas mereka, " Iya sama sama. sekarang, saya pamit dulu ya..." Sambungnya lagi.

Lalu dokter itu memeluk tubuh jelly sejenak. Jelly juga membalasnya. Setelah itu, Dokter Dide pun berjalan keluar meninggalkan tempat tersebut.

" Pak, saya tak mau sendirian disini...Saya takut, pak..." Kata Jelly secara tiba tiba.

" Jangan takut Jelly, saya dan Bayi akan menjaga kamu disini..." Jawab pak Baim.

Jelly memandang kearah kedua pria itu. Rasanya tidak percaya.

" Tolong anda anda jangan tinggalkan saya, ya...Nanti saya akan minggat dari sini." Ancam Jelly, bicara dengan wajah serius.

" Iya, kami janji Jelly...Kami akan menemani anda secara bergiliran...Percayalah..." Baim berkata dengan nada pasti.

Pria yang setahun lebih muda dari Jelly ini, juga menampakan senyum manisnya. Sebuah gigi gingsul kirinya tampak disana.

" Baiklah, saya akan percaya kepada anda berdua..." Jelly menyahut dengan suara perlahan.

Selanjutnya, pak Baim dan Bayu segera duduk pada kursi yang ada disitu. Posisinya ada disisi ranjang, tempat Jelly berbaring.

Keduanya kemudian saling bertanya jawab, mengenai prihal kasus yang menimpa pada diri Kaliztra.

" Pada malam terakhir itu...kak Kaliztra meminta saya untuk mengantarnua petgi kesebuah acara ulang tahun seorang temannya. Karena, bang Doni tak bisa menemaninya. Bang Doni masih menghadapi ujian satu mata kuliah lagi. Makanya tak bisa datang..."

Bayu memulai ceritanya, lalu ia terlihat terdiam didalam duduknya, memandang kosong kesatu arah...Ia terbayang kembali, pada kisah dimalam naas itu terjadi...

Bersambung...