pernikahan, bagi sebaian orang adalah kata kata yang paling mengerikan. Karena terdapat tanggung jawab yang cukup besar didalamnya, belum lagi berbagai macam cobaan yang pasti akan ada menghampiri. Maka dari itu, banyak yang berfikir ribuan kali untuk memilih kata "aku siap untuk menikah" walau usia mereka sudah cukup matang.
Tapi tidak bagi dua anak manusia yang sudah dimabuk cinta ini, mereka tak perduli dengan apa yang ada didepan sana, yang terpenting mereka bisa selalu bersama untuk saat ini dan selamanya.
Bahkan mereka nekat kabur bersama dan melakukan pernikahan tanpa adanya satu orang pun keluarga termasuk orang tua mereka. Usia tidaklah jadi soal bagi keduanya.
Bagaimana kah kisah kedua anak manusia ini dalam menjalani pernikahan diusia dini...??
ikuti kisah mereka...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delia Ata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08
Setelah pertemuan beberapa waktu lalu, kini Arsel dan Aletta benar benar menjaga jarak, hanya komunikasi melalui pesan singkat dan sambungan suara yang mereka lakukan setiap harinya.
Hal itu tentu saja mampu membuat seorang Arsel kehilangan semangat. Ia pun menyibukan diri dibengkel guna mengalihkan kerinduannya akan Aletta. Cinta memang mampu membuat perubahan dalam diri seseorang, bahkan untuk remaja yang masih dianggap bocah oleh kebanyakan orang tua, menjadi dewasa sebelum waktunya dan memiliki rencana gila tanpa mengerti, bahwa pernikahan bukan hanya soal cinta saja.
Arsel kini semakin giat menekuni dunia yang sudah menjadi hobbynya sedari kecil. Walau pun Arsel belajar hanya secara otodidak, namun dengan tingkat kecerdasan otaknya, Arsel mampu menguasai bidang itu. "Siapa tau kan entar bisa bermanfaat ini ilmu,kalo gua jadi kawin lari sama Letta" kata kata itulah yang memicu semangatnya untuk terus belajar.
Berbeda halnya dengan Aletta, gadis itu mengalihkan semua perhatian dan rasa rindunya pada Arsel melalui buku bukunya. Kegemaran pada buku sejak ia mulai bisa membaca, membuat dirinya mengetahui banyak hal yang ada dan terjadi dibumi ini. Pengetahuan yang dimana orang lain belum tentu tau, Aletta mengetahuinya dari membaca buku. Pengawasan ketat yang diberikan oleh kedua orang tuanya, membuat dirinya mencari semua hal yang ia tidak bisa dapatkan jika hanya berdiam diri dirumah saja, oleh karena itu buku lah yang ia jadikan sumber untuk mendapatkan pengetahuan itu.
Waktu bagi Arsel untuk menjalani ujian nasional pun semakin dekat, begitu juga Aletta yang akan mengikuti ujian kenaikan kelas, semakin dibuat tak tenang. Fikiran mereka terbagi kemana mana.
Kemantapan hati Arsel untuk membawa Aletta pergi, jika nanti apa yang mereka tidak inginkan terjadi, mampu memicu semangat dan juga kembali fokus akan ujian nasional yang sudah menanti didepan mata. Arsel sadar banyak hal yang akan menjadi beban dan tanggung jawabnya nanti, jika ia dan Aletta harus melakukan rencana yang sudah dibuat. Maka dari itu baik Arsel mau pun Aletta mulai mempersipakan diri untuk menghadapi semua akibat dari jalan yang mereka ambil.
"Nyet, kelar dimari kita nongkrong yuk...!! udah lama kita enggak nongkrong." ajak Adam kepada Arsel.
"Gue mau kebengkel, mau operasi tulang besi." tolak Arsel.
"Loe kesambet apaan dah.? belakangan ini fokus loe belajar mulu. Kalo enggak belajar ya ngebengkel, sampe hari libur aja loe fokusnya kesono mulu." protes Adam.
"Gue lagi belajar gimana jadi manusia yang bertanggung jawab." sahut remaja itu.
"Sialan, udah kaya laki yang punya anak banyak aja loe." timpal Adam.
"Nasib cinta tanpa restu tuh kaya gini ya ternyata.?" cicit Arsel dengan dibarengi hembusan nafas beratnya. "Monyet Erlangga sama Admaja kemane nyet.?"Arsel gantian bertanya.
"Tau, engak ngeliat gue dari tadi." jawab Adam.
Semenjak kejadian dimana hubungan Adam dan Aletta diketahui oleh orang tua Aletta juga Danny, orang tua remaja itu melarang baik Aletta atau pun Danny bersahabat lagi dengan Arsel. Apa lagi saat mengetahui konspirasi diantara mereka.
Disatu sudut ruangan nampak Aletta sedang fokus dengan buku ditangannya. Ia sudah mulai bisa mengendalikan hasrat rindu bertemu dengan sang kekasih.
Aletta juga sudah mulai mempelajari sesuatu yang tidak seharusnya ia tau, dan belum juga waktunya ia pelajari. Aletta benar benar mempersiapan diri untuk segala kemungkinan yang akan terjadi didepannya nanti.
Rasa cintanya kepada Arsel semakin menguatkan tekadnya. Cinta diusia yang masih sangat belia, banyak pasti yang akan menertawakannya, jika tau apa yang menjadi niatnya saat ini. Tapi bagi Aletta itu adalah sebuah tujuan hidup dan kebahagiannya.
❤️
❤️
❤️
Tok tok tok
"Abang...!!" gedoran dan lengkingan suara sang mama, seketika saja membangunkan Arsel dari tidur nyenyaknya. Dengan mulut yang masih terus menguap dan mata yang belum terbuka dengan sempurna, Arsel berjalan kearah pintu lalu membukanya.
"Apaan sih mama.? tumben bener teriak teriak." protes Arsel kepada sang mama.
"Bangun abang, udah siang ini." kata sang mama "tuh ada Tiara dibawah." beritahunya kemudian.
"Apa..!" mata Arsel terbuka sempurna "mau ngapain itu mahluk.?" kata Arsel.
"Hus enggak boleh gitu ngomongnya."
"Udah biarin aja, males abang. Lagian juga mama sama papa itu apaan sih.? Abang kan udah bilang enggak mau, masih aja dijodohin sama itu mahluk." oceh Dion
"Siapa yang jodohin abang sama tiara.? emang mama sama papa ada pernah ngomong mau jodohin kalian.?"
"Lah waktu itu lagi kita nonton televisi bareng.? kan mama ngomong mau jodohin abang sama Tiara. Terus juga Tiara berapa kali ngomong soal tunangan mulu, mau ini lah mau itu lah...!!"
Imel yang mendengar ocehan anak kebanggaannya itu pun tersenyum, diraihnya tangan Arsel dan digiring duduk disisi tempat tidur. Diusap kepala Arsel dengan penuh kasih sayang.
"Mama sama papa waktu itu kan bertanya, abang mau apa enggak. Dan sekarang mama minta abang nemuin Tiara bukan karena menerima lamaran perjodohan orang tua Tiara, tapi lebih kesikap sopan santun. Walau abang tidak menyukai Tiara, tetap harus menghargai. Coba kembalikan kediri sendiri, kalau ada yang bersikap seperti itu sama abang, gimana perasaan abang..??" nasehat sang mama.
"Tapi kalo buat perempuan mulut sampah itu susah mama, ogah abang baik baik." saut Arsel ketus
"Abang.!" protes sang mama.
"Iya iya...!" Asel dengan masih tak terima, beranjak kekamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu ia segera turun kelantai bawah untuk menemui Tiara, gadis yang tidak ingin dilihatnya.
Sedangkan dikediaman Aletta, kini nampak kesibukan ada disana. Para ART serta tukang kebun terlihat bergerak kesana kemari membersihkan sekeliling rumah. Aletta sendiri kini tengah bersama sang mama menyiapkan hidangan yang akan disajikan untuk tamu mereka dengan dibantu oleh seorang koki. Aletta yang mengetahui jika Danny dan orang tuanya akan datang untuk makan siang bersama, hanya bisa diam dan menuruti saja kemauan kedua orang tuanya.
Setelah urusan makanan selesai, Aletta pun bersiap siap untuk menyambut tunangannya dan calon mertua. Aletta terlihat cantik dengan dress berwarna mustrad tanpa lengan dengan panjang sebatas lutut.Waktu menunjukan pukul sebelas siang dan para tamu yang ditunggu pun sudah nampak hadir diruang tamu kediaman Dimitri. Merasa masih ada waktu satu jam sebelum makan siang, Danny meminta izin kepada orang tuanya dan calon mertua, untuk mengajak Aletta berbincang ditaman belakang.
Tuh Danny dan temen2 cepetan kasih tau Arsel kalo hububgan mereka di restuin..