Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRAGEDI PART 2
Seorang anak kecil yang seharusnya tidak menyaksikan hal mengerikan, namun justru Reyhan di perlihatkan Ayah dan adiknya terbunuh di depan matanya.
Dengan begitu keji, empat orang membunuh tanpa ada rasa belas kasihan sedikitpun, "Ayah, kamu kenapa? Ada apa ini Bram, huh? Bukankah kalian berteman dari kecil? Kenapa kamu tega membunuh sahabatmu sendiri?"
Tangis seorang istri dan Ibu, yang melihat anak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi, seakan suara mereka memenuhi seisi ruangan tersebut.
"Gimana nih boss, mereka melihat wajah kita, kalau kita biarkan mereka hidup, takutnya mereka melaporkan kita ke polisi!" Bisik salah satu preman kepada Bram.
Melihat istri dan anaknya menangisi kematian suami dan anaknya, membuat hati Bram ragu, karena bagaimanapun dia juga punya seorang anak.
"Ayah, hiks.. hiks.. Alina, maafin Ibu, yang pergi terlalu lama." Isak tangis menggema di ruangan yang sudah di banjiri oleh darah, Reyhan hanya bisa menangis di depan jazad ayah dan adiknya.
"Ayahhh.. Ayahhh.. adik.. hiks.. hiks, huwaaaa, Ibu kenapa adik tidak bergerak, kenapa wajah Ayah di penuhi darah Ibu." Reyhan yang tidak mengerti di usianya yang masih kecil, mempertanyakan sebenernya apa yang terjadi kepada Ayah dan adiknya.
"Gimana ini Boss?"
Bram berfikir sejenak, langkah apa yang harus dia ambil, disisi lain target dia hanya temanya, bukan keluarganya, tapi justru Alina ikut terbunuh, tapi jika mereka di biarkan hidup maka dia sendiri yang akan kena akibatnya.
"Sudahlah Bram, bunuh saja kalau kamu membiarkannya hidup maka kamu yang akan celaka, dan di penjara."
"Istighfar Bram, lebih baik kamu bertobat."
"Jangan dengarkan dia Bram, ingat kamu punya istri dan anak, kalau kamu masuk penjara siapa yang akan menjaga mereka, huh."
Bram terdiam terpaku seakan-akan sedang ada yng membisikinya, hingga membuat dia ragu dan kebingungan, langkah apa yang harus dia pilih.
Bram mengangkat tangannya yang sedang memegang pisau, "Jangan Bram, dia istri dan anak dari teman yang selama ini membantumu, bertobat lah." Terdengar suara bisikan yang membisikan di telinga kananya.
Bram ragu sehingga dia menurunkan pisaunya kembali, Bram dilema, disisi lain jika dia membiarkan saksi mata hidup maka dia sendiri yang akan di habisi oleh Boss nya.
"Bunuh saja dia Bram, ingat kamu masih punya anak yang butuh makan, kalau kamu membiarkan mereka hidup, kamu yang akan mati Bram, oleh Boss kamu." Suara kiri seakan mendengar orang berbicara namun tidak ada wujudnya.
Itulah suara hati dan pikiran, yang sudah memenuhi jiwa dan raga seorang Bram, bisikan dari iblis yang mencoba menyesatkan manusia.
"Cepat bunuh mereka, tanpa meninggalkan jejak apapun."
Bram yang sudah di penuhi oleh bisikan setan, akhirnya memutuskan untuk membunuh satu keluarga dari temannya itu.
"Baik Boss, emmm.. Boss bolehkah kita bermain-main dulu sama cewek ini Boss, liat Boss, aje gileee bener, istrinya cantik dan mulus, sayang Boss kalau di lewatkan."
Mendengar penuturan salah satu rekannya, seketika membuat Bram, menelisik ke arah tubuh istri dari temanya itu, yang masih setia menangisi kematian suami dan anaknya.
Di lihatnya dari atas sampai kebawah istri temanya itu, yang memakai pakaian yang cukup membuat laki-laki manapun tergoda, apalagi cantik, putih dan mulus.
"Hemm.. pisahkan Ibu dan anak ini, seret wanita ini ke atas, biar aku yang terlebih dahulu."
"Beress Boss."
Akhirnya Reyhan di pisahkan dari ibunya oleh ke tiga preman itu, sedangkan Ibunya di seret ke lantai dua, untuk para bajingan itu menyalurkan hasratnya.
"Jangan..jangan aku mohon, jangan pisahkan aku dengan anakku, aku berjanji tidak akan melaporkan kalian kepada siapapun, asal biarkan kami selamat." Seorang Ibu yang memohon dan merapatkan kedua tanganya, agar ada sedikit rasa belas kasihan dari para preman itu.
"Ibu.. Ibu.. aku takut." Reyhan yang sudah berada di gendongan oleh preman itu, akhirnya di bawa keluar.
Ibu Reyhan di bawa ke lantai atas, dan di banting ke tempat tidur yang biasa dia tempati bersama suaminya.
"Bram.. aku mohon.. Bram kasihani aku dan anakku, bukankah kamu yang mengendong dia di waktu bayi, huh?"
Bram mulai ragu-ragu mendengar ucapan istri dari sahabatnya itu, tapi bisikan dan syahwat sudah memenuhi tubuhnya, sehingga dia tidak menghiraukan ucapan apapun.
"Cepat Bram, bunuh lakukan saja apapun yang kamu mau, toh sahabatmu sudah mati." Bisikan yang tadi menghilang seakan muncul kembali yang akhirnya membuat Bram gelap mata.
"Aku tidak bisa membiarkan kamu hidup, Ris, aku bahkan setiap hari menganggumi tubuhmu, dan sekarang aku diberi kesempatan untuk menikmatinya, apakah aku harus melepaskannya?"
"Jangan Bram, ingat kamu punya anak perempuan, jika kamu melakukan ini, maka kepak dia yang akan merasakan hal yang sama."
Bram murka mendengar penuturan dari wanita yang ternyata bernama Risa itu, karena dia seperti di sumpahi agar anaknya akan diperlakukan hal yang sama.
"Jangan pernah menyebutkan nama anaku, kamu tidak pantas mengucapkannya." Bram seakan sudah gelap mata dan akhirnya dia menampar Risa, dan mencekik leher Risa.
Hingga Risa kehabisan nafas, dan tidak sadarkan diri, ketika Risa sudah lemas dan tidak ada perlawanan lagi, Bram melucuti seluruh pakaian Risa dan dirinya.
Akhirnya Bram menyalurkan hasrat yang dari tadi dia tahan, seketika dia teringat akan kejadian dia memperkosa Ning, bersama sahabatnya, namun dia pula yang membunuh sahabatnya sendiri karena Bram merasa sahabatnya itu sudah mengkhianatinya.
Setelah selesai menyalurkan hasratnya, Bram keluar dari kamar itu, dan menyuruh ke tiga temanya untuk melakukan dengan secepat mungkin.
Bram berjalan ke arah halaman belakang, merasakan ketenangan di jiwanya setelah berhasil menggauli istri dari sahabatnya itu, Bram mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan koreknya.
Dia duduk di bangku kosong itu, dan memperhatikan anak laki-laki yang sedang sekarat tanpa ada rasa iba sedikitpun.
Terlihat darah mengalir deras di lehernya, seperti luka sayatan, mungkin temanya yang melakukannya, pikirnya.
Risa tersadar dari pingsan ya, walau dengan kondisi yang lemah, dia melihat ke tiga orang itu sedang menjamah seluruh tubuhnya.
Dengan sisa tenaga yang ia punya, ia memberontak, namun tiga banding satu bukankah lawan yang seimbang.
"Bajingan kalian.. dimana anakku?"
"Ssstttthhh.. diam wanita manis, mending kamu menikamatinya saja, iya gak?" Ucap salah satu preman kepada kedua rekanya.
"Yoi.. Bro, kita semalam mimpi apa yoh, bisa dapet cewek secantik ini, hahaha."
"Cuihh.. kalian menjijikan, kalian biadab."
"Hallahhh gak usah sok suci kamu, Kamu pikir suamimu alim? seperti yang selama ini dia tunjukan kepada kalian, HUH?"
"Kamu itu selama ini sudah di bodohi oleh topeng suamimu, mending sama kita-kita saja."
"Oh satu lagi, Suami mu juga memperkosa seorang wanita dan membunuh satu keluarga, HHahahahha."
Seketika Risa seperti tertampar oleh kenyataan, dalam benaknya dia berfikir 'Akh rupanya yang terjadi dengan dia dan anak-anaknya adalah, buah dari perbuatan sang suami, yang ia anggap selama ini suaminya sudah berhasil menjadi imam yang baik, dan Ayah yang baik untuk keluarga kecilnya.'
"Dimana anakku?" Masih dengan tubuh yang dijamah, Risa mencoba untuk memikirkan keselamatan anaknya, karena jika dia melawan dia takut akan di bunuh, dan tidak bisa menyelamatkan anaknya, tanpa Risa tahu, bahwa anaknya sudah terbunuh.
"Jika kamu berhasil memuaskan kami, kamu dan anak kamu akan selamat." Ucap salah satu preman bayaran.
Benarkah seorang bajingan yang sudah di kuasai oleh iblis, akan membiarkan Risa dan anaknya selamat?
***
Allah SWT berfirman:
"Qala rabbi bima aghwaitani la'uzayyinanna lahum fil-ardli wa la'ughwiyannahum ajma‘in"
“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS Al Hijr: 39 ).
Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla memberikan ma’af bagi umatku atas bisikan yang terbetik dalam hati mereka, selama belum dilakukan atau belum diucapkan. (HR. Bukhâri dan Muslim)
Ingatlah bahwa setan menggoda begitu indah dan lembut, sehingga membuat manusia gelap mata dan terbuai, hendaknya kita selalu mendekatkan diri kita terhadap Allah SWT.
Dan semoga kita termasuk hamba-hamba yang di lindungi-NYA, Amieennnnn
semangat
Subroto nampak dilema, entah harus membuang benda itu atau tidak. Tapi, jika di buang, dia sedikit tidak rela.
Kalau seperti kata-kata di atas, mungkin bisa sedikit baik
Itu mungkin sedikit lebih bagus
Setelah tanda titik, awali dengan huruf besar
Spasi
Mungkin ga perlu ada tanda , di kalimat (Ketika Subroto)
Itu bisa di gabung aja (Ketika Subroto mencari kunci lemari itu)
/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/......