“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Delapan
Kriring... kriring...
Suara Alarm Ana berbunyi.
Seketika itu pula langsung mengejutkannya dari tidurnya.
Setelah itu dia pun langsung buru-buru mencuci wajahnya ke kamar mandi terlebih dahulu, sebelum melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Apalagi saat ini tugasnya semakin bertambah, karena Aris pernah berpesan padanya agar setiap pagi dia selalu membuatkan bekal untuknya pergi kerja.
Karena lidah Aris benar-benar cocok dengan masakan yang di buat oleh gadis itu, dari pertama kali dia mencicipi masakannya saat bersama istrinya kemarin.
Oleh sebab itulah Aris langsung meminta Ana, agar selalu membuatkan bekal untuknya.
"Selesai." Gumam Ana senang. Setelah itu dia pun kembali bergegas ke arah kamarnya agar segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
*****
Aris benar-benar menepati janjinya hari ini, setelah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, dia pun langsung melangkahkan kakinya ke arah dapur.
Setibanya di dapur.
Di lihatnya bekalnya sudah tertata rapi di atas meja makan, di sana juga ada segelas susu putih dan juga Roti bakar untuk sarapan nya pagi ini.
"Pagi yang indah, andai setiap hari bisa menemukan pemandangan seperti ini." Gumam Aris, tanpa sadar bibirnya sudah tersenyum tipis saat membayangkan dirinya sudah ada yang mengurusnya saat ini.
"Apakah kemarin aku terlalu kasar
pada gadis itu?"
Aris sempat merasa menyesal karena sudah membentak Ana, walau bagaimanapun juga gadis itu sudah begitu berjasa, karena selama beberapa hari ini dia lah yang sudah mengurus semua keperluannya.
Baru sekitar 15 menit an Aris meninggalkan rumahnya, dia sudah di suguhi pemandangan seorang Ana yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya, gadis itu terlihat tengah berjalan kaki seorang diri, demi pergi ke sekolahnya.
"Pagi sekali dia berangkat sekolah hari ini, baiklah karena kau sudah berjasa padaku, aku akan mengantarkanmu ke sekolah terlebih dahulu," Gumam Aris.
Kik...kik..kik
Suara Klakson Mobil Aris.
Ana pun langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara Klakson Mobil barusan.
Namun setelah Ana melihat siapa yang mengelaksoninya itu, dia pun langsung melanjutkan langkahnya kembali dengan secepat mungkin, agar tak bertemu muka dengan majikan tampannya itu.
Saat melihat ulah gadis itu, Aris pun tetap berusaha mengejarnya dengan Mobilnya, demi mengantarkannya ke Sekolah pagi ini.
"Ana..." panggil Aris dari dalam Mobil, setelah berhasil mensejajari langkah gadis itu.
"Ya pak?" Ujar Ana seraya menghentikan langkahnya, dan berusaha tersenyum selebar mungkin, ke arah majikannya itu. Tapi berbeda sekali dengan tubuhnya yang sudah begitu gemetaran, saat teringat wajah sangar majikannya itu kemarin.
"Naiklah ke Mobil! aku akan mengantarmu ke sekolah." Perintah Aris.
"Ba...baik pak." Ujar Ana terbata-bata. Dia sudah tak lagi berani membangkang semua perkataan majikannya itu, takutnya Aris akan semakin bertambah kesal padanya.
"Fuh... gue ngelakuin ini semuakan, supaya gak ketemu ni orang, kok malah ketemu lagi, dan yang paling apesnya malah pake di antarin ke sekolah segala lagi."
Batin Ana. Tubuhnya semakin gemetaran saat duduk bersebelahan dengan majikannya itu.
"Ohh tuhan, apa sekarang dia akan melampiaskan semua amarahnya pada hambamu ini?" Batin Ana lagi saat melihat pria itu sudah mendekat ke arahnya, dia pun spontan langsung memejam kedua matanya karena takut.
Klikk.
Suara sabuk pengaman terpasang.
dia pun langsung tersadar saat mendengar suara itu.
"Kenapa kau langsung menutup matamu seperti itu?" Tanya Aris seraya mengerutkan dahinya saat melihat tingkah gadis itu.
"Ah enggak papa pak, tadi mata Ana tiba-tiba kelilipan," Ujar Ana memberi alasan.
Namun wajahnya tak dapat berbohong, kalau dia sudah salah paham akan majikannya itu.
Lagi-lagi Aris hanya diam saat mendengar jawaban gadis itu, Matanya langsung fokus ke arah depan kembali, demi melajukan mobilnya ke arah sekolah gadis itu.