Dapat melihat mahluk tak kasat mata, bukannlah impian dari semua orang. Begitu juga dengan seorang pemuda. Akibat menolong seseorang, pemuda itu harus mengalami musibah yang menyebabkan cerita hidupnya berubah seketika. Mendadak bisa melihat hantu, pemuda tersebut mengalami perjalanan hidup yang tidak biasa. Perjalanan hidup seperti apakah yang dialaminya?
**** ******. Bijak dalam memilih bacaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dalam Bungkus Gorengan
Ozil sangat tercengang begitu mendengar pengakuan para arwah yang saat ini sedang menunjukan senyum manisnya. Dia tidak menyangka kalau beberapa hari ini ada yang ngintip saat dirinya sedang mandi. Beruntung, hanya mandi, jika Ozil melakukan hal yang lain, tentu saja dia akan sangat merasa malu.
Jika boleh jujur, Ozil memang beberapa hari ini ingin melakukan solo di kamar mandi. Sebab, jiwa liar pemuda itu selalu meronta akibat dari matanya yang bisa melihat dengan jelas pemandangan indah dari balik pakaian tembus pandang para arwah itu. Hanya dengan melihat saja, Ozil sudah cukup tersiksa. Bayangkan jika mereka bisa saling bersentuhan, entah apa yang akan dilakukan pemuda itu.
"Jadi selama aku di rumah sakit, kalian ngintipin aku?" tanya Ozil yang masih bediri di dekat pintu dengan suasana hati yang masih dilanda rasa terkejut.
"Ya nggak ngintip sih, Bang, lebih tepatnya kita nonton kamu mandi,," ucap salah satu dari mereka dan langsung disambung dengan suara tawa oleh yang lainnnya.
"Ah sialan kalian. Lain kali jangan diulangi lagi," sungut Ozil yang langsung bergerak meletakan barang bawaannya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Punya kamu gede juga ya, Bang. Pasti banyak cewek yang doyan tuh," celetuk salah satu arwah lagi. Kini para arwah sedang mengelilingi satu pemuda yang sedang terbaring telentang.
"Sayangnya, nggak ada cewek yang doyan sama cowok miskin kaya aku," sungut Ozil lalu dia memiringkan tubuhnya. "Kalian jangan berisik, aku mau tidur." para arwah seketika saling melempar senyum dan tak lama setelahnya mereka lenyap entah kemana. Mengetahui teman temannya pergi, Ozil langsung berusaha memejamkan matanya hingga dia benar benar tertidur.
Suara ketukan pintu yang cukup keras dan terdengar beberapa kali, membuat Ozil yang masih terlelap, mau tidak tidak mau jadi terbangun. "Siapa?" teriak pemuda itu dengan suara khas orang bangun tidur.
"Aku!" sahut seseoang dari depan kamar kontrakannya. Ozil lantas menyuruhnya masuk begitu dia tahu siapa yang telah membangunkan tidurnya. Dia adalah salah satu temannya yang memang ngontrak di tempat yang sama, cuma mereka beda kamar. "Kamu tadi pulang jam berapa, Zil?" tanya Surya begitu dia memasuki kamar sahabatnya yang masih terbaring.
"Sekitar jam satu siang tadi," jawab Ozil sambil membangkitkan tubuhnya, lalu meregangkan kedua tangannya. "Apa ini sudah malam? Kok kamu ada di rumah?"
"Aku emang udah pulang. Kalau Cipto sedang beli gorengan tadi di depan, buat lauk," jawab Surya. "Kamu jadi kerja di tempat orang itu, Zil?"
"Jadi lah. Aku butuh. Kenapa?" tanya Ozil yang kini duduk bersandar.
"Ya nggak apa apa sih. Cuma ya mending aja, sekalinya dapat kerjaan, enak. Dapat Mess, makan. Gajinya utuh."
"Hahaha ... ya lumayan lah. Namanya juga rejeki, kan kita nggak tahu."
"Emang kapan kamu rencananya mulai kerjs?"
"Mungkin tiga hari lagi. Aku disuruh memulihkan kondisi tubuh terlebih dahulu."
Disaat bersamaan Cipto datang sambil membawa sekantung plastik gorengan dan juga dua nasi bungkus. "Kita numpang makan di sini ya, Zil. Kamu sudah makan belum?"
"Belum lah, orang aku baru bangun. Ya udah aku mau mandi dulu," tanpa menunggu persetujuan dari dua temanntya, Ozil langsung saja bangkit dan beranjak menuju kamar mandi setelah sebelumnya mengambil handuk.
Sebelum melepas semua kain yang melekat pada tubuhnya, Ozil mengedarkan pandangannya ke sekitar kamar mandi. "Aku tahu, kalian pasti sedang ngintip! Huu, dasar setan nakal!" tanpa sepengetahuan Ozil, ada yang tertawa di kamar mandi tapi memang tidak terlihat.
Tak butuh waktu lama, Ozil sudah terlihat segar dengan rambiut yang basah. Dia hanya memakai celana kolor saat ini dan langsung duduk kembali bersama dua temannya yang telah selesai makan. Aroma dari asap rokok langsung memenuhi kamar tersebut karena dua teman Ozil. Di sana hanya ada sisa gorengan yang dibungkus dengan koran bekas. Ozil pun menarik koran yang dibentuk kantong tersebut untuk mengambil gorengan di dalamnya.
Saat melihat salah satu sisi koran itu, kening Ozil langsung berkerut. Disana ada sebuah berita kehilangan dengan disertai sebuah foto. Ozil merasa familiar dengan wajah orang di foto tersebut. Agar lebih jelas, Ozil mengangkat kantung dari koran bekas itu dan memperhatikan dengan baik wajah orang yang ada di koran tersebut sambil otaknya terus bepikir. Tak lama kemudian, mata Ozil membelalak.
"Ini kan?"
...@@@@@@...