Awal mulanya gadis desa datang ke kota untuk bekerja, siapa sangka dia akan berminat melanjutkan pendidikan di kampus islami karena sering ikut dengan kedua sepupu kembarnya ke kampus, bahkan dikira dia mahasiswi pindahan dari luar kota padahal baru tamat SMK di desa. Cinta gadis tersebut harus Pupus karena cintanya harus terpatahkan oleh takdirnya.
Penasaran dengan kisah Cita dan Cinta dari gadis desa tersebut? ayuks simak ceritanya hanya di noveltoon, jangan lupa like, kritik dan sarannya readers kuuuuu ◇◇♡♡♡◇◇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IYP 25
_happy reading_
Hari-hari berlalu, Nurul sibuk dengan kuliahnya. Kini tiba saatnya ujian akhir semester. Dia belajar dengan tekun supaya bisa menjadi mahasiswi terbaik pertama. Itu impiannya.
"Pengen juga jadi mahasiswa terbaik, gimana rasanya ya!" batin Nurul membayangkan.
"Mbak Isti itu cerdas, pintar, rajin, baik dan sholehah makanya dia bisa jadi juara umum." gumam Nurul pelan membayangkan.
Dia sedang berada di kamar kos sendiri karena Janah sedang pulang kampung sebelum ujian akhir. Sedangkan mahasiswi yang lain sedang sibuk di kamar masing-masing.
Malamnya Nurul istirahat, di tidur dengan pulas. Karena berhubung hari Ahad maka menjadi hari mencuci bagi mahasiswa. Tetapi Nurul sudah mencuci setiap hari ketika dia sedang mandi.
Ponsel Nurul berdering, Nurul masih asyik di atas kasur dengan malas dia mengambil ponselnya.
"Ha? Jam tujuh! Bisa-bisanya kesiangan, siapa yang menelfon ya!" gumamnya pelan membuka ponselnya lalu melihat nama dilayarnya adalah sang kekasih.
"Tumben." celetuk Nurul. Dia bangun siang karena sedang libur shalat atau menstruasi. Nurul menghubungi kembali tetapi tidak diangkat.
"Kebiasaan, maunya saja dia yang menelfon duluan. Kalau aku yang menelfon tidak digubris." gerutu Nurul menyimpan ponselnya asal lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah dan mempersiapkan sarapan untuk dirinya.
Usai sarapan, ponsel Nurul kembali berdering lalu dia mengangkatnya. "[Halo]" ujar Nurul pura-pura malas padahal dalam hati tersenyum bahagia.
"[Lagi apa? Kenapa baru diangkat telefonku? Kemana saja tadi?]" cerocosnya dengan nada tegasnya. Nurul menjauhkan sedikit ponselnya supaya tidak memekakan telinga mendengar ocehan kekasihnya.
"[Hehehe]" jawab Nurul sambil nyengir meski tidak nampak didepan Dirman. "[Bangun kesiangan sayang, ini baru selesai sarapan jam delapan]" jawab Nurul jujur.
"[Kapan jadwal ujian?]" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"[Besok sampai Jumat]" jawab Nurul. "[Ada apa?]" tanya Nurul penasaran, dari nada bicaranya Dirman kayak ada sesuatu yang ingin disapaikan, pikirnya.
"[Tidak ada apa-apa. Fokuslah belajar supaya cepat lulus]" jawabnya ambigu. Nurul menanggapinya dengan senyuman manisnya.
"[Tentu lah, memangnya kakak sudah tidak sabar ya untuk meminangku?]" tanyanya malu-malu.
"[Nanti kita bicarakan ini lagi kalau sudah serius, sekarang fokus belajar, kuliah biar sukses]" jawabnya lagi.
Nurul hanya mengangguk pasti. Setelah selesai menelfon, Nurul membereskan piring dan gelasnya untuk dicuci.
"Ada apa ya? Aneh deh kak Dirman." batin Nurul bermonolog sambil menyimpan piring ke atas rak.
"Jangan melamun kak, nanti piringnya pecah." tegur sang junior tetangga kamar. Nurul hanya tersenyum sambil mengangguk menanggapi ucapan juniornya.
"[Nak, mama mau ke Kota sama adikmu. Apalagi tantemu habis melahirkan]" pesan masuk di ponsel Nurul ternyata dari sang ibunda tercinta.
Nurul bahagia karna sang mama akan datang ke kosnya. "[Iya ma, Nurul tunggu ya! Mama sehat-sehat semua di kampung]" balas Nurul dengan penuh senyum.
"[Iya nak, kami baik-baik saja]" balas sang mama. Usai berbalas pesan, Nurul fokus belajar kembali supaya mampu menjawab semua pertanyaan sang dosen.
Nurul termasuk mahasiswi yang tekun tetapi dia mudah terbujuk oleh lingkungan. Maka jika lingkungannya baik dia akan menjadi baik, begitu sebaliknya. Jika lingkungan buruk maka dia akan mudah terpengaruh.
Usai ujian akhir, kini saatnya liburan telah tiba. Sang Mama datang ke Kota untuk menjenguk sang Putri. "Mama, Nurul kangen." ujarnya manja. Mama hanya tersenyum saja.
Mama dan Nisa sang adik bungsu diajak masuk ke dalam kamar oleh Nurul. "Enak gak kak ngekos?" tanya adik Nisa dengan polosnya.
"Seru, kita jadi mandiri dan bebas belajar tanpa ada yang panggil-panggil untuk menyuruh." jawab Nurul sambil melirik ke arah sang mama. Mereka beristirahat di Kamar, Janah sudah kembali pulang kampung setelah Ujian akhir.q
...----------------...
Terima Kasih Sudah Mampir ♥︎♡♥︎
Mampir di karya Thor yg lain yaaa, nanti kalau ada waktu luang, Thor akan lanjutkan Insya Allah.