Menikah dengan ketua preman bagaimana bisa?
Ayunda Putri hanya berniat berteduh saat hujan disebuah pos ronda sepi sepulang kerja.
Tapi diwaktu bersamaan seorang pria berpenampilan preman tiba tiba datang ketempat itu dengan mengaku sedang dikejar oleh seseorang padanya dan memintanya untuk diam agar si pengejar tidak bisa menemukan sipria.
Awalnya semua baik baik saja sampai kejadian tidak terduga terjadi dengan mereka berdua yang membuat mereka harus dinikahkan paksa malam itu juga oleh penduduk kampung setempat..
Nasib sial atau malah keberuntungan bagi Ayunda karena harus menjadi istri dadakan Sulaiman Yazid seorang ketua preman yang sangat ditakuti oleh banyak orang?
Penasaran cus silahkan baca ya reader🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.Tanda Merah Didada.
"Hey Yun!".
Reflek Ayunda menoleh kebelakang kearah Widia yang memanggilnya dan sedang berjalan menghampirinya yang akan menuju bangunan Mall tempatnya bekerja setelah tadi berpisah dengan Iman di Halte.
"Lo baru datang Wid?Gue pikir lo udah datang dari tadi?",celetuknya dengan berjalan beriringan bersama Widia.
"Gue kesiangan",terangnya dengan suara pelan.
"Kesiangan?Kok bisa?".
"Hehehe".
Widia meringis mendengar pertanyaan Ayunda.
"Ngapain Lo bisa kesiangan?", tanya Ayunda lagi.
"Gue tadi malam kencan tipis tipis lagi sama mas bebeb setelah pulang kerja Yun karena itu kesiangan".
"Kencan tipis tipis bagaimana?",tanya Ayunda tidak mengerti.
"Ya...awalnya setelah dia njemput gue waktu baru turun dari bis kami jajan cilok bareng lalu ....".Widia tiba tiba menggantung ucapannya membuat Ayunda reflek menyeletuk.
"Emang dimana kalian Jajan cilok?",tanyanya penasaran karena merasa heran masa iya cuma gara gara jajan cilok bareng cowoknya Widia bisa sampai kesiangan dan hampir terlambat kerja.
"Ditaman kota",terang Widia.
"Taman kota? kok jauh amat jajan ciloknya?".
"Namanya juga pacaran Yun masa iya jajan cilok depan rumah kan nggak seru".
"Kan lebih dekat", celetuk Ayunda.
"Iya dekat yang jualan tapi nggak bisa deketan Ama ayang beb Yun".
Mendengar itu Ayunda lalu menatap Widia kesal.
"Emangnya kenapa kalau nggak bisa deketan kan kita memang nggak boleh terlalu Deket sama lawan jenis kalau belum sah".
"Ah Lo kuno amat sih Yun.Pacaran nggak Deket deketan atau tempel tempelan itu nggak asyik".
"Otak Lo tu ya terlalu me*um",celetuk Ayunda dengan berjalan lebih dulu meninggalkan Widia.
"Makanya Yun Lo pacaran juga supaya Lo nggak cupu!",ucap Widia keras yang membuat Ayunda langsung menoleh.
"Biar aja gue cupu yang penting gue nggak gesrek kaya Lo",balas Ayunda.
"Nggak harus sampai bagian bawah melakukannya rasanya tetap luar biasa kok Yun",ucap Widia lagi yang membuat Ayunda kesal.
"Dasar otak kotor",gerutunya dengan berjalan keruangan loker tempat menyimpan pakaian mereka untuk berganti dengan seragam kerja yang akan dipakainya saat bekerja.
"Ayolah Yun coba pacaran ya?",bujuk Widia yang sudah berada disampingnya lagi.
"Apaan sih Wid Lo jangan aneh aneh deh".
"Kasihan siWawan tu udah ngebet banget sama Lo sebaiknya Lo terima aja, kan lumayan toh Wajahnya nggak jelek jelek amat masih layak dibawa ditengah orang Yun".
"Wid stop jangan ngaco, gue udah bilang nggak minat pacaran apalagi sama si Wawan!",hardik Ayunda mulai kesal dan segera melepas baju yang dipakainya untuk berganti dengan seragam kerja yang akan dipakainya.
Tapi saat dia sudah melepas bajunya dan hanya menyisakan bra yang dikenakannya tiba tiba Widia terpekik keras membuat Ayunda ikut terkejut.
"Yun tanda apa itu didadamu?!", teriaknya yang reflek membuat Ayunda menutupi dadanya dengan bajunya agar Widia tidak bisa lagi melihat bagian pribadinya itu yang ternyata disana terdapat beberapa tanda merah karena apa yang dilakukan Iman tadi malam padanya.
"I...ini digigit nyamuk!",elaknya berharap Widia percaya.
"Hah nyamuk?Nyamuk apa?".
"Ya.... nyamuk kok masih bertanya nyamuk apa sih.Udah sana minggir gue mau ganti baju Wid nanti keburu Bu Diah menegur kita".
Widia menyingkir sambil tersenyum smrik kearah Ayunda.
"Kayanya kamar kost Lo punya spesies nyamuk langka ya Yun jadi kapan kapan pengen liat nyamuknya Segede apa sampai merahnya bisa gede dan sebanyak itu. Nggigitnya juga dia tau tempat banget".
Ayunda memilih tidak menanggapi ucapan Widia dengan cepat cepat memasang seragam kerjanya karena dia tau kalau dia menanggapinya lagi pasti Widia akan terus mengoreknya dan dia yakin itu tidak ada habisnya sampai dia tau yang sebenarnya.
"Gue duluan",ucap Ayunda dengan pergi meninggalkan Widia lebih dulu dari ruang ganti itu.
"Nanti malam gue mampir ya kekost lo Ama ayang bebeb buat meriksa nyamuk yang ada dikost Lo!",teriaknya yang tidak ditanggapi oleh Ayunda dan memilih terus pergi dari tempat itu.
***
"Bos akhirnya Lo datang",ucap Imron saat melihat Iman berjalan masuk kebengkel motor yang belum buka karena hari masih pagi saat itu dan jam buka bengkel biasanya pukul 9 pagi.
"Ada apa Lo nelpon minta ketemu gue disini?",tanya Iman dengan masuk kedalam ruangan yang berupa ruang kantor merangkap ruang istirahat untuk Iman.
"Pihak Ridwan minta ketemu bos".
"Mau apa?Bukannya masalah kita dengan pihak mereka kemaren udah beres".
"Ini katanya soal wilayah di Area Mall Senopati".
Seketika Iman menghentikan gerakannya yang sedang melepas kaos yang dikenakannya.
"Mall Senopati?",gumamnya karena ingat kalau Mall itu tempat kerja Ayunda.
"Iya bos".
"Kenapa dengan daerah itu bukannya itu masuk daerah kita dan sudah ada Sukron yang mengawasi daerah itu".
"Itu benar bos,tapi Perwakilan Ridwan bilang mereka ingin minta bagian dari wilayah itu".
Seketika Iman memalingkan tubuhnya dan mengurungkan niatnya semula yang berniat ingin berganti baju dan memilih bertelanjang dada lalu duduk dikursi besi yang ada diruangan itu menghadap Imron.
"Kapan dia menghubungimu? Lalu apa kata Sukron?".
"Sukron belum menghubungiku bos.
"Kalau begitu hubungi dia bilang gue mau ketemu dia nanti sore".
"Iya bos.Tapi tadi malam bos dari mana?Kok setelah dari bengkel tiba tiba langsung pergi begitu saja dan sepanjang malam nggak bisa dihubungi?",tanya Imron dengan melirik kearah Iman yang menyulut sebatang rokok.
"Gue pulang",jawab Iman dengan menyesap rokok ditangannya dan menghembuskan asapnya keudara.
"Pulang?Bukannya bos sudah lama nggak pernah pulang lagi?".
Seketika Iman menyipitkan matanya mendengar pertanyaan Imron.
"Apa maksud pertanyaan Lo barusan?!",tanyanya dengan dingin.
Buru buru Imron menggeleng.
"Ngak ada bos.Aku salah bicara",jawab Imron dengan tidak berani menatap kearah Iman yang diam tidak mengatakan apapun tapi terus saja menyesap rokok ditangannya hingga membuat asap rokok diruangan itu mengepul banyak.
"Keluarlah gue mau buka bengkel sebentar lagi.Urusi urusan Lo dengan benar kalau masih mau terus ikut gue",usir Iman pada Imron yang langsung diangguki oleh pria bertubuh gempal dengan banyak tato seperti yang dimiliki Iman itu.
"Ingat pesan gue tadi!",teriak Iman sebelum Imron benar benar keluar dari bengkelnya.
"Baik bos nanti akan aku sampaikan pada Sukron kalau bos mau ketemu dia sore ini".
Iman tidak lagi menjawab ucapan Imron tapi memilih diam dengan kembali menyulut sebatang rokok setelah rokok yang baru saja dihisapnya itu tersisa sedikit dan membuangnya keasbak yang ada dihadapannya.
Iman memang perokok sejati tapi hanya merokok karena untuk alkohol dan yang lain dia menolak dengan tegas melakukannya meski lingkungan hidupnya selalu penuh dengan orang orang seperti itu tapi dia berusaha tetap tidak terpengaruh dari sejak pertama kali dia terjun kelingkungan itu.
Hafiz yg sudah merebut Aisyah.
akan merebut juga Ayunda....
Hajar aja Man......
pala pucing ya..... kacian....