"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
Ares memperhatikan jari lentik Nao yang perlahan masuk menyingkap celana pendek yang dikenakannya.
Bagi Nao ini mungkin berlebihan layaknya ia berulah seolah menggoda kakak tirinya, namun demi melihat bukti itu dengan debaran jantung yang tak karuan Nao menyingkap celana Ares.
Greph!
Tangan kekar Ares menghentikan jari lentik Nao yang terus menyelinap masuk. "Mencari sesuatu atau ingin menggodaku?."
Nao tak langsung menjawab, kenapa pria di hadapannya ini seolah tahu isi hatinya. "Aku hanya memeriksa sensitivitas mu." Jawabnya bohong.
"Bukankah itu berbahaya?." Potong Ares seraya terjun kembali ke kolam renang, keduanya kini berhadapan dengan jarak yang begitu dekat.
Deg!
"Sorot mata itu..." Batin Nao.
"Oke langsung saja aku hanya ingin melihat tato yang ada pada paha-mu kakak angkuh." Lanjutnya.
Ares tak langsung menjawab. "Itu sebabnya kau menginginkanku mengajarimu berenang?."
"Hmmm mengapa tidak?."
"Ikuti aku!." Ares mengajari Nao setiap gerakan renang yang benar. "Lakukan ulang, jika kau berhasil melakukannya sama persis maka kau bisa melihat tato-ku."
Tanpa menjawab Nao langsung melakukannya, sementara Ares kembali duduk di tepi kolam melihat gerakan Nao.
Ben yang melihat dari kejauhan menghela nafas berat. "Ini salah, tak seharusnya kakak dan adik tiri seperti itu." Pria itu melanjutkan kembali pekerjaannya. "Sepertinya Nao mulai menyadari sesuatu."
Nao muncul ke permukaan air dengan nafas terengah-engah namun ia berhasil melakukan tantangan Ares dengan baik.
Ares tersenyum menyeringai entah apa maksudnya.
"Diam dan jangan memberiku tantangan lagi!." Ujar Nao sedikit kesal ia mendekati Ares lalu menyentuh lutut pria itu menyingkap perlahan celana pendeknya untuk melihat sesuatu.
"Bagaimana?."
Nao terdiam matanya tak berkedip setelah melihatnya.
Tragedi malam itu kembali teringat.
Flashback on
Si sebuah pesta meriah yang banyak dihadiri para pejabat dan orang berada.
Anna menepuk punggung Nao berusaha menenangkan dimana Nao tengah menyaksikan kekasihnya bercinta dengan kakak tirinya sendiri Angel (anak tiri dari papa Nao).
Nao merasakan pengkhianatan yang cukup menyakitkan, dimana ia mencintai Aiden kekasihnya sebelum bertemu dengan Rony.
"Jika ingin menangis menangis-lah aku tahu perasaanmu Nao." Ujar Anna ikut merasakan sakit.
"S*al bajingan!." Kecam Nao. "Tidak! kenapa harus menangis? buang-buang waktu untuk menangisi dua manusia tak tahu diri itu!."
"Ya lupakan kita datang ke sini untuk bersenang-senang Na." Lanjut Anna mendukung sahabatnya agar tidak memikirkan mereka.
Nao meneguk minuman bersama Anna, keduanya ikut menari mengikuti alunan musik melepaskan masalah yang sedang terjadi.
Dalam waktu bersamaan di pesta dansa topeng itu muncul 3 orang pria, dari bentuk tubuhnya mereka tampak tampan sehingga banyak gadis yang menggandrungi.
"Siapa mereka?." Tanya Nao.
"Katanya anak pejabat salah satunya merupakan pemimpin perusahaan besar negara ini." Jawab Anna.
Terlintas hal gila dalam benak Nao dimana ia akan balas dendam kepada Aiden. "An aku harus pergi dan bersenang-senang."
"Of course girl lakukanlah." Anna kembali menikmati pesta itu sementara Nao berlalu menuju kamar penginapan VVIP.
Nao membayar mahal dan meletakkan sebuah kamera tersembunyi. "Kau pikir aku tak bisa sepertimu Aiden!."
Nao akan nekat walaupun dalam lubuk hatinya terasa deg-degan, wanita cantik itu kembali ke kerumunan menghampiri salah satu pria putra pejabat bertopeng hitam pekat. "Hai bisakah aku meminta bantuanmu?."
Pria itu tak langsung menjawab ia melihat seksama wanita cantik di hadapannya.
"Oh tentu nona." Jawab antusias pria yang satunya.
Namun pria bertopeng hitam pekat itu menahan tubuh temannya. "Diam dan kembali berpesta!."
"Oke baiklah." Balasnya seraya pergi seperti tak terima namun apa daya.
"Apa yang bisa ku bantu dan sebutkan imbalannya?." Tanya pria bertopeng itu dengan suara beratnya yang cukup membuat Nao menelan saliva.
Nao menyunggingkan senyum manis dengan perlahan jari lentiknya menyentuh rahang tegas pria bertopeng. "Tidur di atasku dan menghabiskan malam."