NovelToon NovelToon
Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Teen School/College / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Akademi Valdris. Medan perang bagi calon jenderal, penasihat, dan penguasa.

Selene d’Aragon melangkah santai ke gerbang, hingga sekelompok murid menghadangnya.

"Kau pikir tempat ini untuk orang sepertimu?"

Selene tersenyum. Manis. Lalu tinjunya melayang. Satu tumbang, dua jatuh, jeritan kesakitan menggema.

Ia menepis debu, menatap gerbang Valdris dengan mata berkilat.

"Sudah lama... tempat ini belum berubah."

Lalu ia melangkah masuk. Jika Valdris masih sama, maka sekali lagi, ia akan menaklukkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#35 : Perang Kata - Kata

Di tengah aula yang megah, kilauan lampu gantung memantulkan bayangan samar pada lantai marmer yang dingin. Para bangsawan berdiri kaku di sekeliling ruangan, jubah mereka berdesir setiap kali mereka bergerak sedikit, mencoba menahan ketegangan yang merambat ke udara. Bisikan-bisikan nyaring berbaur dengan denting halus gelas anggur yang digenggam oleh tangan-tangan bersarung sutra.

Magnus, berdiri tegap di atas tangga kecil yang mengarah ke singgasananya, menatap lurus ke arah Emilia. Sorot matanya tajam, seperti mata elang yang mengunci mangsanya.

"Emilia," suaranya bergema, tenang namun penuh kekuasaan. "Mengapa kau menyebarkan rumor bahwa Selene bukan putri kandung Gideon dan Isolde?"

Sejenak, hening menyelimuti aula. Para bangsawan menahan napas, mata mereka bergerak gelisah antara Kaisar dan Emilia. Beberapa orang secara naluriah melangkah setengah inci ke belakang, seolah takut terlibat dalam badai yang akan datang.

Emilia menegakkan bahunya, berusaha mempertahankan ketenangannya meski ada ketakutan samar yang bersembunyi di balik sorot matanya. "Yang Mulia, aku hanya menyampaikan kenyataan. Aku berbicara dengan para putri bangsawan lain, dan itu hanyalah obrolan biasa. Jika ini dianggap sebagai kesalahan, aku meminta maaf, tetapi bukan niatku untuk menyinggung siapa pun."

Selene tertawa pelan, nada suaranya ringan namun berbahaya, seperti pisau tipis yang menyelinap di antara sela-sela daging. "Menarik sekali," ujarnya, melangkah maju hingga kilauan matanya tertangkap oleh semua orang yang menyaksikan. "Tapi aku penasaran, bagaimana kau bisa begitu yakin aku bukan putri kandung? Apakah kau menyelidiki latar belakangku, Emilia? Aku sendiri baru mengetahui kebenaran ini belum lama ini. Dan setahuku, selain orang tuaku, tidak ada satu pun yang mempertanyakan hal ini. Jadi... apakah kau begitu tertarik padaku? Atau—" ia memiringkan kepalanya sedikit, tatapannya tajam menusuk, "—apakah kau takut padaku?"

Sebuah bisikan histeris terdengar di sudut ruangan. Beberapa bangsawan wanita saling bertukar pandang, sementara yang lain menatap Emilia dengan penuh minat, menunggu reaksinya. Lucian, sang putra mahkota, berdiri diam dengan ekspresi netral, namun matanya yang gelap menyelidik Emilia dengan seksama. Damien, yang bersandar di salah satu tiang, menyentuh dagunya dengan jemarinya yang panjang, bibirnya melengkung dalam senyuman samar. Sementara itu, Vivianne menonton dari samping, sorot matanya berkilat dengan kepuasan tersembunyi.

Emilia tidak bisa menjawab. Jika ia mengakui telah menyelidiki Selene, itu hanya akan menambah kecurigaan yang lebih besar akan motifnya. Ia melirik Eleanor Rosenthal, berharap ibunya akan mencairkan situasi.

Eleanor menarik napas dalam, lalu berbicara dengan anggun, "Yang Mulia, mohon maaf atas gangguan dalam perayaan ini, tetapi tidak tepat jika hanya menyalahkan putriku. Putriku hanya menyampaikan fakta, sementara yang bertindak kasar adalah Selene."

Selene mendengus, matanya berkilat berbahaya. "Fakta, katamu? Aku hanya bertanya apakah putrimu menyelidikiku dan apa tujuannya. Karena tidak ada seorang pun yang mengetahui statusku. Dan mengenai gadis dari keluarga Lorraine—itu salahnya sendiri karena bodoh."

Eleanor terdiam sesaat, sebelum menyempitkan matanya. Tapi sebelum ia bisa membalas, Selene menatapnya langsung dan berbicara, suaranya tenang namun membawa tusukan mematikan. "Sebagai seorang ibu, aku ingin bertanya... apakah seseorang yang menyebut ibuku seorang pelacur bisa dimaafkan? Eleanor Rosenthal, kau juga seorang ibu, bukan? Bagaimana jika seseorang menyebutmu seorang pelacur? Apakah kau bisa menerimanya?"

Wajah Eleanor menegang. Mulutnya terbuka sedikit, seolah hendak mengatakan sesuatu, tetapi kata-katanya terhenti di tenggorokannya. Ia melirik Cassian, suaminya, dengan penuh harap, menginginkan pembelaan.

Namun Cassian tetap diam.

Eleanor mencoba lagi. "Ini hanyalah pertengkaran anak-anak. Tidak seharusnya menjadi masalah sebesar ini—"

Selene memotongnya dengan nada yang lebih dingin. "Anak-anak? Apakah menurutmu anak-anak akan mengatakan bahwa bahkan Kaisar Magnus tidak bisa berbuat apa-apa? Ataukah ini berarti kalian tidak menganggap Kaisar? Apakah menurut kalian posisi kalian lebih tinggi dari Yang Mulia?"

Seluruh aula jatuh dalam keheningan. Tatapan tajam Magnus menyapu ruangan, dan para bangsawan yang tadinya bergumam langsung membisu. Beberapa menundukkan kepala, menghindari sorot matanya.

Eleanor ingin membantah, tetapi Selene berbicara lebih dulu. "Jangan katakan itu tidak benar, karena bukan hanya aku yang mendengarnya. Semua orang di sini juga mendengarnya. Putrimu mengatakannya dengan begitu bangga."

Aula terasa semakin dingin. Cassian akhirnya menghela napas, lalu berkata dengan nada berat, "Diamlah, Eleanor. Ini adalah kesalahan putrimu."

Eleanor menoleh padanya, matanya membelalak. "Cassian! Apakah kau tidak peduli dengan reputasi keluarga kita?"

Cassian menatap istrinya dengan ekspresi datar. "Itu salahnya sendiri karena bertindak bodoh. Ini tidak ada hubungannya dengan keluarga kita. Dia mungkin putriku, tetapi aku tidak pernah mentolerir kebodohan dan keangkuhan."

Emilia menegang, wajahnya memucat. Magnus akhirnya berbicara, suaranya tajam seperti pedang. "Putri Emilia, aku akan menganggap ini sebagai peringatan." Tatapan dinginnya menyapu Emilia, dan meskipun ia tidak menjatuhkan hukuman langsung, ekspresinya sudah cukup untuk membuat seluruh aula mengerti: ia tidak menyukai Emilia.

Kerumunan mulai bubar dengan cepat. Para bangsawan bergerak menjauh, beberapa berbicara dalam bisikan tertahan. Emilia tetap berdiri di tempatnya, sementara Eleanor berjalan pergi mengikuti Cassian, masih berusaha berdebat dengannya.

Di dekat pilar, Vivianne menyeringai, lalu berbisik pelan ke arah Emilia, "Bersiaplah... mungkin kesempatanmu menjadi putri mahkota akan hilang."

***

Di luar aula, Selene berjalan santai di sepanjang lorong yang diterangi cahaya lilin. Regis berjalan di sampingnya, namun sorot matanya yang tajam terus tertuju padanya, membuat bulu kuduk Selene meremang.

Akhirnya, Selene menoleh dengan sedikit tidak nyaman. "Kepala Akademi... aku masih seorang gadis kecil. Jangan menatapku seperti itu, atau aku bisa salah paham."

Regis tersenyum tipis. "Selene."

Selene menghela napas. "Apa?"

Regis tetap menatapnya. "Selene... Everhart."

Selene secara refleks menjawab, "Kenapa kau terus memanggilku begitu?"

Namun, begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya, ia tersentak. Ia menoleh ke arah Regis, matanya membelalak sedikit, dan menyadari kesalahannya.

Regis tersenyum penuh makna, matanya berkilauan dengan sesuatu yang tidak bisa diartikan.

1
sasa adzka
Luar biasa
sasa adzka
Lumayan
Nurhasaah
bagus banget karya mu thor jalan cerita dan penataan kata per kata nya sangat rapih jdi para pembaca bs dapet feel nya .. semangat thor semoga cerita ini bs di lanjut lagi
Ita Xiaomi
Emak yg sangat menyayangi anaknya. Tetap ditimang meski dah tuir😁
Aulia
thor bagusss bangettt ceritanya, wow kagum sama alurnya beda dari yang lain.
Seojinni_: Wah makasih kak 😍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Magnus itu adik yg baik menurutmu lg ngapain tuh?
Seojinni_: Magnus gak sadar adeknya begitu 😅
total 1 replies
Ita Xiaomi
Apakah Selena akan membantu Selina?
Seojinni_: Ya, nanti dia bantu Selina buat balas dendam 😎
total 1 replies
Ita Xiaomi
Nanamnya jgn ditepi jurang😁
Ita Xiaomi
Berasa nak nulis skripsi pula aku.
Ita Xiaomi
Aku suka penulisan kalimat-kalimatnya.
Seojinni_: terimakasih 😍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Seram ndak tuh anggota kelompok sang pangeran 😁
Yunita Widiastuti
nexxxt
Yunita Widiastuti
keren
Yunita Widiastuti
🐀🐀🐀🐀🐀🐀🐀🐀🐀
Yunita Widiastuti
🎂🎂
Yunita Widiastuti
nyawa dibalas nyawa
Yunita Widiastuti
kutu busuk dilenyapkan ..
Yunita Widiastuti
sedulure yg ilang po
Yunita Widiastuti
selene 2 the power
Yunita Widiastuti
tarung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!